5. Dia kembali

220 61 16
                                    

Bertemu denganmu menyadarkanku bahwa cinta itu ada, namun terasa menyakitkan

***

Author

Keesokan harinya, Melanie datang ke sekolah dengan raut wajah yang datar. Saat disapa oleh teman-temannya, Melanie hanya diam dan mengabaikan. Padahal biasanya Melanie selalu membalas sapaan mereka dengan sedikit senyuman.

"Melmel ku...are you ok, darl?" teriak Rio yang tampak bersemangat layaknya prajurit yang menang dalam berperang.

"Lo bisa ga sih dalam sehari ga usah berisik?" jawaban dari seseorang yang pastinya bukan Melanie.

Melanie menoleh ke belakang, ternyata yang bicara barusan adalah Putri. Tepat di sebelah Putri juga ada Tiara dan Ashila.

"Eh lo ngatain gue berisik aja, ga ngaca ya lo pagi tadi? Lo kayak toa mesjid pun gue ga comment kan?" balas Rio dengan wajah tengilnya.

"Beraninya lo ngatain gue toa mesjid. Nah lo apa kabar? Lo bahkan mirip bedug di mesjid," jawab Putri tak kalah pedasnya.

"Sembarangan lo kalo ngomong. Yang ada lo tu mirip sendal jepit putus," tutur Rio.

Tiara, Ashila, dan Melanie hanya geleng-geleng kepala melihat percakapan unfaedah mereka.

"Udah Put, ga usah dilawan kaleng karatan itu. Buang-buang stamina aja lo," ujar Tiara yang sibuk menahan tawanya.

"Eh lo tiarap pake ikutan segala. Ntar gue laporin ke Pak Momo untuk latihan militer, baru tau rasa lo," balas Rio.

Sekedar informasi, Pak Momo adalah seorang tentara. Dia tinggal di sebelah SMA Nusantara. Kadang-kadang banyak murid yang pergi nongkrong ke rumahnya. Karena istri Pak Momo membuka sebuah warung kecil disana.

"Sinting lo tuyul," jawab Tiara sambil berlalu pergi menjauhi mereka.

"Lah, kok dia yang marah sih? Salah gue apa coba. Ganteng? Iya. Baik? Iya. Jadi tolong jelaskan dimana letak kesalahan gue," jelas Rio sambil menghadap ke arah tempat cewek-cewek tadi berada.

"Lah kok mereka ga ada. Buset, gue ditinggalin," tutur Rio sambil berlari ke kelasnya.

Melanie Pov

Hari ini aku merasa sangat badmood. Tidak tau kenapa aku tidak mau bertemu siapapun. Semalaman aku tidak bisa tidur karena memikirkan ucapan kakakku.

"Masa iya sih, Milan suka sama aku? Secara kita berdua baru beberapa kali bertemu," batinku.

"Mel, lo kenapa sih hari ini aneh banget? Lagi ada masalah ya? Cerita ke gue," ujar Ashila-sahabat sekaligus teman semejaku

"Hmm I'am fine," balasku singkat.

"Gue sahabat lo Mel. Lo bebas cerita apapun. Gue bakal dengerin semuanya," tutur Ashila menatapku penuh harap.

Aku yang melihat itupun langsung menghembuskan nafas panjang. Dilain sisi aku tidak mau menceritakannya kepada Ashila. Tetapi saat melihatnya yang menatapku penuh harap, sebagian hatiku menyuruh untuk menceritakan segalanya.

Lalu mengalirlah cerita dari aku mulai mengenal Milan sampai kejadian malam tadi. Aku menceritakan sedetailnya kepada Ashila. Ashila mendengarkanku secara seksama sesekali tersenyum karena ceritaku.

"Hahaha jadi itu yang buat lo badmood? Menurut gue ya, sebaiknya lo mulai buka hati lagi deh. Jangan terjebak sama masa lalu lagi," ujar Ashila.

Aku yang mendengar penuturan Ashila pun langsung tertunduk. Seketika ingatanku langsung berputar kejadian masa lalu yang menimpaku. Tak terasa air mata mulai mengalir di pipiku.

"Maafin gue Mel. Gue ga bermaksud mengingatkan lo tentang masa lalu. Tapi gue sebagai sahabat ga bakalan membiarkan lo terjebak sama luka masa lalu lagi," ujar Ashila sambil memelukku.

"Tapi semua itu ga mudah, La. Aku masih trauma hiks hiks hiks," ujarku sambil sesunggukan menahan tangis.

"Lo pasti bisa Mel. Gue sama sahabat kita yang lain selalu mendukung lo. Don't worry, because you aren't alone," timpal Ashila kemudian.

Aku merasa sangat beruntung memiliki sahabat-sahabat yang peduli. Mereka selalu mengerti tentang apa yang aku rasakan.

Author

Di lain tempat, seseorang sedang sibuk memakan bakso di kantin. Padahal saat ini proses belajar masih berlangsung

"Milaaaan, kamu ga ada kapok-kapoknya ya. Jangan dikira saya takut sama kamu. Walaupun kamu anak pemilik sekolah ini, kamu ga bisa seenaknya," teriak Pak Mustafa sambil menunjuk-nunjuk Milan dengan penggarisnya.

"Yang suruh Bapak takut sama papa saya siapa? Ga ada kan? Ganggu orang makan aja," jawab Milan dengan acuh seraya melahap baksonya tanpa dosa.

Memang SMA Nusantara didirikan oleh keluarga Milan. Sekarang yang menjadi pemilik sekolah ini adalah ayah dari seorang Milan yaitu Bapak Darmawan. Tidak bisa dipungkiri bahwa seluruh warga SMA Nusantara sudah tau perihal ini.

"Dasar anak kurang ajar kamu ya," ucap Pak Mustafa kembali.

"Kurang ajar darimana? Lah bapak selalu ngajarin saya Matematika. Udah ah, saya ga nafsu lagi buat makan. Saya permisi, Pak," tutur Milan melangkah menjauhi Pak Mustafa.

"Sabar, sabar," ucap Pak mustafa seraya mengelus dadanya.

Milan terus melangkah menuju rooftop. Namun, saat dia berbelok, tiba-tiba saja ada yang menabrak tubuhnya. Orang yang menabrak itupun menoleh ke arah Milan.

"Milan?" ucap seseorang tersebut.

"Kenapa dia balik lagi?" Milan membatin.

🍁🍁🍁

Kira-kira Milan nabrak siapa ya? Kok orang itu tau dengannya? Jangan lupa ikutin terus yaa😊 vote dan commentnya aku tunggu ya

Melanie & Milano (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang