delapan

12.4K 2.2K 169
                                    

Seperti biasa, Sehun menunggu Miu datang hari ini. Gadis itu biasanya datang pukul tujuh tepat, tetapi Sehun ingin menunggunya walau sekarang baru pukul setengah tujuh. Ia hanya ingin bertemu dengan gadis itu lebih cepat. Itu saja.

Ia mendudukan diri di sofa ruang latihan, membuka ponselnya untuk menghubungi Miu tetapi kemudian teringat jika ia sama sekali tak punya nomor gadis itu. Sehun menghela napas dan akhirnya malah menatap layar ponselnya dengan latar belakang foto diri Miu. Bukan ia yang mengganti latar ponselnya. Itu kerjaan Miu.

Sehun tak tahu sudah berapa banyak potret wajah gadis itu di dalam galerinya. Gadis kurang ajar itu selalu berswafoto ria dengan ponsel Sehun yang tidak dipassword, kemudian mengganti latar ponselnya dengan foto dirinya. Meski Sehun mengganti foto gadis itu dengan latar yang lama, Miu pasti menggantinya lagi ketika ia datang. Dan anehnya, Sehun sama sekali tak berkeinginan mempassword ponselnya atau menghapus foto Miu yang membuat galeri fotonya penuh.

Ia tersenyum kecil ketika menatap foto Miu yang terbaru (yang saat ini juga menjadi latar ponselnya). Foto itu diambil baru-baru ini, ketika gadis itu datang membawa pedang kayu minggu kemarin. Miu memasang wajah aneh di foto itu, tetapi Sehun menyukainya. Ia bisa menertawakan wajah jelek Miu jika suasana hatinya memburuk.

"Apa dia selalu bertingkah konyol begini?" gumam Sehun sambil menatap wajah gadis itu di foto.

Kemudian, ia teringat jika Miu pernah tersenyum dengan sangat manis (yang bukan gayanya sama sekali) saat bersama dengan seorang pria di On Shape. Kalau tidak salah ingat, pria itu bernama Jonghyun. Sehun menarik napas perlahan, dalam hati bertanya-tanya apakah Miu bersikap seperti itu juga pada pria bernama Jonghyun itu? Gadis itu cenderung bersikap konyol dan aneh pada semua orang. Mungkin Sehun saja yang terlalu besar kepala dan merasa Miu memperlakukan dirinya lebih istimewa.

Tangannya bergerak menggeser foto-foto di galerinya untuk melihat semua foto aneh Miu, sampai ia menemukan satu foto yang ia sukai. Gadis itu tidak memasang ekspresi apa-apa di sana. Ia hanya menatap kamera dengan satu tangan menopang pipi. Cantik sekali. Sehun tertawa kecil, mengelus foto itu dengan ibu jarinya dan tanpa sengaja ia menggeser foto Miu ke foto Yoona.

Itu adalah foto terakhir Im Yoona di ponselnya dan ia masih tidak sanggup menghapus foto wanita itu. Masih ada beberapa foto lainnya dan saat Sehun melihatnya, ia merasa hampa. Rasa sakitnya memang masih ada tapi rasa hampanya terasa lebih kuat. Ia menekan foto wanita itu lama dan menghapusnya tanpa berpikir panjang. Dan pria itu berakhir menghapus semua foto Yoona yang tersisa hingga hanya swafoto Miu yang memenuhi galerinya.

Sehun mengerjap ketika menyadari jika ia ternyata bisa menghapus foto wanita yang sangat ia cintai itu dengan mudahnya. Bahkan tidak ada rasa sesal ketika foto itu menghilang. Tidakkah ini aneh? Padahal, ia masih merasa sakit setiap ia teringat pada wanita itu sebelumnya. Yah, sebelumnya yang dimaksud Sehun itu sudah beberapa bulan yang lalu. Ia tak ingat juga kapan. Yang pasti, sejak ada Miu, ia sudah mulai melupakan Yoona sedikit demi sedikit tanpa siapapun ketahui.

"Apa sebenarnya aku sudah melupakannya?" gumam Sehun pada dirinya sendiri tak yakin.

Ia tak merasa sedih ketika menghadiri pernikahan Yoona kemarin, atau saat mereka bertemu di COEX. Canggung iya, tetapi tidak dengan sedih. Mungkin lebih pada kecewa ketika mengetahui jika ia mencintai wanita itu dengan sia-sia.

"Kau sedang lihat apa? Video porno?"

Sehun terperanjat, hampir menjatuhkan ponselnya ketika Miu tiba-tiba masuk ke ruang latihan. Ia buru-buru mengembalikan ponselnya pada posisi semula, menatap Miu yang baru datang dengan wajah datar.

"Berapa kali kubilang supaya kau mengucapkan sesuatu seperti salam saat masuk kemari?" tanya Sehun sebal sambil menatap Miu yang kelihatan tak peduli seperti biasanya.

Through The MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang