Plot Singto2

343 16 0
                                    

[Awal pertengkaran kecil]

"Swaddekhap...Phi Sing..."Namtan bisa bergidik ngeri melihat tatapan tajam Singto kepadanya menahan semua amarahnya.
Singto membalas dengan sopan pula.
"Kita langsung ke topik pembicaraan. Aku tahu Krist adalah seorang actor sekarang. Tapi kau!!sebagai Managernya. Kau tahu bagi diriku dan Pendidikannya lebih penting. Bila kau!!!tidak bisa memprioritaskan itu."jelas maksud hati Singto yang membuat Namtan merinding. Setelah kesibukan Krist yang memenuhi waktunya.
Nilai Mata Pelajaran Krist sedikit merosot. Dan lagi-lagi Krist banyak sekali meninggalkan mata pelajarannya. Singto sangat tidak tolerir dengan hal ini.
"Ya. Maaf Phi Sing...untuk akhir-akhir ini memang jadwal Krist masih padat..."Singto langsung memotong penjelasan Namtan.
"Kau...sebagai Manager Krist sudah menjadi tugasmu. Bagaimanapun kau harus mengatur jadwal Krist bukan!!!"perintah Singto penuh penekanan.
"Iya. Phi Sing...Aku akan mengatur jadwal Krist."jawab Namtan.
"Dimulai dari hari ini. Mengerti!!!"perintah Singto penuh penekanan.
"Ya. Phi Sing...dimulai hari ini aku akan mengatur ulang jadwal Krist."Namtan merasa jantungnya mencelos karena rasa takutnya. Kemarahan Singto dimata Namtan sangat menakutkan. Tidak hanya mata tetapi aura disekitarpun menjadi gelap. Setelah bertemu dengan Singto, Namtan menerima dering telephone yang ternyata dari Ayah Singto. Dan lagi-lagi Namtan merasa bergidik ngeri.
"Aku hari ini sial sekali. 2simba mau menerkamku...Pupuu...I'm crying...."Namtan mengirimkan telepatinya kepada plustor, pacarnya....
Malam harinya...
"Phi Sing...kenapa kau memarahi Namtan soal pekerjaanku."Krist yang datang tiba-tiba langsung dengan muka kesalnya.
"Jaga sikapmu."Singto menatapnya lalu kembali berkutat pada pelajaran dan pekerjaannya.
Krist duduk di samping Singto memberi salam.
"Phi Sing kenapa memarahi Namtan?"tanya Krist
"Karena Namtan tidak becus dalam pekerjaannya."jawab Singto.
"Bagaimana bisa Namtan tidak becus dalam bekerja. Dia pekerja keras. Sangat teliti dalam pekerjaannya. Sangat tepat waktu."protes Krist.
"Namtan tidak becus mengatur jadwal kerjamu dengan pendidikanmu. Sudah lihat Nilaimu berapa?"Singto menghentikan pekerjaannya dan fokus berbicara dengan Krist. Krist yang bersalah dalam hal ini hanya diam saja.
"Lalu bagaimana dengan ayahmu bila tahu nilaimu merosot seperti ini. Yang aku tahu pasti dia melarangmu menjadi actor."jelas Singto membuat Krist marah karena mencampuri karirnya.
"tapi Phi tidak berhak memarahi Namtan."protes Krist.
"Aku tunanganmu. Aku berhak memperingatkan Namtan soal karir dan pendidikanmu. Dan kamu bilang apa barusan... Baiklah. Aku tidak akan mencampuri karir dan pendidikanmu lagi."Singto mengambil semua buku dan barang-barangnya menuju ke ruang kerjanya. Malam itu Krist tidur dirumah tetapi hanya ada keheningan diantara keduanya.

[Permintaan Maaf Krist]

Keesokan harinya Singto masih dalam mode 'Diam'. Begitu juga di campus. Krist merasa tidak nyaman dengan pertengkaran ini. Lebih-lebih dicampus Singto seolah menghindari Krist dan menyibukkan diri dengan mata kuliah dan teman yang lain membahas tentang pelajarannya. Seusai pelajaran campus, Singto langsung berpamitan untuk berangkat ke kantor pada Krist lalu meninggalkan Krist yang sudah dijemput Namtan begitu saja.
"Hey...kalian bertengkar?jangan-jangan karena aku?ohhh Krist...kau so..."goda Namtan hendak memeluk Krist, namun...
"-_-"Krist menahan kepala Namtan untuk menjauhkan tubuh Namtan yang hendak memeluknya.
"Bagaimana ini..."Krist merengek pada Namtan.
"Aha!!!aku ada ide..."jawab Namtan.
Di kantor Singto mempresentasikan Project terbaru yang akan dibangunnya di Hong Kong bersama Ayahnya dan dewan Direksi pemegang saham lainnya.  Walau masih tergolong muda. Singto mampu bekerja dengan profesional.
Segala data dan detailnya sangat jelas dan akurat. Ayah Singto sangat bangga dengan perkembangan anaknya ini.
"Tuan Suthilack. Putra anda ini lebih hebat dari anda sekarang. Hahaha"puji Dewan Direksi Mr. Victor Zhang pemegang saham di Suthilack.corp.
"Saya sangat beruntung saja tuan Victor. Anda juga seorang pengusaha muda yang sukses. Sudah menjadi generasi keluarga Zhang."puji Ayah Singto
"Anda memang beruntung Tuan Suthilack diberkahi seorang pemuda yang cakap dan menantu actor ternama. Dia sangat menawan. Andai saya juga bisa mendapatkan sepertinya."Singto tersenyum bangga karena begitu banyak orang-orang disekitarnya tahu dan mengclaim Krist adalah miliknya.
Sesampainya di teras rumah. Singto merasa heran rumah terasa gelap.
"Apa Pak Yoh tidak datang sore ini?"gumam Singto. Singto sudah terbiasa dengan kepulangan yang tidak pasti Krist atau terkadang tidak pulang.
Saat pintu terbuka ruangan hanya terdapat lilin kecil tersebar di seluruh rumahnya. Krist datang terlihat sangat menawan. Kemeja putih dibalut Men's suit warna senada.
Singto terpana dibuatnya...
Krist menghampiri Singto. Membawanya ke dalam kolam renang yang sudah diubah menjadi diner yang roumantis dengan bantuan Pak Yoh, Namtan dan beberapa para pelayan di rumah Mae Singto.
"Ada apa ini?"tanya Singto setelah tersadar dari sihir Krist yang duduk disampingnya.
"Phi Singto...Krist minta maaf ya...kemaren Krist agak kurang mengerti...jangan marah lagi ya..."Krist menggenggam tangan Singto. Singto langsung tersenyum lembut.
"Jadi kau ingin minta maaf padaku dengan dinner roumantis seperti ini?"goda Singto.
"Krist tidak tenang Phi marah seperti kemarin...jangan marah lagi na...."bujuk Krist menggenggam tangan kanan Singto.
"Kit rela dengan hukumannya?"rayu Krist. Singto nampak kebingungan.
"Hukumanmu?apa itu?"Singto mengerutkan dahinya.
"ini..."Krist berdiri lalu duduk dipangkuannya. Mencium Singto dengan intens. Dan dibalas dengan Singto. Singto sangat menikmati ciuman itu. Begitu dengan Krist. Beberapa kali mengubah posisi untuk mengambil napas dan kembali dalam ciuman nan roumantis itu.
"Phi Sing..."panggil Krist disela desahannya.
"Hukumanmu belum selesai."balas Singto. Krist hanya tersenyum.

[Acara Kelulusan]

"Kiit...selamat atas kelulusanmu..."gemuruh suara para fans memberikan ucapan selamat atas kelulusannya dengan nilai terbaik.
Krist sangat bahagia. Bahagia dengan kelulusannya dengan nilai yang terbaik, dan dukungan para fansnya, keluarga dan kekasihnya. Krist tak luput memberi salam, mengucapkan terima kasih dan menerima banyak hadiah dari para fans.
Berkat kerja keras Singto yang selalu menemaninya, mengajarinya dan memperhatikannya.
Walau dihari-hari itu sangat menguras tenaga. Berat badan Kristpun sampai turun drastis. Jadwal pelajaran, jadwal latihan jadwal syuting dan jadwal belajarnya.
Begitu juga beberapa temannya yang menghampirinya memberikan ucapan selamat juga diantara semuanya.
Begitu juga dengan Toptap. Keluargapun berkumpul bersama.
"Phi Sing...kesini..."teriak fans memberitahukan Krist. Krist melihat sekitar. Celingukan. Mencari keberadaan Singto. Hingga saat Singto dibelakang area hendak mendekati Krist para fans histeria. Jejeritan melihat keroumantisan idolanya.
"Phi Kit...minta photo bersama dengan tunanganmu naa...."teriak salah satu fans hingga membuat yang lainnyapun juga mengikuti.
Hanya suara gemuruh dan histeria melihat kebersamaan Singto dengan Krist bersama fansnya.
"Selamat ya sayang...~kau melakukan yang terbaik."Singto memeluk tunangannya erat.
"Phi juga...Selamat atas kelulusannya...Phi...terima kasih sudah menjadi kekasih terbaik di hidupku...I love you..."para fans yang langsung terdiam setidaknya agar percakapan dua sejoli ini terdengar menjadi histeria dengan kalimat Krist terakhir. Hingga membuat Singto terkejut yang tidak terbiasa dengan histeria para fans Krist.
"aku akan meminta rewardku nanti malam."bisik Singto. Dan lagi-lagi Singto terkejut dengan histeria para fans yang melihat Singto membisikkan sesuatu ditelinga Krist. Yang membuat idolanya tersipu malu. Merah merona.

You're my music [COMPLETED]Where stories live. Discover now