Part 24

2.7K 115 1
                                    

"Woi suh ini sikat semir sepatu gue lo taro dimana?!"teriak Henri yang membuat siapapun mendengarnya menghela nafas panjang.

Memang beginilah beranekaragam sifat para taruna-taruna ada yang humoris tapi tidak pernah normal kalau urusan lain contohnya seperti Henri,ada juga yang pemarah dan mudah tersinggung seperti Fadli,ada juga yang kaku dan cuek tapi sekali sudah berbicara pasti benar dan pedas dia adalah Windra dan untuk taruna yang normal bisa dibilang seperti Galuh dan Rahma mereka berdua imbang saja kadang gesrek,kadang juga kaku,kadang juga nggak beres seperti kasuh-kasuh nya yang lain.

"Ribut aja lo Tarzan!"ucap Fadli sinis.

"Ooh jadi lo ya yang terakhir makek.Dimana lo taro? Gue mau semir sepatu PDL"ucap Henri sinis.

"Gila nih anak main asal tuduh orang aja,ya mana gue tahu bukan gue yang makek"jawab Fadli tak kalah sinis.

"Terus kalau bukan lo siapa lagi?"tanya Henri dengan sedikit emosi.

"Ya kenapa malah tanya sama gue.Gue nggak pernah nyentuh sekali pun barang-barang lo"jawab Fadli yang sudah naik darah.

"Sekalipun? Oke lo sekalipun nggak pernah nyentuh barang-barang gue ya.Terus waktu itu lo makek odol siapa waktu odol lo habis?"

"Astagfirullah itu udah lama banget suh waktu kita masih tingkat awal baru-baru masuk dulu"

"Ya intinya sama aja kan lo pernah makek barang-barang gue.Itu namanya pernah bukan nggak pernah!"

"Waktu itu juga lo yang tawari gue makek odol punya lo gue nggak pernah minta suh!!"teriak Fadli lebih emosi.Galuh dan Rahma pun datang meleraikan keributan mereka berdua.

"Ya Allah ya Rabb odol pun sampe gede banget masalahnya.Kalian tahu nggak kalian itu udah kayak kucing kalau berantem nggak tahu yang diributin itu apa tapi masalah nya kayak gede banget"jelas Rahma sambil memegang pelipisnya.

"Lo juga suh udah tahu mereka ribut di depan lo ngapa lo diam aja?"tanya Galuh menunjuk Windra.

Windra pun mengedikkan bahu dan kembali fokus menyemir sepatu PDL nya.Galuh dan Rahma pun menghela nafas melihat kasuh nya yang satu ini yang memang tidak peduli dengan keadaan sekitar.Yang ia pedulikan hanyalah dia sendiri bahkan Rahma sampai menggelengkan kepalanya melihat sifat Windra yang amat sangat cuek itu.

"Gila kok bisa ya dia jadi tentara dengan sikapnya yang apatis itu"gumam Galuh.Walaupun dibilang cuek dan kaku ia juga cukup peka terhadap hal yang ada disekitarnya bahkan ia bisa mendengar gumaman Galuh walaupun sangat kecil.

Windra yang mendengar itu pun menaruh sepatu PDL nya dibawah begitu juga dengan sikat semirnya.

Ia berdiri dan menghampiri Galuh lalu memegang pundak nya.

"Suh gue bukan apatis cuma liat orang yang lagi berantem itu asik aja buat dilihat apalagi kalau bacotan mereka makin panas enak di denger nya"jelas Windra sambil memeluk pundak Galuh sekali lalu keluar dari kamar.

Henri, Fadli, Galuh dan Rahma pun terbelalak kaget mendengar ucapan Windra.Bagaimana bisa ia masih bisa mendengar ucapan Galuh? Padahal Galuh bergumam sangat kecil dan jarak Windra dengan Galuh juga cukup jauh karena Windra menyemir sepatu nya dekat dengan kepala tempat tidur sementara mereka berdiri di dekat pintu.

***

Keesokan harinya para Taruna pun bangun pukul empat pagi.Rahma pun menekan alarm nya yang berbunyi dengan tepat waktu dengan mata yang berat ia pun bangkit dan merapikan tempat tidurnya.Memakai sandalnya dan berjalan sambil mengucek matanya bukan hanya dirinya saja yang sudah bangun tapi semua Taruna juga sudah ada yang bangkit dari tidurnya.

Rahma [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang