2. Jeno x Jeha

144K 13.8K 13.9K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading



"Aaaaa aaaa!!"

"Jehaaa siniiii!!!"

"Jenooo buruan mandiinnyaaa!"

Suasana di rumah pagi itu terdengar begitu riuh seperti biasa. Suara alat-alat dapur, teriakan Jung Jeha, Lee Jeha, dan Lee Jeno bercampur menjadi satu.

Sang ibu hanya mendengus ketika mendengar suami dan anaknya yang sepertinya sedang kejar-kejaran, Jeno harusnya sudah selesai memandikan Lee Jeha, mereka harus segera sarapan dan mengantar anak itu sekolah, lalu dia akan pergi ke toko bunga miliknya, dan Jeno berangkat kerja. Semuanya memiliki kegiatan tersendiri.

"Enggak mau papaaa dingin!!"

"Jehaa ayo cepet mandiii!! Atau mama yang kesana habis ini!!!" Perempuan itu berteriak dari arah dapur, agak kesal karena anak perempuannya itu memang susah mandi di pagi hari. Sepertinya karena sudah mulai sekolah, Lee Jeha masih belum terbiasa untuk mandi terlalu pagi.

Tak terdengar suara kejar-kejaran ayah dan anak itu kemudian, Jung Jeha melanjutkan pekerjaannya. Dia sudah menyiapkan beberapa potong roti panggang, secangkir teh dan kopi, dan juga segelas susu. Dia juga menyiapkan dua kotak bekal untuk suami dan anaknya.

Menjadi seorang ibu beranak satu itu sebenarnya tidak mudah. Jeha harus bangun pagi-pagi sekali, membersihkan rumah, menyiapkan pakaian untuk suaminya, menyiapkan air untuk mandi, menyiapkan sarapan, mengurus putrinya yang akan berangkat sekolah, bersiap untuk pergi ke toko bunga miliknya, ah sudahlah, sepertinya terlalu banyak jika harus disebutkan satu persatu.

Mereka tidak menyewa pembantu, mana mungkin.

"MAMA!!"

Jung Jeha tersentak kaget, dia terlonjak dan nyaris saja mengumpat. Tapi syukurlah sekarang dia sudah melatih mulutnya untuk tak bicara kasar, apalagi dia sudah memiliki anak.

"Ih kalian apa-apaan sih!!" Dia berbalik, mendengus kesal pada suami dan anaknya yang baru saja mengejutkannya dari belakang. Mereka berdua terlihat tertawa bersamaan.

"Hehee maaf," Jeno meringis.

"Lotii lotiii!" Lee Jeha yang masih telanjang dalam gendongan Jeno dengan tubuh lembab, mencoba meraih beberapa tumpuk roti diatas piring.

"Pake baju dulu sana," suara ibunya, anak itu pun cemberut.

"Kamu udah mandi?" Tanya Jeno.

"Udah tadi aku mandi waktu kalian belum bangun," jawabnya, "buruan sana pakein dia baju, abis itu langsung turun, aku mau bersihin kamar dulu."

Mengangguk, Jeno segera membawa anaknya yang dibalut handuk sekenanya itu menaiki tangga, meskipun sempat berdebat di tengah jalan karena anak perempuan itu meronta meminta makan roti lebih dulu.

What If [Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang