part 12

87 17 0
                                    


Saat Elno ingin melanjutkan langkahnya menyusul para monyet kelaparan, sebuah suara membuatnya berhenti melangkah dengan degup jantung tak karuan.

"Semoga langgeng ya no."

Suara itu familiar, sangat familiar di telinga Elno, ia menghela nafas berat dan membalikan badannya melihat seorang gadis manis yang menatapnya dengan canggung, Keduanya diam lama seolah berbicara lewat tatapan mata.

"Naav." Elno melangkah mendekat pada Naava tapi gadis itu malah melangkah mundur.

"Selamat ya no, kalian serasi," ucap Naava lalu tersenyum simpul.

Wanda yang merasa Elno tidak menyusulnya membalikkan badan dan melihat Elno yang sedang berhadapan dengan Naava, Ia memutar bola matanya malas lalu berlari menghampiri mereka.

"Naava?" Panggil Wanda dari belakang punggung Elno membuat sang empunya nama menoleh, sementara Elno, pemuda itu masih menatap Naava dengan tatapan tak terbaca.

"Kenapa ya?" Tanya Wanda sinis membuat Naava kelabakan.

Elno menoleh."Dia cuma ngasih selamat," jawabnya mewakili.

"Oh ya? Terimakasih kalau gitu," kata Wanda dengan senyum yang dipaksakan sementara naava hanya mengangguk canggung.

"Yaudah yuk el nyusul anak-anak yang lain," ajak Wanda menggandeng tangan Elno di depan Naava yang mengalihkan pandangannya.

"Duluan naav," ucap Elno sebelum berbalik dan berjalan menuju kantin bersama Wanda yang sudah tersenyum bangga.

"Lepas nda."Elno melepaskan tangan Wanda yang menggandeng nya dengan paksa, merasa risih.

Wanda mendelik, lalu malah memeluk tangan Elno dengan erat. "Gak, kita kan pacaran harus romantis dong!"

"Apasih lebay tau gak."

"Kita pacaran, ini wajar aja el, malah seharusnya lo yang gandeng gue." Elno menghembuskan nafasnya lelah sendiri menghadapi gadis ini.

"Eh eh katanya suka nongkrong di mushola tapi kok peluk-pelukan di sekolah sih?"

Wanda dan Elno kompak menoleh melihat Megan dengan kedua temannya yang sedang berdiri tak jauh dari mereka, merasa jelas sindiran itu untuk Elno, Wanda melepas tangan Elno dan menghampiri musuhnya itu dengan tatapan tajam seolah siap menerkam.

"Ada masalah apa ya mbak?" Tanya Wanda dengan nada sinis. Lalu menjawab sendiri. "Oh sirik ya, soalnya kan kalah sekarang."

Megan maju, menatap Wanda dengan tatapan meremehkan. "Sorry ya Leo tuh jauh lebih perfect daripada cowok lo itu, jadi gak usah merasa menang sekarang."

"Sorry juga ya, gue gak nyari yang perfect, tapi gue nyari yang respect," balas Wanda tajam.

Megan mencibir, dan melirik Elno yang sedang memperhatikan mereka berdua. "Hilih, selera lo rendah juga nda, Apasih yang lo liat dari cowok kayak dia? Oh jangan-jangan harta ya?"

Wanda menghela nafas kasar."Eh lo--"

"Nda udah," lerai Elno menarik Wanda menjauh sebelum kedua gadis itu beraksi lagi.

"Lepas, dia harus dikasih pelajaran el," ucap Wanda berusaha melepaskan cekalan tangan Elno yang malah semakin mengerat.

"Gak usah didengerin."

"Tapi kan-- eh eh ini mau kemana?" Bingung Wanda saat Elno menariknya bukan ke arah kantin sekolah.

"Mushola."

Wanda membelalak jadi refleks menghentikan langkahnya. "Heee Ngapain??"

"Mancing," ketus Elno tak habis pikir. "Ya shalat lah."

"Ha?"

"Eh aduh sakit perut, gue kayaknya mau halangan deh," alibi Wanda sambil memegang perutnya dan pura-pura merintih.

"Cuma mau kan? Belum halangan," balas Elno membuat Wanda merapatkan bibirnya.

"Eungg...gue, gue... Gak hafal niat sama surat-suratnya," jujur Wanda sambil menunduk.

"Gue ajarin."

Wanda membelalakkan, matanya mendongak melihat Elno yang sedang menatapnya dengan wajah datar tanpa ekspresi, tak lama pemuda itu melanjutkan langkahnya tanpa sepatah katapun.

"Beneran lo mau ngajarin?" Tanya Wanda ragu, menyusul Elno yang sudah agak jauh darinya.

"Ngapain bohong?"

"Hehehe bisa aj--" ucapan Wanda terhenti melihat Elno yang berlari menghampiri gadis berhijab yang sedang berjalan membawa tumpukan Al-Qur'an menuju mushola.

Apasih dia? Baru juga pacaran udah buat gue kesel.Batin Wanda menggerutu.

Wanda jadi merengut melihat itu, apalagi saat Elno memaksa Naava untuk memberikan sebagian Al-Qur'an padanya dengan kekehan kecil, wajah Wanda langsung mengeruh, gadis itu menghentakan kakinya ke tanah dengan kesal dan berbalik arah.


"GUE GAK JADI TOBAT!!"

~~~

Tbc...

Maaf lama update, soalnya belakangan ini mood menulis ku lagi jelek.
Heheh...

Oh iya

Kira-kira si Elno cocoknya sama Naava apa Wanda ya?
...

[Sama author nya:v]

Wkwkw Ditunggu aja yaa.. makasih udah baca kisah mereka:).

Jangan lupa vote, coment and share cerita ini ke siapa aja sesama teman wattpad kalian.


Salam hangat..
Sindiiii

Tentang kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang