Part 3

34.4K 4.6K 1.3K
                                    

Sapphire and moonlight, we danced for hours in the sand
Tequila sunrise, his body fit right in my hands, la-la-la
It felt like ooh-la-la-la, yeah

Sapphire and moonlight, we danced for hours in the sand Tequila sunrise, his body fit right in my hands, la-la-la It felt like ooh-la-la-la, yeah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MOTOR hitam Jaehyun berhenti tepat di apartemen kumuh milik Taeyong; langit sudah sangat gelap. Tidak seperti beberapa menit yang lalu, waktu begitu cepat berlalu.

Taeyong melepaskan pelukan nya dari perut Jaehyun; ia menuruni motor besar itu dan mengulum bibir. Menatap Jaehyun dari balik bulu mata panjang nya.

"Kau, ingin mampir?" tawar Taeyong; ia menganggap hal ini sebagai balas budi karena Jaehyun sudah mau mengantar nya pulang.

Tidak masalah kan? Tapi yah, apartemen Taeyong tidak sebagus apartemen biasanya. Ia tidak memiliki uang banyak untuk menyewa apartemen yang lebih bagus dari ini.

Jaehyun tersenyum kecil di balik helm. "Bolehkah?"

"Ya, tentu. Mungkin kau ingin makan malam? Aku bisa membuatkan sesuatu." Taeyong rasa, ada beberapa bahan makanan di lemari es.

Sejujurnya, Taeyong merasa sedikit tidak nyaman. Ia pikir Jaehyun akan menolak ajakan nya untuk mampir karena mereka baru saja kenal. Tapi ternyata lelaki tampan itu kini mengangguk dan memarkirkan motor di luar; dekat jajaran motor yang lain.

Walaupun Jaehyun memang begitu tampan, namun sungguh, terkadang Taeyong merasa terintimidasi dengan tatapan milik lelaki itu. Seolah Jaehyun akan menelanjangi nya dan memakan nya hidup-hidup.

"Ayo Noona,"

Taeyong mengangguk sebelum masuk ke dalam unit; ia memainkan kedua jemari tangannya. Merasa gugup. Lalu naik ke atas tangga karena gedung apartemen empat lantai itu tidak menyediakan lift.

"Maaf harus naik tangga." gumam Taeyong pelan; berusaha menghilangkan kecanggungan di antara keduanya.

"Ah tentu, tidak masalah." Jaehyun menatap punggung Taeyong dengan intens. Lelaki di hadapan nya itu terlihat sangat cantik.

Dengan iris hitam besar, bulu mata lentik, hidung mancung serta bibir tipis. Taeyong sempurna. Jaehyun di buat terpesona dan jatuh begitu dalam hingga detik ini. Bahkan di pertemuan pertama mereka; Jaehyun sama sekali tidak bisa mengalihkan pandangan ke arah lain.

Taeyong berhenti di lantai dua dan mulai menelusuri lorong. Apartemen nya terletak di dekat tangga; nomor sepuluh. Tanpa menunggu lama Taeyong mengeluarkan kunci dan membuka pintu, lalu mempersilakan Jaehyun untuk masuk.

"Maaf jika kecil dan panas. Aku akan menyalakan air conditioner." gumam Taeyong seraya menaruh tas di atas kursi dan menyalakan air conditioner agar udara tidak terlalu panas.

Mata Jaehyun menelusuri apartemen Taeyong. Walaupun kecil, tapi keadaan nya sangat rapih! Ia berjalan di sekitar apartemen Taeyong dan berhenti di depan pintu berwarna putih tulang; menatap pintu itu dengan tatapan yang tak bisa di artikan.

Señor(ita)《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang