Part 25

7.5K 882 386
                                    






Jaehyun memijit pangkal hidungnya, tiba-tiba saja kepalanya menjadi sangat pening dengan semua yang terjadi. Anaknya mengalami gangguan mental, dan anaknya yang lain tidak bisa di kendalikan. Belum lagi anak bungsunya yang bisa saja menjadi korban dari kedua kakaknya. Sungguh, menjadi seorang Jung Jaehyun benar-benar tidak mudah. apapun yang dilakukan pasti akan ada konsekuan yang tidak bisa dia bayangkan.

"Ketua Tuan muda David bersama tuan muda Mark. Mereka baru saja sampai rumah"

Jaehyun bisa mengambil napas lega, setidaknya anaknya baik-baik saja. Yang Jaehyun pikirkan adalah bagaimana cara menyembuhkan Mark. Tidak mudah menghadapi orang seperti itu, salah-salah bisa saja ada hal yang membuat dia bertambah parah.

"Hubungi Yeeun, cari tau apa yang dilakukan Jeno saat ini"

"Baik ketua"

Beranjak dari duduknya, Jaehyun bersiap untuk pulang. Terlalu berbahaya meninggalkan David terlalu lama bersama dengan Mark. Kini dia harus lebih hati-hati dengan anak sulungnya itu.

Sedangkan disisi lain Jeno sedang berdiri dengan malas bersandar di pagar kayu depan rumah, matanya melihat bagaimana kekasihnya itu berteriak histeris melihat bagaimana beberapa ular di depan sana sedang membelit mangsanya.

Mendecakkan lidah, Jeno hanya bisa menggelengkan kepala sambil ngebatin. Dia ingin masuk dan mengerjakan hal lain, tapi disisi lain dia juga tidak ingin meninggalkan Jaemin sendirian melihat beberapa ular itu, ya walaupun sekeliling Jaemin ada penjaga tapi hatinya masih resah.

"Boss"

Jeno menoleh, melihat Yeeun berdiri di sampingnya. Wajahnya terlihat begitu gugup saat ini.

"Ada apa?"

"Ketua ingin bicara"

"Aku malas menerimanya, kamu saja yang bicara" balas Jeno, matanya kembali melihat Jaemin di depan sana

"Aku tidak punya hak untuk itu boss, ini bukan urusan bisnis atapun urusan lain. Ini.." ada jeda dari ucapan Yeeun, dan dengan itu Jeno kembali menatapnya. "Ini Tentang Tuan Mark" Yeeun menunduk

Mengambil telpon yang di bawa Yeeun, Jeno mencoba untuk pergi darinya. Tapi gagal karena Yeeun menahannya.

"Tolong jangan bicara di dalam rumah, ketua tidak ingin orang lain tau. Terutama nyonya"

Jeno mengerutkan keningnya, merasa penasaran dia memilih untuk pergi ke samping rumah.

Dengan ragu Jeno kembali menghubungi Jaehyun. menunggu hingga panggilannya tersambung.

"Ada apa?" tanya Jeno datar

"Aku akan mengirimimu video. Buka dan lihatlah, tapi pastikan tidak ada orang yang tau."

"Baiklah"

Jeno sedikit berlari keruang kerjanya. Mengunci pintu dia duduk dan menyalakan komputer miliknya. Entah apa yang merasuki dirinya tapi kali ini dia begitu menurut pada Jaehyun, walaupun dia melakukannya tanpa sadar

Tak lama notif email dari Jaehyun sampai, dengan cepat Jeno membukanya.

Jeno mengerutkan keningnya saat melihat seorang dokter yang sedang menyetting sebuah kamera di meja, tak lama seseorang menghampirinya. Jeno tau dengan jelas orang itu. Dia Mark, kakaknya.

"Kak Mark" lirihnya

Menit berikutnya, dokter itu seperti sedang berbicara tentang sesuatu yang Jeno tidak paham. Mark yang duduk di depannya hanya bisa diam dan mendengarkan.

Mata Jeno membola saat mendengar apa yang di katakan Mark pada dokter itu.

"Jadi apa yang akan kamu lakukan, kamu tidak mungkin menyingkirkan semua orang yang ada di dekatmu kan?" tanya dokter itu

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang