EPILOG

2.6K 158 9
                                    

Memang seperti itu, takdir Allah yang tak pernah diduga-duga. Dua insan yang sudah dalam keputus asaan karena tak dapat bersatu, karena kecintaan mereka pada Allah maka Allah persatukan mereka dengan caranya yang begitu mengejutkan.

Harapan Azzam semenjak telah menikah dengan Savierra yang pertama adalah ia ingin memberi Savierra sebuah rumah. Rumah yang nantinya akan ditinggali keluarga kecil mereka. Belajar membina rumah tangga sendiri tanpa merepotkan orang tua ataupun mertua. Meskipun ia harus mendahulukan membeli mobil untuk kepentingannya bekerja.

Dan saat ini, impiannya nyata. Berkat kerja keras Azzam yang bekerja sebagai dosen, ia mampu memberi Savierra hadiah berupa rumah yang tak ternilah harganya. Ya, mewah. Niatnya bukanlah untuk menghambur-hamburkan uang. Tapi Azzam ingin memberikan yang terbaik untuk Savierra selagi tak ada pemisah di antara mereka.

"Kak Azzam pake tutup-tutup mata segala. Emang mau kemana sih?" Ucap Savierra yang memegangi matanya.

Azzam tersenyum, ia masih fokus mengendarai mobilnya. "Nanti juga tau Sya."

"Nggak usah pake tutup-tutupan dong, biar langsung kelihatan."

"Nggak suprise dong kalo gitu."

Savierra menghela nafas panjang. Dalam hatinya ia bertanya-tanya, surprise seperti apa yang akan Azzam berikan padanya.

Hingga akhirnya, mobil Azzam memasuki salah satu komplek perumahan di Surabaya. Mesin mobilnya berhenti tepat di depan rumah bernuansa putih dan biru muda.

"Kok berhenti?" Tanya Savierra.

"Udah sampe Sya."

"Boleh dilepas ya tutup matanya,"

"Eh belum. Sabar. Dikit lagi kok."

"Kak Azzam ih."

"Tunggu ya, Kak Azzam bukain pintu."

Savierra turun dari mobil. Azzam memapahnya menuju halaman rumah. Baru setelah itu, Azzam akan membuka penutup mata yang dipakai Savierra.

"Udah siap? Kak Azzam buka ya?"

Savierra mengangguk semangat kala Azzam mengatakan hal tersebut. Lantas dengan lembut Azzam membuka penutup mata Savierra. Mata yang tadinya terpejam karena gelap, perlahan terbuka dan mulai berbinar.

"Masya Allah," Ucap lirih Savierra ketika ia menangkap pemandangan rumah begitu mewah di hadapannya

"Suka?" Tanya Azzam.

"Rumah siapa nih kak? Rumah temennya Kak Azzam ya?"

"Iya. Rumah temen hidupnya Kak Azzam."

"Temen hidup?"

"Iya, kamu. Ini rumah kamu, rumah aku, rumah kita."

Savierra benar-benar tak menyangka. Mendadak hatinya dipenuhi rasa haru. Matanya berbinar indah menatap sang suami yang juga tersenyum menatapnya.

"Ini, beneran?"

Azzam membawa Savierra dalam pelukannya. Seraya membelai lembut kepala Savierra yang tertutup khimar panjang.

"Beneran. Gimana? Kamu suka nggak?"

"Suka banget."

"Rumah impian ya?"

"Kok tau?"

"Apa sih yang Kak Azzam nggak tau dari kamu."

"Makasih banyak Kak Azzam. Makasih makasih makasih. Keisya seneng banget."

"Sama-sama. Mau masuk?"

Savierra mengangguk. Lantas Azzam menggandeng tangannya dan berjalan masuk menuju rumah baru mereka.

Sepertiga Malam TentangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang