Special Chapter 4

7.4K 770 103
                                    






Wajah bulatnya terlihat tidak begitu senang, sangat berbeda dengan semua orang yang ada di depannya. Bibir kecilnya maju beberapa milimeter, alisnya menekuk. Tangan kecilnya sibuk meremas tangan boneka beruang yang ada di palukannya.

Matanya kini melihat ke arah kanan, menemukan 3 orang yang sedang asyik bermain kartu. Tak lama matanya melihat ke arah kiri, ada 3 orang dewasa dengan 1 anak kecil yang sedang asyik berbicara tanpa memperdulikannya. Dan kini matanya menatap ke depan, melihat kedua kakaknya yang bermain dengan adiknya.

Jayden dan David sibuk bermain dengan Jian yang mulai belajar tengkurap. Mereka bedua berasa disisi kanan dan kiri Jian untuk melindungi agar kepalanya tidak terbentur saat belajar tengkurap. Sedangkan Jiwon hanya bisa melihat itu dengan kesal,

Jihun sedang bersama Mama, tante dan Granny-nya. Sedangkan Papanya sedang sibuk bermain kartu dengan Om dan juga Granddad-nya. Jadi yang Jiwon lakukan saat ini hanyalah meremas-remas boneka beruangnya. Tidak suka dengan situasi dimana dia di abaikan seperti ini.

Masih di acuhkan dari Jayden dan David, dia memilih untuk berdiri dan berjalan ke arah lain. Meninggalkan boneka kesayangannya tergeletak begitu saja. Dia sepertinya sudah terlanjur kesal dengan kedua kakaknya yang tidak memperdulikannya itu.

Kaki kecilnya berjalan mendekati Papanya. Jeno yang fokus pada kartu di depannya bahkan tidak sadar jika anaknya mendekati, hingga Jiwon tiba-tiba langsung naik ke pangkuan Jeno. menelusupkan wajahnya di kaos Jeno dan tangan kecilnya menutup dirinya dengan kemeja Jeno yang memang tidak di kancingkan.

Sedikit terkejut dengan apa yang di lakukan Jiwon, Jeno melihat kearah lain. Memastikan jika apa yang terjadi pada Jiwon sana dengan apa yang dia pikirkan.

Dan benar saja, Jeno dapat melihat jika Jayden dan David sedang bermain dengan Jian. Sedangkan Jaemin sedang bersama Jihun.

Meletakkan kartu di tangannya, Jeno menyandarkan punggungnya. Memeluk Jiwon dan mengelus kepalanya. sesekali dia menciumi kepala anaknya itu.

"Ada apa dengannya?" tanya Mark

Jeno memberi jawaban dengan kode, menunduk Jayden dan David yang ada di karpet.

"Wonnie kesal ya?" tanya Jaehyun

Jiwon masih diam, masih menelusupkan wajahnya di dada Jeno. Jeno hanya tersenyum saat Mark dan Jaehyun menatapnya.

"Apa dia sering seperti itu?" tanya Jaehyun

"Ya, dia memang sering seperti ini semenjak twins lahir." Balas Jeno, tangannya mengelus kepala Jiwon lembut.

"Kurasa dia bisa tanpa Jaemin tapi tidak bisa jika tanpamu Jen" sahut Mark

"Sepertinya"

Jeno menghentikan elusannya saat Jiwon mulai menegakkan tubuhnya. Kini dia berbalik dan bersandar lagi di dada Jeno. tapi matanya kini menatap Jaehyun. tiba-tiba saja Jiwon tersenyum lucu saat Jaehyun juga menatapnya.

"Granddad, Bisakah Wonnie dapat keledai?" ucapnya lucu

"Hem" Jaehyun sedikit tidak paham dengan apa yang di katakan Jiwon, dia melirik kearah Mark dan Jeno. tapi kedua anaknya hanya menatap Jaehyun dengan tatapan 'iyain aja'

"Keledai, Wonnie ingin keledai?" tanya Jaehyun

Jiwon mengangguk antusias, wajah yang tadi cemberut kini tersenyum penuh harap.

"Tapi dimana mencari keledai Wonnie?" tanya Jaehyun lagi

Wajah Jiwon berubah murung lagi, kini wajahnya melihat kearah Jeno. Jiwon mengerucukan bibirnya.

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang