[vol. 1] 28. Gadis Pengganggu

5.5K 840 58
                                    

Mau seberapa sulit pun kondisi kita, akan jauh lebih baik jika kita mempertanggungjawabkannya sendiri.

***

Sudah yang ke sekian kalinya, Angkasa melirik layar ponselnya yang tergeletak tepat di samping laptopnya yang menyala, lagi dan lagi. Bukan apa, Angkasa merasa tumben saja, hampir satu hari ini ponselnya senyap tidak ada gangguan pemberitahuan yang masuk dari Sakura. Karena kan biasanya gadis itu paling suka mengganggu dirinya dengan pemberitahuan-pemberitahuan masuk dengan isi pesan yang tidak penting.

Seperti waktu lalu, Angkasa mendapat pemberitahuan masuk tengah malam dari gadis itu, yang ternyata isi pesannya cuma;

Sakura Evelyna: Udah tidur, Kak?

Angkasa Dirgantara: Knp?

Sakura Evelyna: Nggak apa-apa, ehehe:D

Yang membuat Angkasa saat itu juga langsung menarik napas cukup panjang, kemudian tidak segan untuk mematikan ponselnya dengan sengaja, supaya ia bisa tidur tenang.

Ada lagi, ketika saat itu Angkasa sedang fokus mengerjakan tugas, tiba-tiba ada panggilan masuk dari Sakura. Namun ketika Angkasa mengangkatnya, gadis itu malah membahas hal yang tidak masuk akal sama sekali.

"Halo, apa benar ini dengan Kak Angkasa?"

Seketika Angkasa menarik napas, gerah mendengar gaya bicara Sakura di seberang sana yang belagak formal. "Hm."

"Biar aku tebak, Kak Angkasa pasti sekarang lagi bernapas. Iya kan?"

Angkasa masih diam, belum berminat untuk mengeluarkan sepatah kata pun. Tapi tak lama Sakura menyambar lagi, "Bernapasnya pasti pakai paru-paru, iya kan? Yaiyalah, masa pakai insang."

"Langsung ke intinya aja. Ada perlu apa kamu hubungi saya?"

"Ada perlu... mau denger suara Kakak. Ehehe, " katanya cengengesan. "Kak Angkasa lagi apa?"

Tuutt tuutt tuutt

Bukannya menjawab, kali ini Angkasa malah lebih segan melakukan hal yang lebih kejam, yaitu mematikan sambungan teleponnya dengan Sakura, di saat Sakura baru saja mencoba untuk memulai pembicaraan.

Mungkin pula karena saking seringnya Angkasa diganggu oleh Sakura, sekalinya tidak diganggu sama sekali malah rasanya seperti ada yang berbeda saja. Persis seperti sekarang ini, ketika seharian tidak ada gangguan pemberitahuan masuk dari Sakura, Angkasa justru merasa seperti ada yang asing dengan ponselnya sendiri. Sampai-sampai di saat seharusnya Angkasa fokus pada apa yang sedang ia kerjakan di laptopnya, layar ponselnya selalu saja berhasil mencuri perhatiannya sekali-dua kali, bahkan lebih.

Ting nong!

Mendengar bel rumahnya berdering, secara otomatis Angkasa bangkit menuju keluar, walau hal itu lebih menginterupsinya dalam mengerjakan tugas dibanding pemberitahuan dari Sakura yang ia tunggu-tunggu.

Angkasa turun menuju pintu utama, lalu keluar membukakan gerbang untuk seseorang di luar sana. Yang Angkasa sendiri pun tidak tahu, manusia waras mana yang bertamu malam-malam begini.

Cold EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang