Part. 8 - Jawaban (END)

223 26 7
                                    

"Kan udah saya bilang, Bu. Saya bukan tipe orang yang gampang takut, dari tadi saya diem karna penasaran sama ceritanya aja. Lagian ini tuh pagi, matahari bersinar terang. Kalo mau bikin suasana horor, paling nggak harus tutup pintu sama jendela dulu biar gelap." Jenny tertawa kecil lalu meminum teh yang sudah mulai kehilangan panasnya. Ibu Kos hanya tersenyum setuju dengan yang apa dikatakan oleh gadis muda itu.

"Yaudah kalo gitu kita lanjut aja ceritanya."

"Langsung lanjut, Bu."

"Pas dibuka, nggak ada siapa-siapa di depan pintu. Terus bak sampah juga tebalik, sampahnya udah kemana-mana. Habis ngeberesin bak sampahnya, dia mikir ini pasti ulah temen-temennya. Jadi besoknya dia tanya, dan ternyata nggak ada satu pun yang keluar waktu malam itu. Karna di luar emang lagi dingin berangin, jadi kebanyakan yang lain udah tidur duluan."

"Jadi apa dong? Kenapa bisa ada suara ketokan padahal nggak ada yang ngetok?"

"Simple. Itu suara sapu yang digantung di deket pintu."

"Sapu?"

"Malam itu pas banget Ibu lagi lewat di depan kosannya Jennie, Ibu berhenti pas denger ada suara ketokan itu. Suara pertama Ibu nyari dari mana asal suaranya, pas suara kedua Ibu nyadar kalo itu suara sapu yang ketiup angin terus kena pintunya Jennie. Yaudah Ibu turunin sapunya biar nggak bunyi lagi, habis itu Ibu lanjut jalan lagi. Mungkin pas Ibu pergi bak sampahnya kena angin kenceng jadi tebalik, saat itulah Jennie keluar."

"Ahh ... bahkan sebenernya tuh sederhana sekali. Yang dikiranya aneh-aneh ternyata cuman efek suara dari sebuah benda mati bernama 'sapu', yang bahkan dia sendiri nggak bisa gerak kalo malam itu nggak ada angin-angin kenceng itu." Jenny memandang jam hitam bundar yang menempel di dinding rumah Ibu Kos.

"Kamu udah mau berangkat ya?" Ibu Kos melirik jam dinding, "udah lumayan lama sih dari tadi kita cerita-cerita. Nggak kerasa udah jam segini aja."

"Masih panjang nggak sih ceritanya, Bu? Kalo panjang kita lanjut nanti lagi aja."

Ibu Kos membuka lagi catatannya, matanya mengamati dengan serius, "Nggak kok, tinggal satu kejadian lagi ini. Kejadian yang terjadi waktu Jennie upload episode ­ke-6."

"Oh yaudah. Kalo tinggal satu terusin aja ceritanya, biar langsung selesai hari ini." Jenny yang tadinya sempat berdiri, langsung kembali menempati tempat duduknya.

"Oke, sekarang kejadian yang terakhir. Episode ke-6, ini kejadian yang bisa dibilang paling parah sih. Kalo kamu nggak tau kejadian sebenernya kayak apa, kamu juga mungkin akan seketika ketakutan, karena merasa diteror."

"Serius? Emang kayak apa sih?"

"Di suatu sore, setelah lelah seharian dengan aktifitasnya di kampus. Jennie akhirnya sampai di depan kosan dan bergegas membuka pintunya yang terkunci untuk masuk. Tapi dia kaget setelah membuka pintu, kamu tau kenapa?" Ibu Kos menghentikan penjelasannya sejenak, membuat Jenny semakin penasaran saja.

"Sesuatu yang besar terjadi?"

"Di dalam kosannya berantakan," sambung Ibu Kos.

Mata Jenny seketika membuka lebar, kedua alisnya serentak terangkat. "Kenapa? Kok bisa? Kali ini ada orang yang bener-bener masuk?"

"Nggak ... nggak, sebelumnya kamu jangan ngebayangin berantakan yang super kacau gitu, jangan. Berantakannya tuh nggak terlalu kacau, tapi sudah cukup untuk bisa bikin orang mikir kalo ada yang sengaja ngelakuin itu. Ngerti, kan?"

Kepala Jenny menengadah menatap langit-langit rumah Ibu Kos, ia mencoba membayangkan situasi dan kondisi pada saat itu. "Aahh ... iya, iya. Saya udah dapet bayangannya."

Silent Reader : The Improper JennieWhere stories live. Discover now