Twelve

65 15 3
                                    

"You are the person that I waiting for."
...



  Jihoon kembali lagi ke kamar kamu tapi niatnya terbuyarkan karena dihadang sama Sehun.

"Tadi dokter ngomong apa? (y/n) kenapa? " -  Sehun bukan bihun bukan mihun.

"Mending lo minggir dulu, gue mau ketemu sama (y/n)." - Ucap Jihoon dan langsung melanjutkan jalannya dan sedikit menyenggol bahu Sehun.

Sehun menghela nafas dan mengikuti Jihoon dari belakang. Pas sampe depan kamar kamu, Jihoon yang ngerasa diikuti langsung nengok ke belakang.

"Lo tunggu disini dulu, gue mau ngomong 4 mata sama (y/n) dan lo ga perlu tau"

***

Kamu kaget pas ngeliat ada Jihoon disitu dan masih males banget buat ngomong sama dia.

Cemburu? Tapi kamu merasa ga punya hak untuk itu.

Yang pasti kamu kesel banget sama dia karena kamu ngerasa jadi boneka nya dia.

Tapi kamu ga tau kenapa rasanya sampai kayak gini, padahal cuman sebentar waktu yang dibutuhkan Jihoon sampai dia nembak kamu saat itu.


It's like he is the person that I waiting for


Jihoon tersenyum kepadamu dengan senyuman manisnya yang selama ini kamu rindukan. Senyuman yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata. Senyuman yang sangat tulus dari seorang Jihoon. Wait, kamu merindukan senyuman ini?

Kamu ngerasa pernah melihat senyum itu sebelumnya.

Have been we met before?

Setiap mengingatnya kepala kamu menjadi pusing. Rasanya seperti ingatan itu tidak boleh teringat lagi.

Jihoon duduk di sebelah ranjang kamu dengan kursi yang telah disediakan oleh rumah sakit.

Dia terus memandangimu dengan tatapan takut? Kenapa dia takut?

Tidak ada suara diantara kamu dan dia hingga akhirnya Jihoon berdehem untuk memulai pembicaraan.

"(y/n), lu inget? "

Tidak ada respon dari kamu dan kamu tidak berani melakukan kontak mata yang membuat semua orang takluk dengannya.

"(y/n), gue minta maaf atas kejadian 2 tahun yang lalu."

Kamu berpikir sejenak dan mencoba memahami apa yang dikatakan oleh Jihoon. Lagi-lagi kepala kamu terasa sakit, tapi kamu menahannya. Kamu masih diam tak merespon dan menantikan kelanjutan dari perkataan Jihoon tadi.

"Karena gue lu jadi gini, "

"Maaf udah ninggalin lu setelah kecelakaan itu,"

Ha? Kecelakaan?

Kata-kata itulah yang menjadi pertanyaan dipikiran kamu saat ini. Apa maksud Jihoon?—

Argh

Sakit itu muncul lagi, tapi yang ini lebih sakit daripada sebelumnya. Rasanya kepala kamu ingin pecah. Dan pandangan kamu tak beraturan begitupun nafas yang kamu rasakan saat ini.

Hingga akhirnya sangat berat untuk membuka mata, setelah beberapa panggilan nama kamu, mata kamu terpejam dengan sempurna.








Vomment or Unpub?
Untuk yang sider, saya ga suka_-

Agak baku dikit:)

Special People ¦¦ Park Jihoon X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang