Part 2 - Sebatas Rindu

4.1K 8 0
                                    

Maaf kalau typo bertebaran... Yang nulis lagi gupuh..


#####################



06.30

Rrrtttttt................

Aku langsung terkesiap mendengar suara alarm dari handphone ku. Aku reflek menoleh ke sisi kananku. Kosong. Hmm.. Selalu seperti ini. Disaat seperti ini aku merasa bahwa aku terlalu hina dengan status dan posisi ini.

"Aku hanyalah sebuah simpanan, untuk apa aku berharap melihat wajah cukongku ketika aku bangun tidur?" Aku mendesah pelan menarik lagi selimut yang menutupi tubuh bugilku. Aku ingin menikmati pagi ku di hotel ini dengan damai, mengingat hari ini hari Minggu. No work day.

Tring.

Suara pesan menggangguku.

"Heiiii udah bangun belum vii..

Hari ini jadi kan?"

Aku mengabaikan kan pesan dari Nevan. Menaruh kembali handphone ke nakas sisi kiri ranjang.

Tring.

"Vi, belum bangun ya?

Semalem kok pulang duluan sih.

Ninggalin aku sama anak-anak tiba-tiba gitu."

Kubaca sekilas handphone ku, lalu ku genggam saja tanpa ku balas satupun pesan dari Nevan, teman kantorku. Yang kata teman-teman lain sedang mendekatiku. Aku hanya bisa teesenyum saja menanggapi mereka. Dan sikapku itu menunjukkan bahwa aku belum bisa move on dari Dewa, mantanku yang sebelumnya. Meskipun dugaan mereka benar, aku hanya membiarkan saja mereka berpendapat seperti itu. Toh ada bagusnya juga, jadi affair ku dengan suami orang tidak terendus.

Sesaat aku memejamkan mata untuk tidur lagi, hp ku berdering keras.

Nevan calling..........

"Shit. Ganggu banget nih anak." Aku merutuki benda di tanganku, yang sialnya tidak memiliki kesalahan apapun. Kubiarkan saja berdering sampai lelah sendiri. Mau cari dikosan pun silakan saja. Aku tidak sedang di kosanku. Haha.

10.30

Tring.

Suara pesan masuk lagi. Kulirik sekilas, sebuah notif dari m-Banking. Sebuah transferan masuk ke rekeningku.

Rp15.000.000,00

10.31

Tring.

"Viv.. Did you woke up?"

Sebuah pesan singkat membuat ku membelalakkan kedua mataku. Aku terbangun, mulai membalas pesannya.

"Yes, I did Sir. Can I help you today?" Sent.

Tring.

"Nope. I hope you enjoy your money today. Kamu bilang mau jalan-jalan sama teman kantor bukan?"

"Yes. Mercii Sir.. ;*" Sebuah emote kiss kububuhkan. Sent.

Aku tersenyum sendiri melihat chat kami. Bodoh. Aku memaki diriku sendiri. Menghapus sebuah bulir yang akan menetes di sudut mataku. Dasar pecun. Makiku pada diriku sendiri.

Kubalas chat dari Nevan, dan tampaknya beberapa teman ku lainnya. Tanpa basa-basi ku kirim pesan di grup whatsapp kami.

Vivian : "Guys, jadi hari ini? Dmn?"

Rika : "Jadi. Otewe Citos"

Nevan : "Jahat banget Vivian, aku wapri dari pagi nggak dibales loh. Malah chat di grup"

Angga : "Lo agresip banget men.. wkwkwk"

Monic : "Kayaknya bunyi kretek-kretek ya gaess.. Hahaha... Eyke mandi dulu cynn.. ketemu di citos yes.."

Nevan : "Kretek njiiirrrr....... dipikir gelas retak kali.. Kampret lu Nic"

Mengabaikan pesan terakhir Nevan, aku beranjak dari atas ranjang. Memakai handuk kimono dan pergi ke kamar mandi. Disini aku bisa berendam lama-lama dengan air hangat diatas bath up. Ini hotel bintang 5, kelas bisnis. Tentu saja fasilitasnya lengkap dan mewah sesuai kelasnya masing-masing.

Kubuka aplikasi music i-Tunes. Kuputar sebuah lagu, menggambarkan kegalauan hatiku saat ini.

Radja - Seandainya___Playing On

Aku rindu Dewa. Rindu senyumnya. Rindu tawanya. Rindu wajahnya. Rindu pelukannya. Rindu sentuhannya. Yang mampu membuat hati ku berdebar setiap kali aku memandangnya. Pria pertama yang mampu menghancurkan tembok pertahanan hatiku. Dan juga yang pertama memberikan luka dalam untuk hatiku. Terlalu amat dalam. Menyisakan luka yang terus-terusan diberi garam. Entah sampai kapan luka ini akan menganga.

Aku menenggelamkan tubuh sepenuhnya kedalam air. Menghapuskan air mata yang mulai menetes. 10 detik. 20 detik. 30 detik. 40 detik. Aku menyerah. Menyelam, bukanlah keahlianku. Aku tersedak air sabun. Terbatuk-batuk hingga menangis. Semakin sakit dadaku mendengar Reff lagu, semakin hebat tangisku meledak.

Yaa Tuhan.. Cinta itu menyakitkan. Sudah 3 bulan berlalu, tapi sakitnya masih sama. 3 bulan yang sama membuatku menerima affair contract yang diajukan Pak Hardy. Seorang kolega Pak Harianto. Manager ku. Sebuah rasa sakit hati yang membawa ku menjadi seorang Sugar Baby - nya Pak Hardy.

Yang terjadi saat itu, 3 bulan lalu, Dewa memutuskanku by call. Sepihak. Awalnya, aku dan Dewa bertemu secara tidak sengaja disebuah mall Surabaya. Berkenalan. Pendekatan. Dan akhirnya kita berkencan. Namun dia tidak cerita, bahwa ternyata kehidupan aslinya ada di sebuah kota besar, di sudut Pulau Jawa, di Ibukota Indonesia. Intinya, 3 bulan yang kita habiskan bersama, hanyalah sebuah having fun semata untuknya. Termasuk seks. 3 bulan dengan seks gratis untuk Dewa. Kalimat yang sangat menohok.

Aku mengusap air mataku, kali ini. Bangkit dan menyelesaikan mandi ku di bawah guyuran shower yang dingin. Aku perlu air dingin ini untuk menjernihkan kepalaku yang hampir meledak.


############

19/06/2019

with love, CC

MY SUGAR BABYWhere stories live. Discover now