La Vie en Rose - #47

3.6K 522 13
                                    

Setelah berkutat cukup lama di dalam toilet dan sadar jika ia tak membawa ponselnya, Sakura pun buru-buru keluar dari ruang kecil nan pengap dan sedikit pesing tersebut. Huh, menyebalkan sekali saat melihat remaja SMA yang menggunakan kamar mandi namun tidak memberishkannya dengan baik. Bahkan ibu-ibu di dalam sana sudah mengomel karena bau pesingnya yang menyengat, sungguh jorok. Tapi sebelum ia pergi meninggalkan kamar kecil, Sakura pun mencoba untuk meredakan emosi ibu tersebut dengan cara membersihkan salah satu bilik toilet yang mengeluarkan bau pesingㅡdengan cara menyiraminya dengan air tentunya.

Karena sedikit terburu-buru dan merasa agak gundah karena meninggalkan ponselnya di dalam tas, tak sengaja tubuh Sakura menabrak seseorang, membuat minuman yang dipegang oleh orang tersebut tumpah, mengotori sebagian lengan baju dan lantai cafe. Sakura terkejut, kemudian segera menggigit bibir dalamnya dan membungkuk sembilan puluh derajat. "Maafkan aku! Aku tidak sengaja!" Ucapnya dengan nada yang sedikit bergetar, paling takut jika harus dimarahi dan dimintai ganti rugi. Apalagi saat Sakura sadar jika wanita itu mengenakan pakaian branded yang harganya ratusan juta. Biasanya orang kaya di dalam drama selalu minta ganti rugi yang aneh dan tidak sepadan.

Merasa jika permintaan maafnya tidak ditanggapi, Sakura pun memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya. Agak aneh saat mendapati jika wanita paruh baya yang tadi sempat ia tabrak hanya diam melongo, memandangi dirinya dengan penuh ketidakpercayaan. "Maafkan... aku," ucap Sakura sekali lagi, membuat sang wanita paruh baya tersebut tersadar dan mengangguk pelan. Mendapati hal itu, Sakura pun akhirnya bisa bernafas dengan lega dan permisi untuk kembali ke tempat duduknya.

Tak melepas pandangannya, mata wanita paruh baya tersebut tetap tertuju kearah Sakura. Bahkan panggilan beberapa kali dari sang suami tidak ia hiraukan. "Ada apa? Apa yang kau lamunkan?" Tanya Tn. Han sembari memandangi wajah keriput istrinya. Sementara itu Ny. Han hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan, membuat Tn. Han penasaran dan akhirnya ikut melihat kearah pandangan yang tengah dilihar istrinya.

"Sayang, bukankah itu Sakura? Anak kita? Dia... baik-baik saja?" Sama halnya dengan sang istri, Tn. Han yang melihat itupun hanya bisa tercengo. Mata mereka tidak salah, yang mereka berdua lihat adalah anak kandungnya, Sakura. "Apakah ini mimpi?" Tanya Ny. Han, mencubit pipinya sendiri dan kemudian meringis sakit. Ini bukan mimpi! Yang berada di depannya adalah Sakura, anak kandungnya yang satu tahun lalu menghilang.

Masih ingat dalam ingatan, dimana saat itu Ny. Han mendapat sebuah pesan singkat yang berisi kalimat pendek dan juga satu foto. Dua hal yang membuat Ny. Han meraung-raung frustasi dan dibawa ke rumah sakit karena pingsan. Wajar, hati seorang ibu aka  tergores saat melihat anaknya terluka. Apalagi saat itu ia mendapat sebuah pesan gambar yang berisikan foto Sakura dengan kepala yang mengeluarkan darah, bibir membiru serta kulit yang putih pucat, dan wajah yang terluka. Ditambah lagi keterangan; Anakmu sudah mati. Mau menyusulnya ke Neraka?

Ny. Han tak dapat membendung air matanya lagi dan seketika langsung memeluk sang suami. Jika sampai terjadi sesuatu yang buruk pada anaknya yang tidak bersalah, Tn. Han tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri. Bagaimanapun, Tn. Han tahu jika banyak orang yang membenci sikapnya di masa lalu dan mulai membalaskan dendam. "Mereka boleh membunuhku. Tapi, jangan sakiti anakku yang tidak tahu apapun," gumam Tn. Han dengan dipenuhi oleh rasa bersalah.

Sementara itu, disisi lain, Sakura sudah tiba di meja tadiㅡtempat dimana ia dan Morgan mengobrol sambil menikmati kopi. Tanpa disadari juga, ternyata Morgan melihat pertemuan antara orangtua dan anak yang berlangsung singkat tanpa ada drama tersebut. Tapi uniknya, Morgan berpura-pura untuk tidak melihat semuanya dan tak mau menjadi seseorang yang di cap sok tahu. Lain halnya dengan Morgan yang kini tengah curi-curi pandang kearah Tn. dan Ny. Han yang tengah menangis, hal yang pertama kali Sakura lakukan adalah mengecek ponselnya. Siapa tahu ada pesan masuk atau panggilan masuk dari Jimin. Tapi senyuman itu luntur saat sadar jika dua hal tersebutㅡpanggilan dan pesanㅡtidak singgah di ponselnya sama sekali. Apa Jimin sesibuk itu sehingga tidak mengabarinya?

FANGIRL : La Vie en Rose [ PJM ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang