2: A LETTER

2.5K 272 16
                                    

Cahaya pagi masuk melalui celah jendela yang tertutupi oleh gorden

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya pagi masuk melalui celah jendela yang tertutupi oleh gorden. Seulgi yang masih nyaman di atas kasur belum ingin membuka matanya. Ponsel yang berdering membuat tidur nyaman Seulgi terganggu, mau tidak mau dia harus bangun dan mengangkat panggilan itu.

"Argghhh.. siapa yang menelfonku pagi-pagi." gerutu Seulgi mengambil ponselnya diatas nakas. Tapi setelah mengetahui siapa yang menelfonnya, Seulgi buru-buru mengangkatnya.

"Ha-halo sajangnim, ada yang bisa saya bantu?" tanya Seulgi hati-hati.

"Aku tau kau masih diatas ranjangmu dengan piyamamu. Cepat datang ke kantor sekarang, temui aku diruanganku. "

"Baiklah."

"Kuberi waktu 30 menit untuk bersiap"

"Tap--'

Belum sempat Seulgi menjawab, Jimin sudah memutuskan panggilannya.

Seulgi kembali menggerutu. Bukankah Seulgi harus segera bersiap? Ya, Seulgi harus bersiap.

~~~

Jimin sedang duduk di kursi kebesarannya, menunggu sekretarisnya datang. Di atas meja terdapat map yang Seulgi berikan kemarin. Sesekali Jimin melirik jam bermerk yang melingkar sempurna di tangan kekarnya.

Untuk beberapa menit, seseorang mengetuk pintu. Jimin mengizinkannya masuk.

"Aku memberikanmu waktu 30 menit, tapi kenapa kau masih terlambat 15 menit?" Jimin menatap Seulgi yang berdiri tegak didepan pintu dengan menundukkan kepalanya.

"Ma-maafkan saya." hanya itu yang bisa Seulgi katakan, dia berlalu takut untuk berbicara lebih banyak.

Jimin menghembuskan nafasnya lalu berdiri dengan mengambil map dan duduk di sofa yang terdapat di ruangan nya.

"Kemarilah, apa kau tidak lelah berdiri disana terus?"

Seulgi mendongakkan kepalanya menatap atasannya, Seulgi mengangguk dan duduk dihadapan Jimin.

"Aku ingin membahas tentang hasil rapat kemarin, kurasa ada yang janggal."

"Saya rasa juga begitu. Ada bagian yang menurut saya tidak bagus untuk perusahaan ini."

Jimin menatap Seulgi, "Duduk disampingku. Beritahu aku bagian mana yang kau maksud."

Seulgi menurut dan duduk di samping Jimin. Bisa Seulgi rasakan aroma maskulin milik atasannya itu. Begitu juga dengan Jimin yang mencium aroma manis dari Seulgi saat Seulgi mendekatkan diri untuk menjelaskan bagian yang dimaksud.

MY ARROGANT BOSS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang