8

950 66 5
                                    

Semua rencana sekelompok remaja itu sejauh ini berjalan dengan lancar. Dan beberapa minggu berjualan, kini mereka sudah bisa menutup sebagian besar dari anggaran acara yang mereka butuhkan. Terlebih lagi, Tsurugi juga membantu mereka dalam masalah dana.

Terakhir kali mereka mengadakan rapat, mereka berbicara tentang konsep dari acara yang akan mereka buat. Dan semuanya pun selesai dengan lancar, tanpa hambatan. Kini, bulan Juli pun tiba, menandakan liburan musim panas dimulai.

Senang? Seharusnya dirasakan Hammy, tapi tidak untuk sekarang. Jika bukan karena ada tugas jurusan yang harus diselesaikan saat liburan, ia pasti sudah pulang ke kampung halamannya. Hammy rindu orangtuanya. Menjadi anak rantauan memang tidak mudah.

Gadis itu sedari tadi hanya merebahkan diri saja ditempat tidurnya sambil  memainkan ponselnya tidak karuan. Tidak ada pesan dari teman ataupun kakak tingkat jurusannya. Terkadang itulah yang membuatnya kesal. Semua serba mendadak.

Hammy bangkit dari tempat tidur menuju jendela kamarnya. Langit musim panas benar-benar cerah! Bahkan saking cerahnya, yang bernama awan pun menjadi benda yang langka, mungkin. “Ku rasa, jalan-jalan sebentar tidak ada salahnya!” putusnya.

Ia pun tersenyum dan mulai bersiap untuk pergi keluar rumah. Persiapan sudah selesai, ia pun mengambil ponselnya dan meletakkan didalam tas kecil yang sudah ia selendangkan. Entah mengapa rasanya ia bersemangat sekali, saking bersemangatnya ia bahkan hampir lupa mengkunci pintu kamarnya.

Hammy menyusuri jalanan kompleks tempat ia tinggal. Jalanan itu tidak sepi, tapi juga tidak ramai. Ia benar-benar terhanyut dalam keasikan nya sendiri. Dan siapa sangka, kini gadis itu sudah keluar dari kompleksnya jalan raya mulai terlihat, begitu pula dengan berbagai macam toko. Ia pun memutuskan untuk melihat-lihat toko yang ada.

Sebuah toko –atau yang lebih tepatnya cafe- kini menarik perhatiannya karena terpasang pengumuman ‘Di Cari Pegawai Part / Full Time’. Hammy terdiam sejenak didekat cafe itu. “Apa aku, coba saja?” pikirnya sejenak dan akhirnya memutuskan masuk kedalam.

Irasshaimasse!” teriak pegawai di cafe itu dengan ramah. Mereka tampak sibuk melayani pelanggan yang datang tiada henti. Cafe itu tidak terlalu besar, tapi selalu ramai. Hammy bahkan bisa mengetahui bahwa cafe itu sering didatangi para remaja. Terbukti dari banyaknya remaja putri yang mendominasi isi cafe tersebut.

Sumimasen!” sapa seseorang. Hammy tersadar dan segera membungkukkan badannya yang dibalas dengan bungkukkan badan dari orang tersebut. “Ada yang bisa saya bantu, nona?” tanyanya pada Hammy. “Ano, boleh saya bertemu pemilik cafe? Saya ingin bekerja part time disini.”

“Perkenalkan, saya Emu. Kebetulan saya pemilik cafe ini. Jadi, nona ingin bekerja disini?”

“Ah, iya. Tapi saya belum membawa surat lamaran kerja."

“Tidak perlu, nanti saya bawakan surat pendataan karyawan. Boleh lihat tanda pengenalnya?”

Hammy segera mengeluarkan kartu identitas dan juga kartu mahasiswanya. Ia menyerahkan kepada Emu. “Jadi, bagaimana?” tanya Hammy pelan. “Di sini tidak ada bagian atau tugas khusus setiap orangnya, kecuali bagian dapur. Jadi, disini saling membantu bagian yang kosong, baik bagian kasir maupun pelayan. Dan kau sudah bisa bekerja mulai hari ini jika kau mau.”
Gadis itu mengangguk mantap. “Arigatou, Boss!” ucapnya.

“Panggil aku Kak Emu. Aku akan memanggil seseorang untuk membantumu, selagi aku mengurus pendataan, ya!” Hammy mengangguk dan membungkukkan badannya sebagai tanda terima kasih.

“Oi! Iku-man! Kesini sebentar!” ucapnya memanggil seseorang. Hammy masih sedikit heran, kenapa banyak sekali remaja putri datang kesini. Jika diperhatikan, mungkin sekitar SMA sampai kuliah.

Mata Kimi ni AitaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang