Chapter 13

29 3 0
                                    

Keesokan harinya adalah hari senin. Itu artinya aku harus kembali ke rutinitasku yaitu mengawasi Sasuke. Tepat pukul 06.45 pagi aku telah sampai di dekat sekolah Sasuke.

Mengawasi setiap murid yang keluar masuk gerbang Konoha High School. Namun ada yang aneh, hingga bel pelajaran pertama berbunyi aku sama sekali tak melihat Sasuke memasuki gerbang sekolahnya.

Hanya ada Gaara, Neji dan Kiba yang tadi datang dengan motor sport mereka sekitar pukul 07.00 pagi sesaat sebelum gerbang sekolah ditutup oleh petugas.

"Hahh kemana bocah nakal itu? Apa dia membolos lagi? Tapi kenapa Gaara, Neji dan Kiba tak ikut membolos juga?" batinku dalam hati.

"Apa mungkin Sasuke masih berada di bukit dan tak bisa pulang?" bayangku horror saat mengingat kemarin aku meninggalkan Sasuke sendiri di bukit pinggir kota Konoha.

"Hahh anak itu merepotkan saja" batinku lelah mengingat perilaku Sasuke.

Tanpa membuang waktu lagi, akupun segera mengambil ponselku dan mengaktifkan GPS yang terpasang di motor sport Sasuke.

"Hahh ini kan lokasi apartemen Sasuke? Kenapa motornya masih berada di apartemen?" gumamku saat mengetahui letak GPS motor Sasuke adalah apartemen bocah itu sendiri.

"Hahh bocah nakal itu benar-benar, awas saja kalau dia itu sedang membolos sekolah dengan tidur seharian di apartemen maka aku akan menghabisinya segera" geramku seraya meluncur menuju apartemen Sasuke sambil memacu Kurama dengan kecepatan tinggi.

Tak sampai 30 menit aku telah sampai di apartemen Sasuke. Sesampainya di depan pintu kamar apartemen Sasuke aku segera memencet bel yang tergantung disana.

Teet teet... Suara bel berbunyi nyaring.

Tap tap tap... suara langkah kaki terdengar berjalan mendekat menuju kearah pintu.

Clekk... Suara pintu terbuka.

"Oi bocah nak..." ucapku tak sampai selesai karna...

Brukk... Tiba-tiba saja tubuh Sasuke terhuyun kedepan hendak jatuh namun aku segera menangkapnya dengan sigap.

"Deg... badannya panas" batinku saat menyentuh kulit Sasuke.

"Oi bocah kau sakit? Badanmu panas" ucapku sambil mengguncang tubuh Sasuke namun sama sekali tak ada respon dari empunya.

"Ck dia pingsan, sepertinya dia demam" gumamku saat mendapati Sasuke tak sadakan diri dengan suhu tubuh yang panas.

Tanpa membuang waktu lagi akupun segera membawa Sasuke menuju kamarnya dan membaringkannya diatas kasur. Kemudian bergegas mengambil kompres air hangat untuk pertolongan pertama pada demam Sasuke.

"Hahh... Kuharap demamnya segera turun" batinku dalam hati penuh harap.

Setelah mengompres dahi Sasuke dengan kompres air hangat akupun segera bergegas ke dapur untuk membuat bubur supaya jika nanti Sasuke bangun maka dia bisa segera mengisi perutnya dan kemudian minum obat. Sekitar 20 menit akhirnya bubur ayam sederhana buatanku telah matang dan akupun segera membawanya ke dalam kamar Sasuke.

Saat aku memasuki kamar Sasuke dengan membawa nampan berisi bubur dan obat tampak Sasuke masih dalam keadaan tidur, namun aku dapat melihat keringat mengucur deras melalui pelipisnya. Selain itu Sasuke terus bergerak gelisah dalam tidurnya sambil sesekali mengerutkan dahi.

"Kurasa Sasuke tak bisa tidur dengan nyaman" batinku dalam hati saat melihat Sasuke yang tampak gelisah dalam tidurnya.

"Sasuke bangun" ujarku mencoba membangunkan Sasuke sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya pelan.

"Janji Seumur Hidup"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang