Chapter 44 - Pengkhianat?

449 84 106
                                    

⚠️Mohon maaf jika alur berantakan dan cukup membingungkan, apalagi dengan kesalahan kata dan kalimat.
Jangan lupa baca chapter sebelumnya⚠️

.

".... Jika dilihat-lihat, bukankah dirimu seperti makanan penutup dalam hidangan makan siang" tanya Chanyeol menutup matanya dan membawa Sehun ke dalam sebuah lemparan pelan sesaat sebelum kesadarannya menghilang.
....

"Jangan terlalu berlebihan dengan sulur-sulur ini" bisik Kris menerbangkan dirinya memutar sebelum membawa tubuh Lay yang pasrah keluar dari kobaran api. "Kau bisa-bisa membunuh radice pemiliknya"
....

.

Saat kesadaran Sehun menghilang bersamaan dengan pelukannya yang sedikit terlepas, Chanyeol beralih menatap ke arah Tao yang masih terdiam di tempatnya. Senyuman tipis dan sedikit memprovokasi dia tunjukkan begitu saja, sebelum tubuhnya berputar balik memunggung Tao dengan batuk pelan terdengar dari bibirnya yang tertutup.

Keheningan begitu saja tercipta walaupun Chanyeol masih memperdengarkan batuk ringan yang sama sekali tidak mengganggu ekspresi wajah Tao. Bahkan laki-laki yang sebenarnya tamu di dalam rozmery Chanyeol itu mengabaikan Chanyeol dan berjalan ke arah salah satu benda sihir di dekatnya.

"Kau seharusnya sadar bagaimana bisa memasuki rozmeryku dengan mudah. Tanpa sedikitpun halangan berarti, lalu berani memegang milikku" ucap Chanyeol melirik Tao sekilas lalu membuang lirikannya. "Jika bukan karena Wyvern yang mencoba menuntunmu, kau tidak akan mudah memasukinya apalagi membuat pedang dari benda-benda di dalam rozmeryku. Memasuki rozmery radice lain sama susahnya dengan memasuki ruang aliran spiritual dari radice lainnya, mana mungkin kau bisa memasukinya semudah ini?" tanya Chanyeol memandang rendah Tao.

"Aku terbuat dari sihir pengendalian 2 orang radice, dan aku telah berada di akademi ini lebih lama darimu. Seharusnya kau menyadari bagaimana caranya aku mendapatkan kemampuanku untuk memasuki rozmery orang lain. Karena kau tidak berada di dalam kesadaran, maka aku akan mudah memasukinya. Selain itu, aku bisa mengendalikan waktu yang kau jalani apabila aku menginginkannya" jawab Tao dengan ekspresi santai seperti biasa. Senyuman tipis tidak mengandung ejekan dia tunjukkan pada Chanyeol. Senyuman tipis dan cukup tulus dari seorang radice yang akan kehilangan kehidupannya dalam waktu dekat tampak melekat sempurna di wajah Tao, seakan-akan dia tidak takut dengan kehidupan yang mempermainkannya begitu kejam. "Dan lagi, Chanyeol? Untuk apa kau melakukan semua ini di hadapan semua orang? Apa kau ingin mencoba melihat bagaimana banyak orang yang mengkhawatirkanmu?" tanya Tao mengambil salah satu benda sihir miik Chanyeol.

"...." Chanyeol menahan ucapannya. Kelopak matanya bergerak beberapa kali, dan saat kekehan pelan terdengar dari bibirnya, Chanyeol segera membalik badannya dan menepuk pelan pundak Tao. "Melihat bagaimana kau cukup santai membalas ucapanku, aku cukup berbaik hati tidak akan mengakhiri hidupmu karena sering membawa milikku dalam dekapanmu. Tapi cukup ingat saja, kesabaranku terhadapmu tidak akan selamanya tertahan. Aku bisa meledak begitu saja jika kau terus menekan milikku hingga dia dalam bahaya hanya untuk kehidupanmu" ucap Chanyeol mengeluarkan tawa kerasnya.

Tao tersenyum miring. "Sepertinya kau sedikit ragu dengan Sehun. Atau mungkin kau takut ada orang lain yang merebut perasaan Sehun terhadapmu?" tebak Tao menaikkan sebelah alisnya penasaran.

"Aku rasa, berbeda dengan di kehidupan sebelumnya, kehidupan kali ini terlalu banyak mereka yang berusaha mendekati Sehun" ucap Chanyeol mendongakkan kepalanya untuk memikirkan apa yang baru saja diucapkan oleh Tao. "Antara aku takut, dan aku ragu, sepertinya keduanya saat ini memenuhi diriku. Tapi aku menepis kedua hal tersebut. Aku berusaha sebisa mungkin untuk tetap mempercayai perasaan Sehun"

[COMPLETE] GEEST ZWAARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang