(21) Debat

412 104 14
                                    

/jangan lupa sempatkan berkomentar walau cuma satu dua kata, ehehehe^/

"Isi perjanjian Renville, satu, Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah Republik Indonesia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Isi perjanjian Renville, satu, Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah Republik Indonesia. Dua.."

"ㅡDisetujuinya sebuah garis demarkasi Van Mook yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda."

"Nah iya itu! Hadeh, lupa lagi gue-"

"Lanjut, yang ketiga."

"Hmm, TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur. Bener nggak, sih?"

Clara menggangguk, mengiyakan. Kemudian menutup lembaran buku yang tadinya terbuka di atas meja, untuk Kania gunakan sebagai bahan bacaan sebelum bel berbunyi. Membuat Kania sampai melotot ke arahnya, karena ia belum paham betul dengan materi barusan. Lupa-lupa ingat, padahal sudah sejak semalam ia baca dan cermati.

"Clar, jangan ditutup ini gue masih belum lancar tau!" pekiknya sambil membuka kembali modul pembelajaran dan mencari-cari halaman yang tadi.

"Santai aja udah, paling juga ntar cuma dikasih satu atau dua pertanyaan doang, Nya!"

Clara percaya diri, bahkan sangat bersyukur setelah dapat bocoran dari kelas sebelah kalau ulangan sejarah kali ini lisan. Menurutnya, ngomong apa aja terserah lebih mudah daripada harus menulis di lembar jawaban yang cuma bikin pegel-pegel di tangan. Lebih hemat waktu, kertas, dan tinta bolpoin. Dasar Clara.

Berlainan dengan Kania, pusing bukan main begitu mendengar kata 'lisan' dari anak-anak yang langsung heboh tadi. Hhh, mana masih ada ulangan fisika setelah jam sejarah nanti.

"Justru karena nggak makan waktu, ntar lu bisa belajar fisika abis ulangan sejarah, Nya. Sumpah gue berani jamin, satu jam pelajaran aja udah selesaiㅡ" kata Clara, meyakinkan sahabatnya satu ini yang masih panik-panik manja.

Masih sibuk mengeluh ria sambil tetap membaca materi, tiba-tiba para siswa yang awalnya lagi nongkrong di depan kelas, ketawa ketiwi nggak jelas, rumpi sana sini sampai kucing yang berkeliaran di sekolah bunting dijadiin bahan omongan, semuanya langsung gerudukan masuk kelas. Heboh banget sampai kelas serasa mau runtuh.

"Eh eh ada apa nih?" tanya Clara pada Aji yang juga termasuk rombongan manusia gerudukan.

Aji dengan nafasnya tersengal menjawab, "Tuh, Pak Bimo udah jalan kesini!"

"Sumpah demiapa?! Bohong ya lu?!" pekik Clara, kesal.

"Ngapain bohong dasar si bodong, lihat sendiri ke jendela sana!" kali ini Felix yang menyahut. Clara mengernyit, mengikuti arah telunjuk Felix ke jendela dan ternyata benar Pak Bimo berjalan ke kelas mereka. Padahal Clara yakin seyakin-yakinnya, bel masuk belum berbunyi sampai detik ini.

"Bukannya masih limabelas menit lagi, deh?!?" Clara bertanya-tanya. Menoleh pada Kania, gadis itu malah asyik membaca. Aji dan Felix di bangku belakang juga pura-pura membaca buku paket sejarah, itupun satu buku dibuat berdua. Konyol, batin Clara.

#5 Distraksi Tiga Dimensi✔Where stories live. Discover now