[vol. 2] 4. Ke mana?

4.5K 883 93
                                    

Jangan melukai diri kamu sendiri... Cukup bilang berat, kalau memang ini semua berat buat kamu. Bilang sakit, kalau memang ini semua menyakiti kamu. Bilang semuanya dengan jujur ke saya, dan saya janji akan menjadi pendengar yang baik buat kamu.

***

Setelah sekian lama diselimuti keheningan di sepanjang perjalanan, akhirnya decitan rem mobil Angkasa berhasil memecah suasana, sebelum mereka benar-benar tiba tepat di depan gang sempit rumah Sakura, yang mana biasa Angkasa memarkir.

Mendapati banyak orang yang ramai saling berdesakan juga adanya mobil polisi yang terparkir dengan sirine yang menyala, seketika mampu membuat Sakura mau pun Angkasa mengerutkan dahi.

Sakura segera turun, keluar dari dalam mobil, yang kemudian disusul oleh Angkasa.

Aneh. Melihat kedatangan Sakura, tiba-tiba semua saling berbisik. Langsung mengambil langkah mundur, seakan memang sengaja memberi celah untuk Sakura berjalan. Sakura tidak mengerti. Ada apa dengan orang-orang itu?

Namun semuanya terjawab, saat beberapa orang berseragam kepolisian berjalan keluar gang, membawa seseorang dengan borgol yang mengikat kedua tangannya.

"Ibu?!" Sakura menjerit tidak percaya. Dalam sesaat matanya sudah berkaca-kaca. "Ibu saya mau kalian bawa ke mana?! Lepasin ibu saya!" Gadis itu berlari menghampiri ibunya yang hanya berjalan menurut dengan tatapan kosong. Memberontak kepada para kepolisian, supaya menjauh dari ibunya.

"Melakukan pembunuhan berencana pada korban Angga Darmawan enam tahun yang lalu. Dan atas nama hak-hak korban, Ibu Yuli ditangkap sebagai tersangka," tukas salah satu di antara mereka seraya menunjukkan surat perintah penangkapan ibunya yang bersifat resmi dari kepala kepolisian.

Tapi Sakura tetap tak peduli. Ia tetap bersih keras untuk menyelamatkan ibunya, meskipun tetap saja tenaganya tak sebanding dengan tenaga para polisi yang berdiri di sisi kiri dan kanan ibunya.

Tenaga para polisi itu terlalu kuat, hingga tubuh Sakura yang terdorong olehnya, terhempas mundur―namun bagusnya ada Angkasa yang otomatis menahannya sehingga gadis itu tidak sampai jatuh.

Tanpa memedulikan Sakura, para polisi itu menggiring ibunya memasuki mobil mereka.

Sakura terjatuh ketika ia tidak bisa lagi mendapati ibunya. Tidak tahu kenapa tiba-tiba seluruh persendian kakinya terasa mati tak berdaya. Gadis itu menangis sejadi mungkin. Masa bodoh orang-orang mau memandangnya apa saat ini, ia benar-benar tidak peduli.

Pasalnya sekarang cuma Yuli satu-satunya yang Sakura punya. Cuma Yuli satu-satunya yang selama ini membuat Sakura semangat menjalani hidupnya. Cuma Yuli satu-satunya yang dapat Sakura jadikan sebagai titik tumpu untuk bertahan menghadapi segalanya. Cuma Yuli, ibunya, satu-satunya keluarga yang Sakura punya.

Gadis itu menangis sampai suaranya menghilang. Terisak sampai napasnya tercekat seperti orang sekarat. Dadanya sesak sekali. Sakit yang tak terelakkan. Dari sekian banyak rasa sakit yang menimpanya secara bertubi-tubi tiada henti, rasa sakit inilah yang tidak sanggup lagi Sakura tahankan.

Cold EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang