Missing Part

403 26 0
                                    

Mengawali acara Pho Singto membuka dengan sambutan para tamu undangan. Lebih tepatnya Pho Singto memperkenalkan Singto sebagai penerus dan Krist sebagai pasangannya.
Pho Singto menceritakan bagaimana awal mula perjodohan ini dan Singto menceritakan awal mula Pertemuannya kembali Singto dengan Krist yang terjadi seperti sebuah takdir diantara mereka. Krist agak terkejut, karena dirinya sendiripun benar-benar tidak mengingat bahwa awalnya pertemuan dirinya dengan Singto, saat Krist masih berada di kelas 12, saat masih di Sekolah Menengah.
Krist melirik Singto yang tersenyum manis padanya. Dan lebih tertarik mendengarkan cerita Singto di depan para tamu undangan.
"Awal itu di malam hari aku pertama kali untuk pulang dari berkunjung Rumah Krist walau tidak mendapatinya di rumah. Karena katanya lagi latihan bersama dengan Bandnya. Aku berjalan di gang agak jauh area dekat rumahnya waktu itu secara kebetulan susah sekali aku mencari taxi malam itu. Tiba-tiba dari arah yang berlawanan ada 2 preman berjalan gontai sedang mabuk. Aku berjalan seperti biasa aku melewati mereka. Namun karena mereka telah mengincarku. Mereka sengaja menabrakku. Akhirnya mereka mengajak berkelahi waktu itu. Sebenarnya aku bisa melawan mereka. Entahlah. Tiba-tiba Krist dari arah mana. Berteriak-teriak memanggil orang sekitar dan polisi sembari melompat-lompat seperti ini...'Toloong..toloong...Pak polisi...disini...Orang itu dipukuli..."Singto menirukan gaya Krist yang berjingrak-jikrak berteriak memanggil polisi. Krist menutup wajahnya di belakang bahu Singto memerah karena malu, Para tamu undangan tertawa terbahak-bahak.
"Walau malam, aku dengan sangat yakin itu Krist. Hingga terdengar beberapa orang datang dan 2preman itu lari dikejar warga sekitar. Beberapa memastikan diriku aman termasuk Krist yang ada di depanku saat ini memastikan aku telah aman."Singto menatap Krist yang menatapnya lekat disampingnya sembari tersenyum.
"So sweet...mereka berjodoh."gumam Mook tersenyum manis memandang Krist dan Singto dengan mata yang berbinar-binar.
Toptap geram melihatnya.
"Cih...paling itu tipu muslihatnya. Semoga sayangku Kit tidak percaya muslihatnya."batin Toptap geram.
Acara berjalan dengan lancar. Krist berbaur dengan tamu undangan. Singto yang sudah mengenal beberapa rekan bisnis ayahnya. Memperkenalkan Krist kepada teman-teman rekan bisnis ayahnya.
Hingga akhirnya Krist bisa berbaur dengan teman-temannya. Di awali dengan Mook yang memberi selamat dan memeluknya erat.
"Kit....selamat yaaa...kami turut berbahagia untukmu..."ucap Mook gembira merangkul lengan  Krist.
"Kau sangat tampan malam ini..."ucapnya lagi.
"Lee tidak bisa ikut. Dia harus masuk kerja dan rekan kerjanya yang lain tidak ada yang bisa menggantikannya."GunSmile menjelaskan setelah tahu maksud hati saat Krist menatapnya. Krist hanya mengangguk.
GunSmile telah menceritakan Lee sudah mulai tenang dengan tenggelam dalam kuliah, kerja paruh waktu, jadwal latihan dan show street. Krist merasa tenang sekarang. Melepaskan kekhawatirannya dengan Lee.
Disaat semua rasa lelah menumpuk, acara yang telah usai berjalan dengan sempurna.
Krist merebahkan tubuhnya di ranjang. Dengan segala rasa lelah menyambut tamu undangan. Hampir membuatnya langsung tertidur. Hingga Singto menarik dengannya. Dan bersiap menggendong Krist di punggungnya.
Sontak Krist terkejut...
"Apa yang kau lakukan, Phi?"tanya Krist
"Kau hampir langsung tertidur. Mandi dulu. Aku akan menggendongmu ke kamar mandi."jelas Singto. Krist yang merasa malu langsung melesat menuju kamar mandi. Singto hanya bingung melihatnya.
Singto melihat kamarnya yang berantakan karena habis dipake. Saat Krist keluar dari kamar mandi. Krist buru-buru berpakaian. Menghampiri Singto, mengambil selimut yang dipegangnya.
"Mau apa kau, Kit?"tanya Singto heran. Krist memegang tangan Singto, menariknya menuju kamar mandi
"Sekarang giliran Phi yang mandi. Sisanya biar Kit yang beresin."Krist yang memaksa Singto masuk kamar mandi lalu nyengir dengan lebar, dibalas Singto dengan kecupan.
"Terima kasih sayang~..."Singto mengecup 2x lalu beranjak masuk ke dalam kamar mandi.
Bebeberapa kali Mae mengecheck barang-barang yang bukan milik Krist atau Singto. Barang kotor yang masih tertinggal. Dan menanyakan Krist ada hal yang Krist butuhkan lagi atau tidak.
Tak butuh waktu lama Krist berbenah kamar Singto. Karena sebagian besar sudah di kerjakan Singto tadi.
Krist duduk di sofa. Mengecheck rentetan pesan dari handphone. Banyak ucapan selamat dari teman lain setelah mendengar kabar berita bahwa dirinya bertunangan dengan Singto membuat kabar itu semakin cepat tersebar. Begitu juga dengan keluarga yang lain yang tidak bisa hadir. Krist semakin berat dan pusing karena bingung harus membalas gimana karena saking banyaknya pesan masuk.

You're my music [COMPLETED]Where stories live. Discover now