|9| special guest

368 42 1
                                    

"Siapa yang tadi nganter kamu? Kenapa gak sama Evan?" Ethan bertanya pada Kisa yang baru masuk kedalam rumah

"Kenapa juga abang gak pulang bareng Kisa?" Kisa balik bertanya

"Kenapa kamu ditanya malah balik tanya?" Nada bicara Ethan mulai terdengar tidak enak ditelinga Kisa

"Maaf. Tadi bang Epan bilang dia ada rapat OSIS. Jadi Kisa minta dianterin temen."

"Siapa?"

"Mas ganteng." Jawabnya takut-takut karena sekarang wajah Ethan benar-benar hampir meledak

"Kenapa harus sama dia?!" Tanyanya setengah membentak, mencoba menahan segala amarahnya

"Kenapa juga abang mesti nganterin pacar abang sementara abang sendiri gak mau adiknya dianterin orang lain?" Setelah mengucapkan kalimat tersebut Kisa berjalan naik keatas menuju kamarnya berada.

Ethan terdiam, kemudian tersenyum kecut seolah membenarkan perkataan Kisa.

Ethan memang tadi mengantar Friska Edelia, seorang gadis berwajah cantik di kelas XI IPA 5 yang menjadi pacarnya sejak  sembilan bulan yang lalu. Friska memang gadis yang manja, tapi sungguh Ethan lebih menyayangi Kisa, karena baginya Kisa adalah segalanya. Hidupnya. 

Setelah berganti pakaian, Ethan mengetuk pelan pintu yang dihiasi bunga-bunga disertai sebuah foto keluarga dan juga foto gadis berambut sebahu dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Tak lama sang pemilik kamar menunjukkan batang hidungnya dihadapan Ethan sambil mengernyitkan dahi, bingung. Tak biasanya Ethan mengetuk pintu kamarnya, biasanya dia langsung masuk meski akhirnya dihadiahi omelan oleh Kisa yang tak dihiraukannya.

"Kenapa bang? Mau pergi? Yaudah pintunya nanti ditutup aja, Kisa juga gak akan kemana-mana." Ujarnya seakan mengerti bahwa Ethan akan pergi, dilihat dari cara pakaiannya yang kini menggunakan setelan jeans hitam yang dipadukan dengan hoodie putih yang membalut tubuhnya dan jangan lupakan sepatu convers kebanggaannya yang setia membalut kakinya.

"Ayo!"

"Hah maksudnya?"

"Ayo kita pergi. Abang mau ajak kamu makan siang. Kamu belum makan kan?"

Kisa terdiam. Mendadak merasa aneh ketika abangnya ini mengajaknya pergi hanya untuk makan.

"Tunggu apa lagi Kisa? Kamu mau abang yang gantiin baju kamu? Dulu abang kan sering gantiin kamu baju, kalo sekarang kamu mau, abang juga mau-mau aja." Ujarnya sambil tersenyum geli ketika menyadari wajah Kisa yang merona karena malu

"Apasih bang!" Pintu ditutup dengan lancangnya menimbulkan bunyi yang begitu keras, ketika seharusnya marah, Ethan justru tertawa melihat tingkah adiknya.

××

"Kamu kangen mami?" Kisa mengerjap, kembali memandang abangnya dengan tatapan sendu.

Tadi saat berada disebuah warung bakso dan mie ayam, Kisa melihat seorang anak kecil yang sedang disuapi oleh ibunya, ditambah lagi oleh eksistensi ayahnya yang juga menyuapi anak lainnya. Benar-benar keluarga harmonis, berbanding terbalik dengan keluarga Kisa.

"Sini." Ethan menepuk sofa kosong disebelahnya berniat menyuruh Kisa untuk duduk lebih dekat dengannya.

Mereka tengah berada di sofa rumah, Evan belum juga sampai dirumah atau mungkin mereka saja yang belum mengetahui keberadaan Evan? Ah entahlah, Kisa dan Ethan tak mau repot-repot memikirkan Evan.

Kisa beringsut, mendekat ke samping abangnya yang kini memeluknya dari samping kemudian mencium puncak kepala seolah mencoba mengurangi rasa rindunya pada sang mami yang kini berada di luar kota untuk urusan bisnis.

"Senin mami pulang." Ujarnya kemudian melepas pelukan mereka, besok adalah hari Minggu dimana sekolah diliburkan.

"Beneran bang?"

"Kenapa abang mesti boong sama kamu?" Pertanyaan Ethan membuat Kisa menyengir dan tak urung membuatnya memeluk abang laki-lakinya ini dari samping

"Kisa sayang abang." Ujar Kisa masih tetap memeluk abangnya, menempelkan kepalanya pada dada Ethan dan tak lupa menghirup aroma maskulin yang menguar di tubuh abangnya itu. Meninggalkan kesan nyaman yang begitu amat nyaman.

"Abang tau. Abang emang terlalu sayang bila gak di sayang."

"Apasih. gaje." Kisa menepuk pelan dada abangnya dengan telapak tangannya yang mungil namun urung melepaskan pelukan mereka

"Heh. Pelukan gak ngajak-ngajak!" Sampai akhirnya suara seseorang mengintrupsi mereka yang masih berpelukan, Kisa mendongak menatap kembaran abangnya dengan wajah malas namun tangannya masih melingkar dibadan Ethan.

"Abang juga mau dipeluk Kisa." Ujar Evan dengan nada manja yang membuat Ethan mendelik jijik

"Gak mau, bang Epan bau kringet pasti." Kisa menjawab.

"Tega kamu."

××

Hari yang ditunggu tunggu oleh Maira akhirnya tiba, dimana ketiga bersaudara datang kerumahnya bersama-sama saja sudah membuatnya cukup bahagia. Entahlah, mungkin rindu sudah mendominasi hingga semua cukup membahagiakan.

“Mami!!! Ada tamu spesial!” teriaknya pada Mami Hany saat Delan, Bara dan Dika sampai didepan rumah kediaman keluarga Ruslan–papi Maira

“Buset! Berasa martabak gue, spesial!” ujar Dika yang diangguki oleh Bara

“Brisik deh lo! Bentar gue panggil mami dulu, kalian masuk aja. Anggap aja rum—"

“Rumah sendiri." Dika memotong ucapan Maira yang kini mencebikkan bibirnya, kesal.

“Apal banget perasaan.” Maira mengibaskan tangannya sambil nyengir sebelum akhirnya meninggalkan tiga bersaudara itu terdiam di kediaman keluarga Ruslan.

Tak lama, sosok yang mereka rindukan itu muncul dengan wajah berseri-seri membuat ketiga bersaudara itu langsung menghambur ke pelukan tante Hany.

“Udah pada gede ya sekarang...”



To be continue...

a/n :

maap ya semalem gak up, kemarin hujan terus banyak petirnya, jadi aku gak main hp hehe. Gimana part ini? Pada rindu sama delan kagak? Atau mungkin rindu sama yang ngetik? Itu juga boleh loh. Karena sejujurnya aku juga rindu kalian klik bintang dibagian kiri bawah.

 Karena sejujurnya aku juga rindu kalian klik bintang dibagian kiri bawah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Barangkali pada kepo. Diatas adalah bentukannya Maira dalam imajinasiku. Ku bebaskan imajinasi kalian.

Okey. See you next chapter!

I love you all. Always:)

Publish : 28 Desember 2019

Kisa(h) Delan [END]Where stories live. Discover now