18 = Genius ( 天才)

11K 866 165
                                    

         Hinata terjaga dari tidurnya, ia mencoba duduk perlahan menyesuaikan penglihatannya yang masih mengabur. Kepalanya tiba-tiba pusing seakan tertimpa batu.

Setelah penglihatannya tenang, Hinata merapikan selimutnya yang menutupi tubuh polosnya. Ughh, Sasuke benar-benar balas dendam padanya. Hinata menatap tempat tidur Sasuke yang sudah tidak ada orangnya. Kemana?

Sudahlah, Hinata harus bangun sekarang dan menyiapkan sarapan pagi untuk suaminya.

* * *

Sasuke's POV--

Aku tidak tau, Hinata akan suka atau tidak, tapi aku sudah berusaha membuat sarapan pagi untuk kita berdua. Karena Kirei dan Kenichi masih berada di kediaman Hyuuga, mungkin aku bisa bersama istriku seharian penuh.

Ha-ha-ha, aku berhasil membuat sup miso dengan potongan ekstra tomato dan beberapa Onigiri dengan isian daging serta tomato, lagi. Ditambah beberapa tumisan wortel dan lainnya.

"Eh? Sa-sasuke-kun?"

Ah, sepertinya istriku sudah bangun rupanya. Hinata langsung menghampiriku dan berusaha mengintip apa yang tengah kulakukan.

"Kau ... menyiapkan sarapan pagi? Sejak kapan, Sasuke-kun bisa memasak?" tanya istriku dengan raut wajah keheranan.

Sejak kau singgah di hatiku.

"Aku hanya bisa membuat sedikit saja, kuharap kau suka," ujarku tersenyum.

Kulihat Hinata hanya menggelengkan kepalanya pelan. "Itu lebih baik, daripada tidak sama sekali," kata-nya sambil tersenyum manis.

Sangat manis, bahkan akupun mau diabetes saking manisnya. Aku memang tidak suka makanan manis, tapi jika itu Hinata? Tak segan-segan aku memakannya mentah-mentah seperti tadi malam.

"Sini, biar ak--"

"Tidak perlu! Aku sudah selesai, lebih baik kita makan saja!" ajakku. Karena pagi ini aku memang sengaja bangun lebih awal untuk mempersiapkan ini.

Kencan?

Ya, kencan. Jika dipikir-pikir lagi, aku dan istriku-- Uchiha Hinata-- sudah lama tidak berkencan. Dan sepertinya sekarang, adalah waktu yang tepat. Dan kebetulan aku yang memasak, jadi ini spesial untuk istriku.

"Kau mau apa, sayang?" tanyaku pada Hinata. Hinata hanya menunduk dengan pipi yang memerah. Ada apa?

"Ada apa, sayang?"

Wajahnya semakin memerah, "A-ano, bisakah Sasuke-kun tidak memanggilku, sayang!" cicitnya pelan.

"Kenapa?"

"Sa-sasuke-kun tau, kita ini sudah memiliki dua anak. Se-sepertinya sudah tidak pantas kita memanggil seperti itu." Hinata hanya menunduk.

Lah, kenapa? Meskipun begitu, aku tetap tampan tidak berkurang sedikitpun. Hinata juga masih cantik, bahkan lebih cantik. Jadi apa salahnya bernostalgia kembali pada masa muda?

"Baiklah, aku akan memanggilmu, Hime."

Tapi jika sudah malam, aku akan kembali memanggilmu sayang lagi. Dan kau pasti juga akan memohon dengan panggilan sayang. Ha-ha-ha.

ᴡᴀᴛᴀsʜɪɴᴏʜɪᴍɪᴛsᴜ [21+]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora