DuaTiga - (Calon Mertua)

472 29 0
                                    

.

.

.

Nada menatap bingung hadiah yang ada ditangan kekasihnya. Itu adalah kado berbentuk kotak atasnya berwarna biru muda dan dibawahnya berwarna pink.

"Itu apa?" Denal menaruh hadiahnya di atas paha kekasihnya.

"Buka aja"

Tak ingin berlama-lama merasakan penasaran, Nada pun membuka kotak itu. Senyumnya langsung merekah ketika melihat isinya. Sepertinya sweter, pikirnya.

Gadis itu pun membuka plastik yang masih membungkus pakaian itu. Dan benar saja itu adalah sweter berwarna pink bertuliskan Adidas. Kemudian ia meraba permukaan kain sweter itu, sangat lembut dan halus. Senyum gadis itu merekah, kenapa bisa kekasihnya tahu bahwa ia menyukai sweter.

"Makasih Denal. Aku suka banget pakai sweter, apalagi yang ini ada topinya" Denal tersenyum bangga.

"Iya dong, aku kan tau kesukaan kamu" Nada mendengus bosan ketika mendengar kata-kata sombong kekasihnya.

"Sombong" seru Nada. Denal hanya mendengus bosan mendengar ucapan gadis itu.

Tas sengaja mata Nada melihat kertas putih yang menempel di plastik yang membungkus sweter itu. Mengernyit heran, kertas apa itu.

Denal yang melihat wajah heran kekasihnya, turut mengikuti arah pandangan mata Nada. Lelaki itu melebarkan matanya sesaat. Bagaimana ia bisa lupa mencabut harga sweter itu. Oh mama yoo bisa-bisa Nada mengembalikan hadiahnya itu.

"Sayang aku liat dulu pembungkus plastik sweternya" Nada mengalihkan tatapannya pada Denal. Menatap bingung wajah kekasihnya.

"Pembungkus plastik? Bukan sweternya?"

"Bu-bukan itu aja soalnya anu..."

"Anu apa?"

"Hmm" gumam Denal ambigu membuat Nada semakin bingung. Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya atas tingkah aneh kekasihnya. Ia kembali menatap kertas yang menempel pada plastik itu. Penasaran meliputi hatinya, ia pun mengambilnya. Matanya langsung membola ketika melihat harga sweter itu. Demi keberanian panji si lelaki yang tak takut menangkap ular berbisa, mana ada sweter dengan harga 990.000. Ok kau salah ini di depanmu buktinya.

"Astaga mahal banget, tambah sepuluh ribu udah sejuta. Kamu ganti deh sama yang lebih murah. Di online aja yang paling mahal 120.000, ini kenapa hampir sejuta" ucap Nada dengan tidak elitnya. Ia bahkan menahan nafas karena harga sweter itu. Pantasan bahannya sangat lembut, ternyata eh ternyata.

Denal menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu tersenyum kikuk, "gak kok. Itu lumayan murah lah, kamu ambil aja itukan hadiah dari aku kamu gak boleh nolak. Gak baik"

"Yah" Nada memalingkan kepalanya ke arah lain sejenak lalu kembali menatap kekasihnya itu. Denal benar-benar sesuatu, pertama ia bersikap tak peduli ketika ia diculik, kedua ia membuat kejutan yang hampir membuat Nada gila, dan ketiga ia membelikannya hadiah sweter dengan harga dunia. Aaa kenapa kekasihnya seperti ini. Pasti gadis lain akan senang ketika mendapatkan kekasih sepertinya, beda dengannya ia tak senang bukan tak senang ia hanya merasa semuanya berlebihan. Walaupun ia tahu itu tanda cinta Denal, tetap saja kan ia tak suka hmm baiklah ia suka.

"Kan kamu bisa beli yang murah. Kenapa harus yang mahal Denalkuuu. Kenapaaaaa?" tanya Nada histeris. Ia memegang kedua bahu lelaki itu lalu menggoyang-goyangkannya. Ayolah ia hanya gadis sederhana yang harga pakaiannya di bawah 300 ribu. Itu pun karena paksaan kakaknya. Kalau tidak ia pasti lebih memilih pakaian yang harganya di bawah 100 ribu.

"Ya kan aku pengen beli sesuatu yang buat kamu terkesan. Ayo dong terima aja"

Nada menahan nafasnya sejenak sambil menutup matanya. Kemudia ia kembali menatap dalam wajah Denal yang sedikit menunduk.

Real Dream (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat