Part 1

54.1K 5.7K 960
                                    

I love it when you call me señorita
I wish I could pretend I didn't need ya
But every touch is ooh-la-la-la
It's true, la-la-la
I should be runnin' Ooh, you keep me coming for ya

KEADAAN restoran siang ini terbilang cukup ramai karena memasuki jam makan siang. Semua pelayan sibuk; mencatat pesanan serta membereskan meja. Begitu juga bagian kasir dan koki.

Yah wajar saja, restoran yang tidak terlalu besar dan mewah itu memiliki cita rasa tinggi akan sebuah masakan. Belum lagi harga nya yang terbilang murah. Semua orang pasti akan ketagihan jika sudah mencoba satu kali.

Lelaki bermata berambut hitam dengan seragam kerja berwarna merah muda terlihat kesulitan mencatat pesanan karena banyak pelanggan yang berdatangan; memanggil namanya. Tidak heran mereka semua mengetahui nama si lelaki mungil itu, ia begitu cekatan dan mudah senyum.

"Noona!"

Si lelaki bersurai hitam yang memiliki tinggi 170 sentimeter itu masih mencatat meja nomor 03. Ia tersenyum sebelum pergi ke kasir untuk memberikan pesanan. Setelah itu mengedarkan pandangan; melihat apakah masih ada pelanggan yang membutuhkan dirinya atau tidak.

"Noona?"

Kening si lelaki bersurai hitam berkerut dalam ketika lelaki yang duduk di meja nomor 09 menatap ke arahnya; memanggil dirinya dengan sebutan Noonaㅡatau mungkin ia saja yang salah dengar?

Karena merasa lelaki itu membutuhkan bantuannya. Ia menghampiri meja nomor 09 yang terletak di dekat ruang staff; ujung.

"Ingin pesan apa?"

"Oh!" si lelaki bersurai cokelat gelap itu terlihat terkejut ketika mendengar suara milik pelayan berseragam merah muda di hadapannya.

Pelayan bername tag Lee Taeyong itu mengedipkan mata beberapa kali; menatap si lelaki berwajah tampan yang menduduki meja nomor 09 seorang diri.

"Aku kira kau gadis tomboi, maaf memanggilmu dengan sebutan Noona. Kauㅡcantik,"

"Ingin pesan apa?" tanya Taeyong tanpa memperdulikan kata-kata si lelaki tampan yang berhasil membuat pipinya bersemu merah.

Oh ini bukan pertama kalinya seseorang mengira ia adalah gadis. Padahal sudah jelas-jelas Taeyong laki-laki tulen.

Si lelaki tampan berdehem; menggambil buku menu dan mulai mengatakan pesanan nya yang langsung di catat oleh Taeyong. Setelah itu Taeyong mengulang apa saja yang di pesan oleh si lelaki tampan; takut jika ia salah menulis.

"Sudah?"

"Ya," si lelaki tampan mengangguk; namun dengan cepat menahan pergelangan tangan Taeyong. "Boleh aku tahu siapa namamu?"

"Kau bisa membaca name tag yang aku pakai." gumam Taeyong pelan; merasa tidak nyaman dengan tatapan yang si lelaki tampan berikan padanya. Tatapan ituㅡterlalu dalam.

"Aku lebih suka kau mengatakannya secara langsung, jadi?"

"Uhmㅡ"

"Oke aku akan memanggilmu dengan Noona saja. Lebih cocok," potong si lelaki tampan seraya tersenyum kecil; menampilkan dua titik cacat pada pipi. "Ku tunggu pesananku."

Señor(ita)《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang