[vol. 1] 48. Sesal Sakura

4.3K 735 91
                                    

Saya gila mencemaskan kamu, Sakura!

***

Close!

Satu kata yang terpampang di pintu kedai roti Bu Mega, dan Angkasa mampu membacanya dengan jelas tanpa harus turun dari mobilnya.

Mengetahui itu Angkasa kembali menginjak kembali pedal gasnya. Memutar arah melawati jalan yang biasanya ia lewati tiap mengantar Sakura pulang dari kedai.

Dengan mobilnya yang tetap membelah jalan, Angkasa terus memerhatikan sekelilingnya melalui kaca jendela. Mencari sosok Sakura yang ia pikir belum begitu jauh dari sekitaran jalan, karena ia tahu betul kedai baru tutup sekitar lima menit yang lalu.

Sambil menyetir, Angkasa mencoba untuk memfokuskan pandangannya sejauh mungkin, jaga-jaga agar Sakura tidak sampai terlewat olehnya.

Akan tetapi sekitar dua kilometer usai memasuki area perumahan sepi menuju gang rumah Sakura, Angkasa malah mendapati sebuah mobil hitam yang tiba-tiba mengerem mendadak, dengan plat nomornya sungguh tidak asing baginya. Sehingga saat itu juga ia ikut memberhentikan laju mobilnya.

Sampai tak lama kemudian, seseorang yang mengenakan pakaian serba hitam keluar dari dalamnya. Dengan balok panjang di tangan, orang itu berjalan tergesa-gesa. Menengok ke segala penjuru jalan, seakan sedang memastikan tidak ada seorang pun yang melihat dirinya.

Sepertinya penglihatan orang itu lengah dan tidak menyadari keberadaan Angkasa di dalam mobil yang terparkir, menyaru dengan mobil-mobil lain yang juga terparkir, namun tidak ada orang di dalamnya.

"Orang asing itu!" kejut Angkasa tepat saat mengenalinya.

💕

Kleng!

Detik itu juga Sakura panik, ketika telinganya menangkap suara lemparan kaleng. Suara yang selalu membuat Sakura teringat akan kejadian menakutkan yang menimpanya malam itu.

Kleng!

"Shit!" Orang itu berdecak. Ketika jaraknya sudah begitu dekat dengan Sakura, seseorang yang menjadi target utamanya, tanpa sengaja kakinya menendang sebuah kaleng sampah yang menghasilkan bunyi nyaring.

Namun saat Sakura menoleh, sesuatu benar-benar membuatnya terkejut. Sebila balok semakin dekat yang bersiap untuk menyerangnya, membuat gadis itu tiba-tiba kehabisan daya dan tidak bisa melakukan apa-apa selain merengkut juga menutup kedua mata dan telinganya rapat-rapat.

"Ah!" Tiba-tiba Sakura mendesah dan langsung menghentikan sepedanya. Ketika bayangan kejadian itu lagi-lagi muncul menjadi sesuatu yang sangat mengerikan dalam ingatannya. Bayang-bayang yang membuat kedua lututnya seketika lemas dan tidak mampu untuk mengayuh kembali kayuh sepedanya.

Kleng!

Suara kaleng itu terdengar lagi. Sakura langsung menolehkan kepalanya ke segala arah. Namun Sakura bernapas lega, ketika ternyata yang ia dapati tidak lain adalah tukang pijat keliling, yang memang biasa menandakan keberadaannya dengan suara kocokan batu dalam kaleng bekas, lantaran keterbatasannya yang tidak bisa melihat.

Cold EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang