Part 1

136K 14.6K 2.7K
                                    

HARI ini adalah hari yang sangat spesial bagi Taeyong karena ia mendapatkan panggilan untuk interview di salah satu Perusahaan terbesar di Korea Selatan. Sudah lama sekali Taeyong menantikan hari ini; dimana ia akan bekerja menjadi orang kantoran. Mengenakan jas, kemeja serta sepatu pantofel hitam.

Panggilan untuk menjadi sekertaris bagi CEO di Jung Corp. Impian semua orang. Upah yang di berikan perusahaan tidaklah sedikit, Taeyong membutuhkan uang untuk kehidupannya. Ia tinggal bersama kedua orang tua yang bekerja sebagai buruh. Namun meski begitu Taeyong sangat menyayangi Ibu dan Ayahnya yang sudah membesarkannya hingga detik ini. Memberikan yang terbaik untuk Taeyong.

Keberuntungan selalu datang kepada Taeyong. Ia mendapatkan beasiswa penuh ketika kuliah di Seoul University. Kampus bergengsi yang paling di minati se-Korea. Memang, rezeki bisa datang dari mana saja. Walaupun terkadang banyak yang tidak menyukai Taeyong kerena kepintaran dan beasiswa yang ia dapatkan. Tapi itu bukan masalah besar asalkan Taeyong bisa hidup tanpa menyusahkan kedua orang tuanya.

"Anak Bunda terlihat tampan," Ibu Taeyong muncul dari dapur seraya membawa roti serta susu untuk anak semata wayangnya; ia memberikan yang terbaik untuk Taeyong.

"Terimakasih Bunda. Dimana Ayah?"

"Ayah pergi ke rumah Mr. Kim untuk membersihkan kebun sejak pagi. Ini hari pertama interview ya?" telapak tangan sang Ibu mengusap pipi Taeyong secara perlahan; lalu memberikan kecupan pada hidung Taeyong.

Sungguh, hal yang paling Taeyong syukuri selama ini adalah kehadiran kedua orang tuanya. Ia tidak pernah kekurangan kasih sayang; Ibu dan Ayahnya juga tidak pernah melakukan kekerasan, kecuali membentak ketika Taeyong membuat kesalahan besar.

"Bunda, doain Taeyong ya?"

"Tentu saja, Bunda akan selalu mendoakan Taeyong. Semoga perusahaan besar itu menerima anak Bunda yang tampan ini."

Taeyong tertawa kecil dan duduk di meja makan; lalu memasukkan potongan roti ke dalam mulut. Ia tidak boleh mengecewakan kedua orang tuanya. Ini waktunya Taeyong untuk membalas seluruh kebaikan Ibu dan Ayahnya, ia harus menghasilkan banyak uang.

"Taeyong tahu kalo Bunda sayang sama Taeyong kan?" ujar Ibu Taeyong lembut; ia mengusap surai hitam sang anak dengan sayang, "soal pembicaraan semalam. Taeyong tidak perlu khawatir ya?"

Gigi Taeyong berhenti mengunyah, ia menatap sang Ibu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. 'Soal pembicaraan semalam' dimana ia mengakui bahwa dirinya tidak menyukai wanita. Maksudnya, Taeyong tidak bisa menyembunyikan hal tersebut dari kedua orang tua nya.

Selama dua puluh lima tahun hidupnya, Taeyong selalu bertanya-tanya, kenapa ia belum juga memiliki kekasih wanita? Dan pertanyaan nya terjawab ketika  satu minggu yang lalu ia melihat model laki-laki di televisi. Ada sesuatu yang membuat jantungnya berdegup kencang serta perutnya terasa mual. Taeyong tidak tahu kenapa, namun ia rasa, ia memiliki ketertarikan khusus terhadap seorang lelaki; sesama jenis.

"Tidak masalah tentang siapa yang Taeyong sukai karena Taeyong akan selalu menjadi anak Bunda dan Ayah. Kami tidak ingin membuat Taeyong tertekan, cukup ikuti kata hati Taeyong."

"Bunda.." iris hitam Taeyong berkaca-kaca, tanpa menunggu lama ia memeluk pinggul sang Ibu dan menenggelamkan wajah di perut wanita yang sudah melahirkannya itu.

"Taeyong tidak boleh menangis. Hari ini kan ada interview penting." gumam sang Ibu seraya tertawa pelan, ia mengusap kepala serta punggung anak kesayangannya.

"Taeyong sayang Bunda."

"Bunda lebih sayang Taeyong." selama ini Taeyong sudah melakukan yang terbaik. Ibu Taeyong tidak bisa melarang sang anak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Ia ingin Taeyong bahagia bersama orang yang tepat.

Man Like You《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang