Bared The Secret (3)

1.7K 275 26
                                    

Annyeong!!!

Kangen Vanya nggak?

Vanya kangen kalian loh, kangen komentar kalian semua, karena komen kalian tuh bagaikan charger yang ngisi semangat Vanya buat nulis.

Komen yang banyak ya!

Check this out and happy reading 😊

.

.

.

.

.

"AAAAAAAAHHHHHHHH!!!!!!"

***

Sudah bukan rahasia lagi jika Felix berteriak karena hewan kecil bernama kecoa. Karena memang sejak dulu lelaki itu geli dengan hewan hitam tersebut.

Jadi, jangan salahkan Felix jika telinga kalian berdengung atau mungkin kalian akan mendadak panik jika lelaki itu sudah berteriak.

Semua hanya karena seekor hewan, kecoa.

.

.

.

.

.

Minho menatap Woojin tanpa ekspresi. Lelaki itu kemudian menunduk dan memainkan pisau yang berada dalam tangannya. "Tidak membunuh, hanya melukainya."

***

Minho tidak tau harus beralasan apa, pikirannya kacau. Jika ia mengatakan yang sebenarnya pada Chan dan Woojin, apa mereka akan percaya? Bahkan keduanya telah menuduh ia membunuh seseorang hanya karena ia memegang sebuah pisau berlumuran darah.

Jadi, Minho tidak yakin akan menceritakan semuanya.

Dan alasan bahwa ia hanya melukai orang, itu ia dapatkan secara spontan. Siapa yang tidak akan berpikir kalau ia tidak membunuh orang dengan melihat pisau ditangannya. Minho yakin first impression semua orang akan sama jika melihatnya.

Minho hanya bisa mengucap maaf, karena ia telah berbohong.

.

.

.

.

.

'Kalian semua pasti akan mati.'

***

Minho masuk ke dalam kamar mandi yang berada di sebelah kamarnya. Ia membiarkan pintu kamar mandi tidak tertutup rapat, entah kenapa. Minho mendekati wastafel di kamar mandi itu dan meletakkan pisau tersebut di wastafel dan mengalirkan air pada benda tajam tersebut.

Tiba-tiba, terdengar suara gaduh berasal dari luar jendela. Minho mematikan air yang mengalir pada keran wastafel dan meraih kembali pisau tadi. Ia mengarahkannya pada jendela, dirinya was-was, takut sesuatu yang buruk terjadi.

Tak lama, seorang gadis berambut panjang muncul dari balik jendela. Gadis itu, Jihyo, yang mengenakan masker, masuk ke kamar mandi lewat jendela tersebut dan terkekeh melihat Minho yang tampak terkejut. Walau Jihyo memakai masker, ia bisa mengenali tatapan licik dari gadis itu.

"Halo, Minho... Kita bertemu lagi, dan untungnya dirimu di sini, aku tidak perlu mengotori cermin di belakangmu itu dengan darahku sendiri. Akan lebih baik, jika ditulis dengan darahmu."

Jihyo berjalan mendekat ke arah Minho. Otak Minho merespon bahwa dirinya akan berada dalam bahaya. Lelaki itu mencoba menggertak. "Jangan mendekat, Noona! Aku bersenjata, aku tidak ingin melukaimu!"

"Huh? Tidak ingin melukaiku? Tapi, aku sangat ingin melukaimu." Jihyo merebut pisau dari tangan Minho dengan cekatan dan mengarahkannya pada perut kiri Minho.

JLEB!

Minho bahkan tidak sadar ketika pisau itu menancap pada perutnya. Ia hanya merasakan perih, selebihnya ia hanya melotot ke arah Jihyo yang kini menadahi darah yang menetes dari perut Minho dengan tangannya.

Gadis itu berjalan santai ke arah cermin dan mulai menulis di sana. Setelahnya, Jihyo kembali mendekati Minho dan menepuk-nepuk pipi lelaki itu. Jihyo mendekat dan membisikkan sesuatu.

"Ayolah, balaskan dendamu bersama kami."

"Tidak akan," desis Minho mendorong Jihyo yang langsung jatuh dan menimbulkan suara berisik.

Dan suara itulah yang Jeongin dengar dari depan kamar mandi.

Jeongin yang tanpa pikir panjang langsung membuka pintu, dan mendapati bahwa seseorang jatuh di lantai kamar mandi serta Minho yang tengah mencabut pisau dari perutnya. Mata Jeongin bergulir dari Minho ke arah tulisan di cermin kamar mandi.

"Hyung..." lirih Jeongin, membuat kedua manusia beda gender itu menoleh. Jihyo tersenyum licik di balik maskernya, sementara Minho tampak panik dan khawatir pada Jeongin.

Jihyo berdiri dan merebut pisau di tangan Minho, sekali lagi. Gadis itu berjalan mendekati Jeongin yang kini ketakutan. Minho segera beraksi mendekat ke dua orang itu. Tepat saat Jihyo akan menghunuskan pisau pada Jeongin, Minho menghadang. Jadilah, ia terkena tusukan pisau itu sekali lagi. Menyebabkan lukanya semakin dalam. Darahnya mengenai wajah Jeongin yang langsung shock dan pingsan di tempat.

.

.

.

.

.

Minho yang berdiri di dekat jendela dengan pisau yang berlumuran darah segar tergenggam erat di tangannya.

***

Jihyo menggeram marah, gadis itu akhirnya menyerah untuk saat itu. Ia pun berlari ke arah jendela dan kabur. Minho mengejarnya sembari menahan sakit, namun hanya sampai di perbatasan jendela. Minho melongok ke bawah. Jihyo sudah tidak tampak dimana pun. Minho terperangah, gadis itu cepat sekali menghilangnya.

Perlahan Minho mencabut kembali pisau dari perutnya dan menggenggam benda tajam itu erat.

Bertepatan dengan Seungmin yang berteriak. Dan tidak lama setelahnya, teman-temannya berdatangan.

.

.

.

.

.

Begitulah ceritanya gengs, udah kejawab kan?

Di atas adalah kronologi kejadian yang terjadi di kamar mandi.

Semoga menjawab rasa penasaran kalian yaaaa...

Vanya nanya terus okay?









































Kalian lebih suka Vanya buatin Prequel atau Sequel?

𝕷𝗶𝗳𝗲 𝗼𝗿 𝕯𝗲𝗮𝗱 ❪ 𖥻𝒔𝒌𝒛 ❫ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang