Aku Jatuh Cinta

1.5K 155 73
                                    

Cinta karena cinta
tak perlu kau tanyakan
cinta datang tanpa alasan dan bertahta.
Cinta karena cinta
jangan tanyakan mengapa
tak bisa jelaskan, karena hati ini telah bicara.

Judika

Cinta karena cinta.

"Aku minta maaf." Kata Ardan yang pagi-pagi sudah datang ke rumah Jenny.

"buat apa?" jawab Jenny ketus, jika tahu yang datang adalah Ardan, dia tidak akan bangun dari tempat tidurnya dan membukakan pintu untuk Ardan.

"Ya, buat sesuatu yang mungkin sudah menyakiti kamu."

"Ih, gak jelas banget. Aku sibuk, kamu pulang aja sana!" kata Jenny dengan judes.

"Tapi kamu maafin aku kan?"

"Iya-iya oke. Tapi please, mulai sekarang gak usah ganggu hidup aku lagi, semua urusan kita udah selesai, terima kasih atas kerjasamanya. Kamu bisa pulang sekarang!"

"Aku tahu dari dulu kamu wanita kesepian, aku gak tahu kenapa Bang Aris gak bisa jatuh cinta sama kamu. Kamu cantik, baik, walaupun kamu kadang menyebalkan. Aku gak tahu banyak tentang kamu, tapi aku tahu pasti menyakitkan melihat laki-laki yang kamu suka, hidup bahagia berasama sahabat kamu sendiri."

Jadi intinya dia mau ngucapin belasungkawa sama gue ya.

"Ya, urusan kita sampai di sini saja. Kamu boleh bersikap seolah tak mengenal aku, jika nanti kita bertemu diluar. Semoga kantor kamu sukses, dan semoga kamu juga bisa bahagia." lanjut Ardan yang tiba-tiba membuat Jenny sedih, Entahlah, tiba-tiba hatinya seperti tertusuk sesuatu.

Ini kalimat perpisahan.

"Aku pulang, ya." Jenny hanya berdiam diri ketika Ardan berpamit untuk pulang, sampai Jenny tersadar jika Ardan sudah benar-benar pulang. Air matanya keluar begitu saja, rasanya sedih seperti ditinggalkan kekasih, padahal dia dan Ardan tidak memiliki hubungan apapun, Ardan hanyalah klien Jenny. Ardan bukan teman, saudara atau pacar Jenny. Tapi kenapa rasanya perih sekali.

Aku sudah jatuh cinta.

Kenapa terjadi lagi, cinta tak terbalas. Di mana cinta sejati sebenarnya? Apa mungkin Tuhan menciptakan dia untuk sendiri.

Jenny menghapus air matanya, "Ini belum terlalu dalam, gue pasti bisa melupakan Ardan." Ucapnya pada dirinya sendiri.

.....

Janny menatap kosong layar monitornya, sudah seminggu berlalu, dia tak pernah lagi berjumpa dengan Ardan. Harusnya hidupnya kembali normal seperti dulu, tapi yang dia rasakan sekarang berbeda. Seperti hampa, membosankan, jenuh dan ada sedikit rindu jika ingat memori tentang Ardan.

Ardan yang menyebalkan, Ardan yang membuatnya emosi, hampir setiap hari ada saja yang membuat Jenny penasaran dengan Ardan. Dia bahkan sampai saat ini belum mengetahui apa alasan Ardan mau menikahi Kania. Jika mengingat nama Kania, membuatnya malu seketika, manamungkin dia merebut calon mempelai laki-laki dari kliennya sendiri.

Gue pun kalau jadi Kania bakal benci banget sama gue.

"Jen, makan diluar yuk!" ajak Febri yang tiba-tiba muncul.

"Males, Feb"

"kenapa sih, akhir-akhir ini, lo jadi gak semangat gitu, ada masalah?"

"Gak ada, serius."

"Oke, pokoknya kalau ada apa-apa lo cerita ya, eh, nanti gue mau sekalian nganter fotonya Clara ke kantornya Ardan, jadi mungkin gue nanti baliknya lama."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oh, My JennyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang