Part 8

22.6K 3.7K 1.3K
                                    

I love it when you call me señorita
I wish I could pretend I didn't need ya
But every touch is ooh-la-la-la
It's true, la-la-la
Ooh, I should be runnin'
Ooh, you know I love it when you call me señorita

PIKIRAN Ten berkecamuk, ia ingin mengatakan bahwa Jaehyun bukan lelaki yang baik dan selama ini hanya memanfaatkan tubuh Taeyong untuk kepuasan semata saja. Namun rasanya Ten tidak bisa mengeluarkan satu patah kata pun; ia takut Taeyong terluka dan menangis. Tapi jika ia tidak memberitahu sahabatnya itu, Taeyong pasti jauh lebih terluka.

Pandangan Ten beralih pada Taeyong yang sedang mengganti pakaian. Keduanya sudah pulang dan kini berada di ruang loker; Ten hanya bisa diam terduduk seraya memainkan jemari tangan. Masih belum berani mengatakan apapun walaupun kenyataan nya ia ingin sekali memenggal kepala Jaehyun!

"Taeyong,"

"Ya Ten?" Taeyong menoleh, ia menutup loker sebelum duduk di samping Ten dan memakai sepatu. Jaehyun sudah menunggunya di luar, Taeyong tidak bisa membuat lelaki tampan itu menunggu lama.

Ten menghembuskan nafas kasar. "Bisakah kau menjauhi Jaehyun? Dia bukan pria baik-baik! Aku tidakㅡ"

"Ten, kita sudah pernah membicarakannya." Taeyong memotong dengan cepat; ia melemparkan tatapan tak percaya pada Ten, "Jaehyun bilang dia mencintaiku."

Bola mata Ten membulat lebar. Ha! Omong kosong apa lagi itu? Jaehyun bahkan sudah mau menikah dan kenapa harus mengeluarkan kalimat murahan yang berhasil membuat Taeyong jauh lebih tergila-gila dari sebelumnya?! Tidak sadarkah Taeyong bahwa selama ini Jaehyun hanya menginginkan tubuhnya, tidak lebih?

Ten memijat pangkal hidung. "Taeyong, percayalah padaku! Dia sudah memiliki caㅡ"

"Oke hentikan. Aku pergi." setelah mengatakan itu Taeyong menarik tas dan berlari keluar dari ruang loker. Meninggalkan Ten yang meneriakan namanya.

Sungguh! Sudah berapa kali harus Taeyong tegaskan bahwa ia tidak masalah jika Jaehyun hanya memakai tubuhnya?! Ia sudah jatuh terlalu dalam dan Taeyong tidak ingin kehilangan Jaehyun. Bukankah lelaki tampan itu mencintainya? Jaehyun mengatakan kalimat itu berkali-kali malam kemarin, ketika mereka sedang melakukan seks.

Senyum Taeyong mengembang saat melihat Jaehyun sudah duduk di atas motor hitamnya; lelaki tampan itu tersenyum lebar dengan kedua titik cacat yang menghiasi pipi. Tanpa menunggu lama Taeyong berlari menghampiri Jaehyun; mendaratkan kecupan ringan di bibir tebal si lelaki tinggi.

"Ayo naik Noona, mau pergi ke suatu tempat?" ajak Jaehyun seraya menangkup pipi Taeyong dan mengecup lembut dahi si lelaki cantik.

"Tentu!" Taeyong naik ke atas motor Jaehyun; memeluk pinggul lelaki tampan itu dan menyenderkan pipi di punggung Jaehyun.

Ten hanya berbicara omong kosong. Taeyong benar-benar tidak ingin mendengar apapun, ia hanya mau menghabiskan waktu bersama Jaehyun. Tidak tahukah Ten bahwa Taeyong sangat mencintai Jaehyun melebihi apapun?

Jaehyun memakai helm dan menyalakan mesin motor; setelah itu berlalu dari parkiran restoran. Meninggalkan Ten yang menatap keduanya dari pintu; mendesis pelan ketika menyadari bahwa Jaehyun belum mengatakan apapun soal pernikahan kepada Taeyong.

Señor(ita)《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang