Pleurs

3.9K 481 55
                                    

Pukul 11 malam bukanlah waktu yang tepat untuk berjalan-jalan. Tetapi, Kim Namjoon, seorang pelukis, nyatanya sedang berkeliaran di sekitar taman komplek rumahnya.

Namjoon memang senang berjalan-jalan di malam hari. Alasannya simple. Ia hanya butuh untuk melepas penat setelah seharian melukis objek yang di minta pelanggannya, dan juga mencari inspirasi untuk objek apa yang harus ia lukis untuk koleksi pribadinya.

Langit yang agak berawan dan gelap serta bintang kerlap-kerlip menemani acara jalan-jalan Namjoon. Sesekali gonggongan anjing dari dalam rumah membuat lelaki bermarga Kim itu tersenyum.

Itu membuatnya rindu dengan rumah. Rumahnya. Bangunan kokoh dengan warna monokrom yang dominan, serta pohon-pohon yang tumbuh dengan sehat di belakang halaman rumahnya di Ilsan.

Tetapi tidak dengan sekarang. Bangunan monokrom kesukaan Namjoon telah terganti oleh bangunan berwarna putih yang menyeluruh. Tidak ada warna lain selain putih di tempat yang di tinggalinya sekarang, di Seoul.

Sudah sekitar 30 menit pelukis muda itu berjalan. Melihat-lihat bunga Mugunghwa yang tumbuh dengan cantik, kupu-kupu yang beterbangan dengan bebasnya, dan jangan lupakan lampu taman bercahaya putih yang berada di sepanjang jalan.

Setelah merasa cukup melihat sekitar, Namjoon memutuskan untuk duduk di bangku taman yang persis berada di depan air mancur. Kebetulan, air mancur malam ini mengeluarkan warna-warna yang berbeda. Ungu, biru, hijau, kuning, dan merah sepertinya menjadi pilihan untuk menemani air mancur itu. Dengan patung cupid yang berada di tengah, serta air mancur berwarna-warni, membuat Namjoon merasa tak ingin pulang.

Ia memejamkan matanya sejenak dan mulai berfikir tentang hal-hal yang telah ia lakukan selama ini. Namjoon mulai melukis saat ia berumur 19 tahun, yang mana adalah 4 tahun yang lalu. Awalnya, Namjoon tidak pernah terfikirkan akan menjadi seorang pelukis. Namun, saat Jung Hoseok–sahabatnya–mengajak dirinya ke galeri seni yang berada di Seoul, entah darimana asalnya datang, Namjoon seketika menjadi tertarik untuk mencoba itu.

Namjoon mulai mencoba untuk membuat sesuatu diatas kanvas, bukan di buku gambar seperti saat ia masih kecil. Tanpa persiapan apa-apa, Namjoon memilih warna hitam dan biru untuk membuat kanvasnya berwarna. Diambilnya warna cat itu dengan asal dan ditempelkan ke atas kanvas, menggabungkan warna keduanya dengan abstrak. Percobaan pertama memang sangat bersejarah di hidup Namjoon.

Tetapi ia tidak menyerah walaupun hasil jadi karyanya tidak sebagus perkiraannya, ia terus mencoba dan mengurung dirinya di dalam rumah, bergelut dengan cat dan kanvas di dalam kamarnya.

Sampai akhirnya, Namjoon membuat lukisan bergambar cherry blossoms yang menarik perhatian orang sekitarnya. Lukisan yang dominan berwarna putih dan merah muda itu sangatlah cantik. Dan beruntunglah Namjoon saat itu, karena ada seorang pendatang dari Pulau Jeju yang datang ke Ilsan. Pendatang itu bertemu dengan Namjoon yang sedang melukis di taman, dan pendatang itu tertarik untuk membelinya.

Pendatang itu bilang, ia sangat beruntung menemukan Namjoon yang sedang melukis saat itu. Lukisan cherry blossoms miliknya berhasil membuat orang tertarik, dan Namjoon sangatlah senang. Agar Namjoon bisa lebih membuat orang lain mengenal dirinya, ia memutuskan untuk pindah ke Seoul.

Tidak semua hal baik terjadi pada Namjoon saat di Seoul. Kejadian yang tidak di inginkan olehnya juga sering terjadi.

Seoul, Seoul, why is your pronunciation's the same as soul? If love and hate are the same word, I love you Seoul.

Kembali dengan dirinya sekarang yang berada sendirian di bangku taman depan air mancur, Namjoon melihat jam di ponselnya. 11.45 KST adalah waktu yang terpampang jelas dan Namjoon mulai merasa angin malam menusuk kulitnya.

Étreindre | namjinWhere stories live. Discover now