- AZ 26 -

8.6K 388 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabaratuh semuaa!!

Cieee, hari ini aku triple update wkwk. Gak perlu prakata di chapter ini, langsung aja yaa.

SELAMAT MEMBACA!!

Layaknya hujan yang setiap tetesnya merupakan berkah cinta-Mu, begitu pun setiap hal yang terjadi dalam hidup kami juga merupakan bentuk sayang-Mu pada kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Layaknya hujan yang setiap tetesnya merupakan berkah cinta-Mu, begitu pun setiap hal yang terjadi dalam hidup kami juga merupakan bentuk sayang-Mu pada kami.

- A ¢ Z -

✿✿✿

Esoknya, Zahra sudah diperbolehkan untuk kembali masik kampus. Meskipun mendapatkan banyak wejangan sebelum berangkat, Zahra tetap bersyukur masih diberi kesempatan untuk melanjutkan studinya.

Mengenai kedatangan Naura dan kedua orangtuanya kemarin, masih menjadi pikiran utama dalam otaknya. Namun, mengingat saran dari dokter Wanda, membuat Zahra berusaha tak terlalu berfokus pada hal itu melainkan pada kondisinya agar tidak drop.

"Ra, kamu mau makan apa?" Zahra tersadar dari lamunannya saat mendapat pertanyaan dari Fitri yang berada di sebelahnya.

Siang ini, kedua gadis itu sedang berada di cafe yang berada tepat di depan kantor Yusuf, kakak kedua Zahra. Setelah kelas terakhir mereka selesai, Yusuf tiba-tiba menelpon Zahra dan mengatakan jika supir sudah berada di depan fakultasnya.

Awalnya Zahra bingung, tapi setelah Yusuf mengatakan jika ada sesuatu yang ingin dikatakannya, sekaligus istrinya ingin melepas rindu pada Zahra. Akhirnya, dengan ditemani Fitri, Zahra memilih untuk menunggu di cafe yang sudah ia tetapkan menjadi tempat pertemuan keempatnya.

"Aku pesen kentang goreng sama orange juice dulu aja, Fit. Nanti makan beratnya kalau bang Yusuf sama kak Fatimah sudah datang," jawab Zahra.

Fitri mengangguk paham. Kemudian gadis itu memanggil waiters dan memesan minuman dan makanan ringan terlebih dahulu. Setelah waiters tersebut pergi, keduanya mengobrol ringan membahas tentang beberapa hari perkuliahan tanpa Zahra.

Di tengah obrolan, Zahra menyadari jika raut wajah Fitri terlihat resah. "Fit, kamu teh kenapa mukanya kayak gak nyaman gitu?" tanyanya.

Ditanyai seperti itu membuat gerak gerik Fitri semakin terlihat jelas. Fitri tersenyum kaku sebelum menjawab pertanyaan Zahra. "Aku teh kebelet, Ra. Tapi gak mau ninggalin kamu sendiri. Udah trauma aku ninggalin kamu, takut kamu hilang lagi."

"Ya ampun, Fit. Kalau kebelet mah ke toilet. Aku gak papa ditinggal bentar doang, lagian kemarin kan karena aku yang nolongin Naura karena kasihan dia hamil besar tapi sendirian. Jadi gak papa," ujar Zahra mencoba meyakinkan Fitri.

Bukannya tenang, Fitri menggeleng keras. "Enggak mau, Ra. Kamu teh gak lihat gimana aku nangis kejer karena gak nemuin kamu, aku gak mau gitu lagi," bantah Fitri kekeuh.

AMZAH [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang