[Pencil | chapter eight]
⋯
+day five
Bulan menerangi malam bersama cebisan bintang yang tidak terkira jumlahnya. Figura Taehyung dan Yoonji berbaring di atas pasir sambil memandang bulan berjaya menangkap momen baharu untuk di isi di dalam buku kehidupan mereka.
Yoonji mengangkat tangan kirinya ke langit. Tangan itu digerakkan nya ke kiri dan ke kanan secara perlahan mengikut pergerakan kepalanya. Jari-jemari digerakkan seolah ingin menggenggam bulan tersebut.
Senyuman manis terbit di wajahnya.
Senyuman itu mulai pudar tatkala matanya tertangkap satu tangan yang bertindak mengenggam tangannya kemas.
Kepala ditolehkan ke sebelah memandang Taehyung yang masih leka merenung tangannya yang berlapis di atas tangan gadis itu.
"Cantik kan bulan itu? "
Yoonji membalas soalan Taehyung dengan senyuman nipis. Kepala ditoleh semula ke depan memandang langit malam. Angin sejuk yang menyapa badan masing-masing langsung mereka tidak hiraukan.
"Ermmm"
"Its look like you"
"Why me? "
"Its shining bright like your smile"
Yoonji tertawa kecil dengan jawapan tidak masuk akal Taehyung.
"Then, the stars is you"
"Why me? , " Giliran Taehyung pula untuk bertanya
"Because its always shine the day like what you always do to me"
"But, It is just for a while. Later, the star will lose one by one and I will be one of them "
Senyuman Yoonji mulai mati mendengar kata-kata Taehyung yang menjamah pendengarannya. Dalam tidak sedar, kekecewaan melanda dirinya.
Sanggup kah aku melepaskan dia, ya tuhan?, ayat itu hanya mampu dilontarkan oleh si hati namun bukan si mulut.
I'm sorry, dear. Bisik hati Taehyung yang turut dilanda kesedihan.
⋯
YOU ARE READING
❛✓❜ pencil | 김태형
Short Story𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝. ❛ 𝘬𝘶𝘢𝘴𝘢 𝘮𝘢𝘨𝘪𝘴 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘴𝘦𝘭 ❜ ── ukiran mimpi engkau membawa aku ke alam nyata, Mimpi indah kita menjadikan setiap hari kita bahagia, Sekali engkau gerakkan mata pensel mengukir setiap inci waj...