Part 17

3.4K 50 0
                                    

Sekarang, Alnord sudah bisa mengerti kenapa Alexa terus mengatakan bila ia yang sudah menolongnya lima tahun yang lalu. Ternyata semua itu tak lepas dari kebaikan Albert yang sudah menolong Alexa dari kejadian pemerkosaan itu, pantas saja Alexa merasa sangat yakin, karena Alnord sendiri tidak memungkiri bila wajahnya dengan wajah kakaknya itu memang sangat mirip, jadi Alnord tak akan menyalahkan Alexa yang salah mengenali penolongnya sendiri.

Saat ini, Alnord masih sangat jelas melihat dan menyadari bagaimana Albert itu begitu marah kala memandangnya, terlebih lagi ke arah tangannya yang melingkar di pinggang Alexa yang masih saja tertunduk sejak tadi. Di saat seperti ini, rasanya Alnord ingin sekali menertawakan kakaknya, sangking lucunya lelaki itu kala cemburu dengannya.

"Alexa," panggil Alnord sembari menatap ke arah gadis yang terdiam tanpa mau berbicara apapun, meski di dalam hati, Alexa begitu banyak memikirkan hal aneh yang berhubungan dengan penolongnya lima tahun yang lalu. Itu karena Alnord yang Alexa yakini itu adalah penolongnya, tidak pernah merasa menolongnya dari kejadian naas yang sempat menimpanya. Alexa terus saja berpikir, lalu siapa penolongnya dulu kalau bukan Alnord.

"Sayang," panggil Alnord dengan semakin menarik pinggang Alexa ke arahnya sembari menatap penuh arti ke arah Albert yang terdiam, merasa geram dengan kelakuan adiknya yang begitu menyebalkan.

"Ah, i-iya?" Alexa menjawab kaku setelah tersadar dari lamunannya. Dengan tatapan tak mengerti, Alexa menatap ke arah Alnord yang sedari tadi tidak Alexa pedulikan, sangking bingungnya ia dengan siapa sosok penolongnya.

"Apa kamu tidak ingin kenal dengan Kakakku, hm?" Alnord bertanya sembari tersenyum penuh arti, yang sangat sulit Alexa artikan maksud dari pertanyaannya. Terlebih lagi melihat perubahan besar yang terjadi pada Alnord, padahal baru beberapa menit yang lalu, Alnord merasa sangat marah karena Alexa bohongi setelah aksinya yang berpura-pura menjadi gadis miskin. Tapi sekarang, Alnord justru tersenyum manis dan bersikap baik padanya tanpa sebab, membuat Alexa keheranan dengan sikapnya yang plin-plan. Dan apa ini? Alexa merasa pinggangnya direngkuh oleh tangan Alnord, bahkan Alexa baru menyadarinya sangking seriusnya ia memikirkan penolongnya tadi.

"Kakak?" tanya Alexa tanpa minat sembari berusaha melepas tangan Alnord dari pinggangnya, karena Alexa paling tidak suka tubuhnya disentuh lelaki manapun, kecuali bila dia memang menyukainya.

"Iya. Dia adalah Kakakku," jawab Alnord sembari menunjuk ke arah Albert dengan dagunya tanpa mau mengalihkan tatapannya ke arah Alexa yang terdiam malas, meski pada akhirnya Alexa menoleh ke arah seseorang yang Alnord tunjuk. Namun di detik berikutnya Alexa seketika memundurkan kakinya, merasa terkejut melihat wajah seseorang yang begitu mirip dengan Alnord, meski ekspresinya terlihat dingin tanpa emosi.

"Apa lihat-lihat?" sungut Albert kesal, membuat Alexa tersentak meski matanya terus saja menatap ke arah Albert dengan sesekali melirik ke arah Alnord. Keduanya begitu mirip, hingga Alexa tidak bisa membandingkannya, andai tadi ia tak berbicara dengan Alnord di depan rumah.

"Albert, kamu jangan menyentak Alexa, Sayang. Mama tahu, kamu kecewa, tapi jangan membuat adik kamu bersedih karena kamu tidak setuju dengan hubungan mereka." Mamanya menyahut lemah, merasa tidak tahan dengan sikap Albert yang keterlaluan. Sedangkan posisinya sendiri sudah cukup sulit melihat kedua putranya mencintai gadis yang sama.

"Sudahlah. Aku mau pergi, aku muak di rumah ini." Albert melenggangkan kakinya begitu saja, merasa sudah tidak sanggup lagi melihat Alexa bersama dengan adiknya.

"Albert, Sayang," panggil mamanya yang sama sekali tidak digubris oleh Albert yang terus saja berjalan ke arah luar.

"Alexa," panggil Alnord yang langsung ditatap tanya oleh Alexa, setelah tadi tatapannya sempat tertatih ke arah Albert yang kian menjauh.

Sleeping With My Friend 21+ (TAMAT)Where stories live. Discover now