Special Chapter 3

7.8K 795 228
                                    







"Mama~"

Jaemin yang sedang menyiapkan susu untuk Twins menunduk saat merasakan tarikan di ujung bajunya. Keningnya berkerut saat melihat mata bulat anak pertamanya basah, meletakkan botol susu di meja Jaemin berlutut untuk menyamakan tinggin badannya

"Ada apa Wonnie?"

Jiwon mendekat, meraih tubuh Jaemin dan memeluknya. Menangis kencang di ceruk leher ibunya. Jaemin hanya bisa diam, tangannya kini mengambil tubuh Jiwon dan mendudukkan di pangkuanya. Tangan kirinya menepuk pelan punggung Jiwon sedangkan tangan kanannya sibuk meracik susu untuk twins. Sesekali Jaemin menciumi kepala Jiwon, mencoba untuk sedikit menenangkan.

"Nyonya butuh bantuan?" tanya seorang pelayan

"Tidak perlu,kamu urus saja yang lain. Aku bisa mengatasinya" balas Jaemin ramah

Tentu saja Jaemin sudah terbiasa dengan hal seperti ini, walaupun tanggung jawabnya tambah twins tapi dia masih bisa mengurus 3 anak dan suaminya. Jeno yang kini memperkerjakan beberapa pelayan dirumah ini hanya bertugas untuk membersihkan dan merawat rumah. Urusan 4J itu Jaemin yang menangani.

Oh iya, tanggung jawab Jaemin bertambah lagi karena semingu ini Jayden ada di rumahnya. Entah ada apa dengan keponakannya itu, tapi Jayden tidak ingin pulang. bahkan Haechan harus rela bolak-balik rumah hanya untuk sekedar melihat Jayden. Kadang saat Mark tidak begitu sibuk mereka berdua juga ikut menginap.

Jiwon sudah mulai tenang saat ini, tapi dia masih memeluk Jaemin dengan begitu erat. mengusap wajahnya didada Jaemin.

Selesai membuat susu, kini Jaemin menangkup wajah kecil Jiwon. Tangannya dengan lembut membersihkan sisa airmata dan ingus Jiwon. Menciumi pipi gembil Jiwon dengan gemas.

"Katakan pada Mama apa yang terjadi?"

"Kak Jay jahat Ma"

Airmata Jiwon sudah berhenti mengalir, tapi masih ada sisa air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

"Apa yang kak Jayden lakukan?"

"Kak Jay membentak Wonnie. Huwaaa"

Tangis Jiwon pecah, dia kembali menangis dengan keras saat mengingat bagaimana Jeyden tadi membentaknya. Jiwon merasa sakit hati dengan perlakukan Jayden tadi padanya. belum lagi ini adalah pertama kalinya Jayden membentaknya.

"Cupcup, mungkin kak Jayden tidak sengaja. Jangan seperti ini ya, nanti kalau Papa tau dia bisa marah dengan kak Jay. Kasian nanti kak Jay."

"Mama tidak sayang sama Wonnie, Mama lebih sayang Kak Jay"

Jaemin hanya bisa mengedipkan matanya. Sepertinya dia salah berkata saat ini. tangis Jiwon semakin kencang manakala Jaemin memeluknya.

Apa mungkin Jiwon mulai cemburu dengan kehadiran twins, karena semenjak 5 bulan ini Jiwon selalu bersikap berlebihan dan manja. Baik itu dengannya atau dengan Jeno, kadang Jiwon juga akan begitu manja dengan Jayden dan David.

Jaemin jadi ingat saat bulan lalu ketika twins demam karena habis imunisasi, Jiwon menjadi begitu manja padanya. hingga dia sedikit kuwalahan menghadapinya. Belum lagi twins yang deman. Saat itu memang ada Jeno dan beberapa pelayan yang membantunya, hanya saja Jiwon benar-benar tidak mau berpisah dengannya, dan Jihun yang terus sana menangis tidak suka di gendong orang lain.

"Bukan seperti itu sayang, ya sudah kita ke kamar ya. Mama akan memarahi Kak Jayden"

Jiwon mengangguk, melingkarkan tangannya di leher Jaemin saat ibunya itu membawanya dalam gendongan. Tak lupa Jaemin membawa dua botol susu di tangannya.







My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang