Sebuah Upacara

33 19 4
                                    

Akhirnya Jumanta pun sampai di rumah Mandala.

"Permisi.."

..Ucap Jumanta saat masuk ke rumah Mandala.

Di rumah mandala terdapat banyak orang yang hadir di sana.

"Jumanta.. Mari duduk di sini."

..Ucap bibik Mandala.

"Ii.. iya tante."

Setelah Jumanta duduk, ia pun di suguhkan jajanan basah dan segelas teh hangat oleh orang-orang di sana.

"Sepertinya semua sudah siap, mari semua kita mulai upacaranya."

..Ucap Jero Mangku yang memimpin jalannya upacara tersebut.

"Mandala.. Mari nak, semua sudah siap."

..Panggil bibik Mandala.

Dan akhirnya muncul lah Mandala menggunakan pakian adat khas Balinya. Dengan di kepalanya terikat tali yang terbuat dari daun sejenis alang-alang dan berisi bunga di tengah-tengah dahinya, dia tampak begitu mempesona, sangat, bahkan sangat cantik.

Mereka menuju ke arah sesaji yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan memutarinya beberapa kali. Semua pelaksanaannya tampak begitu sakral. Sehingga setelah beberapa saat, upacar tersebut pun akhir usai dilaksanakan.

Setelah upacara selesai Jumanta pun mengajak Mandala keluar untuk jalan-jalan di pantai sebentar.

"Hy Mandala."

..Sapa Jumanta.

"Iya, ada apa Jumanta?"

..Sahut Mandala.

"Apakah kita bisa jalan-jalan di pantai sebentar?"


"Em.. Tunggu coba aku tanya dulu ya."


"Iya silahkan."


"Bibik aku ingin keluar ke pantai sebentar. Apa boleh?"

..Tanya mandala ke pada bibiknya.

"iya boleh.. Hati-hati ya!"

..Izin bibik.

"Ayo kita ke pantai."

..Ucap Mandala.

"Iya."

..Sahut Jumanta.

Setelah kami sampai di pantai, matahari pun sudah mulai tenggelam dan hari pun mulai malam.

"Mari kita duduk di dekat pohon ini."

..Ajak Jumanta.

"Pohon ini kan.."

..Ucap Mandala.

"Iya.. Ini pohon tempat pertama kali kita bertemu."


Dan mereka pun duduk di dekat pohon tersebut.

"Hari ini bulannya tampak indah ya."

..Ucap Jumanta.

"Iya.. Malam ini adalah bulan purnama."

..Ucap Mandala.

"Jika seandainya bisa.. Apakah kamu ingin pergi ke bulan?"

..Tanya Jumanta kepada Mandala.

"Tentu saja tidak."

..Sahut Mandala.

"Kenapa tidak?"


"Karena.. Untuk apa aku pergi jauh ke bulan, jika di sini saja aku sudah merasa bahagia."

..Ucap Mandala.

Jumanta sedikit terkesan mendengar jawaban dari Mandala tersebut. Dan setelah mendengar hal itu ia pun lalu berpikir.

"Mungkin ini adalah saat yang tepat untuk aku menyatakan perasaanku kepada mandala."

"Em.. Mandala.."

..Panggil Jumanta.

Selimut White & Yellow [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang