Part 10

34.7K 3.9K 990
                                    

All along I've been coming for ya
And I hope it means something to you
Call my name, I'll be coming for ya (Coming for you)
Coming for ya (Coming for you)
For ya

For ya (Oh, he loves it when I come)
For ya
Ooh, I should be runnin'
Ooh, you keep me coming for ya.

TIGA hari berlalu dan kini Taeyong sedang berada di restoran. Menyibukkan diri dengan pekerjaan karena jika ia terus menghabiskan waktu di apartemen, bayangan Jaehyun terus menerus menghantuinya. Jujur saja, selama tiga hari ini Taeyong tidak bisa membenci Jaehyun sedikit pun. Ia mencintai lelaki tampan itu dan berharap bahwa Jaehyun akan kembali padanya. Meskipun hal tersebut mustahil.

Bagaimana jika ternyata Jaehyun sudah melangsungkan pernikahan di luar negeri? Meninggalkan Taeyong dengan kenangan manis dan pahit. Taeyong tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis. Setiap waktu yang ia habiskan bersama Jaehyun benar-benar berharga.

"Taeyong, jangan melamun." bisik Ten seraya menepuk pelan pundak Taeyong. Berhasil membuat si lelaki bermarga Lee tersentak dan mengulas senyum kecil sebelum kembali menghampiri meja pelanggan guna mencatat pesanan.

Siang ini restoran tidak begitu ramai. Taeyong cukup beruntung karena belum mendapatkan teguran dari pengunjung. Sedari tadi ia terus melamun. Taeyong rasa menyibukkan dirinya sendiri sama sekali tidak berguna! Bayangan Jaehyun terus memenuhi otak dan sesekali hatinya berdenyut nyeri.

Ten menghela nafas dalam. Meskipun ia sudah memberi pelajaran bagi Jaehyun, tapi rasanya itu belum cukup. Taeyong masih merasakan sakit dan kehilangan. Ten heran, kenapa Jaehyun bisa melakukan hal tolol seperti itu? Menipu Taeyong yang sangat rapuh sejak awal.

Okay, Ten memang merasa sedikit senang akan perubahan Taeyong ketika sahabatnya itu bersama Jaehyun. Taeyong lebih sering mengeluarkan ekspresi dan bertingkah berani. Namun sepertinya sekarang semua hal tersebut hilang. Seolah Taeyong kembali ke diri lamanya. Tidak tersentuh, selalu menyendiri dan mengabaikan orang-orang di sekitarnya.

Terkadang Ten ingin sekali menemani Taeyong setiap hari, tapi ia tidak bisa karena sejak kemarin Taeyong mendorong Ten untuk menjauh. Lelaki bermarga Lee itu tidak banyak bicara, terus terdiam dan melamun sepanjang waktu. Ten takut jika Taeyong memutuskan untuk mengakhiri hidup karena masalah ini.

Tapi, jika memang seperti itu. Maka Ten akan membunuh Jaehyun dengan tangannya sendiri.

.
.

"Jungwoo mengundang kita untung berkumpul di rumahnya. Kau ikut?" untuk kesekian kali, Ten mengajak Taeyong agar lelaki cantik itu mau kembali berkumpul bersama yang lain.

Taeyong menggeleng pelan, ia memakai penutup hoodie dan mengambil tas. "Aku duluan Ten," bisiknya sebelum membuka pintu belakang dan keluar dari restoran.

Sebagian tubuh Taeyong tertutup oleh hoodie besar berwarna hitam. Ia bahkan menyembunyikan wajah serta rambutnya. Nafasnya berubah menjadi berat ketika kenangan bersama Jaehyun kembali berputar di dalam kepala. Ia tidak bisa melupakan hal tersebut, sekeras apapun Taeyong mencoba, ia tidak pernah bisa.

Sebentar lagi mungkin Taeyong akan berubah menjadi lelaki gila yang menghabiskan setiap detik waktunya untuk menangis. Sekarang saja air mata sudah menggenang di pelupuk; membuat indra penglihatannya memburam.

Señor(ita)《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang