Part 32

11.4K 1K 461
                                    







Duduk diam sambil melihat keluar jendela mobil adalah apa yang sedang Jeno lakukan saat ini. membiarkan sang istri menyetir dan sang anak yang sedang bermain di kursi belakang, Jeno hanya diam tak bersuara. Bahkan saat Jaemin dan Jiwon berbicara dia hanya acuh. Tidak terlalu peduli.

Tidak biasanya Jeno seperti ini, dan Jaemin tau jika mungkin saja Jeno masih ragu untuk kembali pulang. Tapi Jaemin yakin jika inilah waktu yang tepat untuk Jeno kembali.

Masalah bagaimana respon mereka nantinya, itu tidaklah penting. Yang terpenting bagi Jaemin adalah Jeno bisa berkumpul dengan keluarganya.

Tangan Jaemin meraih belakang kepala Jeno, membelainya dengan lembut hingga membuat Jeno menoleh padanya.

"Apa yang kamu pikirkan?"

"Bisakah kita pulang saja Na. Aku tidak siap"

"Ya kita memang akan pulang Jeno, pulang ke tempat asalmu."

Jeno hanya menghela napas, percuma saja mengubah apa yang ada di pikiran Jaemin. dia tidak akan pernah bisa.

Jaemin menghentikan mobilnya, sebelum turun dia menatap Jeno, tangannya menangkup wajah suaminya itu.

"Semua akan baik-baik saja Jeno. aku bersamamu" ucap Jaemin sedikit tersenyum, dan itu juga membuat Jeno tersenyum.

Membuka pintu, Jeno mengambil napas dalam, dia menunggu Jaemin yang mengendong Jiwon. Mengenggam tangan Jaemin, dia mulai masuk. Beberapa penjaga seperti menatap Jeno dengan tidak percaya. Bahkan ada beberapa dari mereka yang diam tak berkedip saat Jeno melewatinya.

"Tuan Muda" seru seorang pelayan

"Apa mereka di rumah?" tanya Jeno pelan

"Mereka ada di ruang tengah. Mari saya antar"

Jaemin memberikan senyum manisnya pada Jeno saat dia meliriknya. Mereka berdua mengikuti salah satu pelayan tadi. Sejenak Jeno melihat sekeliling, masih sama tidak ada yang berbeda. Mungkin hanya ada beberapa berang tambahan yang tersusun disini.

Jeno tidak tau apa yang sedang dia rasakan saat ini, yang jelas saat dia melihat Taeyong dan Mark yang duduk di depan sana dengan Jaehyun dan Haechan membuat dada Jeno begitu sesak. Bahkan pernapasan Jeno tidak stabil saat ini, dia hanya menghembuskan napas lewat mulut. Mengambil udara begitu banyak dan membuangnya kasar.

"Tuan, Nyonya"

Jaehyun dan Taeyong menoleh saat di panggil, begitu melihat siapa yang datang Taeyong membuka mulutnya. Matanya berkaca-kaca melihat siapa yang ada di depannya. Begitu juga dengan Mark.

Jeno tersenyum walaupun masih diam, Jaemin yang seperti sadar keadaan melepas ganggaman tangan Jeno, dia sedikit mundur dari samping Jeno bersama Jiwon di gendongannya

"Jeno"

Jeno memejamkan matanya saat Taeyong berlari dan memeluknya. Sekuat tenaga dia mencoba untuk tidak menangis saat ini juga. Membalas pelukan Taeyong, Jeno menenggelamkan wajahnya di pundak Taeyong.

Mereka berdua hanyut dalam keadaan. Tak ada yang berani menghampiri mereka berdua, bahkan Jaehyun ataupun Mark masih diam melihat bagaimana Taeyong memeluk Jeno.

Jayden yang tadinya ingin berlari kearah Jeno di tahan oleh Haechan. Dan sejujurnya Mark juga sangat ingin mendekati Jeno, tapi di urungkan. Dia memilih menunggu Taeyong.

Jeno merasa lega dan bahagia, tapi ada sisi lain dalam dirinya yang membuat rasa bersalahnya kembali muncul. Hilang begitu saja selama bertahun-tahun dan tidak memberi kabar membuat Jeno merasa menjadi anak yang buruk untuk Taeyong. bahkan setelah apa yang di lakukan Taeyong untuknya dia malah meninggalkan ibunya itu.

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang