Midnight Quality Time

14.4K 2.4K 365
                                    

Yuvin bergerak tidak nyaman dalam tidurnya. Beberapa kali ia terdengar mengerang, kemudian mengibaskan tangan kanannya, mengerang lagi, memindahkan kepalanya, dan mengerang lagi. Dan siklus ini mau tidak mau berpengaruh pada Yohan yang terlelap dalam pelukannya. Sial benar Song Yuvin yang menjadikan Yohan sebagai guling pribadinya, sementara ia terus bergerak tidak nyaman dalam tidurnya.

Yohan membuka mata, kantuknya hilang seketika karena pacarnya terus-terusan bergerak tidak nyaman sambil memeluknya. Ia mendongak dan menatap pacarnya yang juga dalam keadaan terjaga.

"Belum tidur, dok?" tanyanya dengan suara setengah berbisik.

Yuvin menurunkan pandangannya, kelihatan kaget saat melihat pacarnya juga ikut terjaga. Ia buru-buru mengecup puncak kepala Yohan dan mengusap punggung pacarnya lembut, berharap bisa menidurkan kembali pacarnya. "Tidur aja lagi, Han. Ini masih tengah malem," katanya.

Yohan menggeleng dan merapatkan tubuhnya dengan tubuh Yuvin. "Udah nggak bisa tidur, dok," ungkapnya.

"Maaf ya, saya jadi bangunin kamu. Tidur aja lagi, Han. Ini masih tengah malem lho. Besok kamu ke rumah sakit kan pagi banget." Yuvin menunduk sekali lagi, kali ini ia mengecup singkat bibir Yohan.

Yohan menggeleng. "Insomnia, dok?" tanyanya.

Yuvin menggeleng. "Enggak, Han. Saya laper. Bukan insomnia."

"Saya masakin ya?"

Yuvin mengerjap, kemudian meringis. "Kulkas kosong, Han. Saya belum sempat belanja bulanan. Kemaren udah nyampe supermarket pas habis nganter kamu jaga malam, eh saya ditelepon suruh balik buat operasi."

"Mau nyoba delivery order?"

Yuvin terdiam beberapa saat. "Delivery order apa jam segini? Yang masih buka sampe lewat tengah malam junk food. Kamu mau?"

Yohan berpikir sebentar, kemudian mengangguk. "Nggak setiap hari juga kan kita makan junk food? Sesekali bolehlah. Terakhir kali saya makan junk food sewaktu habis sempro."

Yuvin mengangguk, kemudian mengulurkan tangan kirinya ke nakas di samping tempat tidur untuk meraih ponselnya. Ia membuka aplikasi untuk pemesanan makanan via online, dengan kepala Yohan yang bersandar di dadanya untuk melihat menu makanan.

Yuvin terkekeh pelan saat merasakan rambut halus Yohan menggelitik lehernya. Ia mengangkat tangan kanannya untuk mengusap lembut kepala Yohan. "Kamu mau makan apa?" tanyanya.

Yohan tampak berpikir sebentar. Mata bulatnya tampak semakin berbinar karena cahaya dari ponsel Yuvin. Hingga kemudian ia mendongakkan kepala dan menatap Yuvin. "Big Box boleh?"

Yuvin tertawa pelan. "Anything for you, Sweetheart." Kemudian ia mengecup bibir Yohan.

Yuvin memesan semua yang dikatakan Yohannya. Big Box dengan topping yang Yohan inginkan dan beberapa kaleng minuman bersoda dengan rasa yang diinginkan Yohan, padahal sebenarnya ialah yang merasa kelaparan tengah malam ini.

"Oke, kita tunggu di ruang duduk aja ya? Sambil nonton film," kata Yuvin sambil melepaskan pelukannya dari tubuh Yohan.

Yohan mengangguk dan turun dari ranjang lebih dulu, semetara Yuvin masih mencari sandal rumahnya yang masuk ke dalam kolong tempat tidur. Untungnya Yuvin punya kaki yang panjang, jadi ia bisa mencapai sandal sebelah kanannya di bawah kolong tempat tidur tanpa harus tiarap di lantai untuk mengambilnya.

Setelah berhasil menggunakan sandalnya, Yuvin berjalan menyusul Yohan. Tapi tak seberapa lama kemudian, ia kembali ke tempat tidur untuk mengambil sesuatu dari sana.

Selimutnya.

"Han."

Yohan hampir berteriak kaget saat tiba-tiba pandangannya ditutupi sebuah selimut. Bahkan nyaris seluruh tubuhnya juga tertutupi selimut besar yang menjuntai ke bawah, yang jelas lebih panjang daripada tinggi tubuhnya.

COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang