SEMBILAN: E u p h o r i a (21+)

38.8K 1K 34
                                    

🚫Warning 21+!🚫

GUE UDAH KASI WARNING YA. JADI YG GAK SUKA BOLEH LANGSUNG SKIP!!

⚠BIJAK LAH DALAM MEMILIH BACAAN SESUAI DGN USIA ANDA. DOSA DITANGGUNG PEMBACA
WKWK.⚠

GUE GK BERTANGGUNG JAWAB YA! TERIMA KASIH.

🌷🌷🌷🌷

Bagian ini akan sangat panjang jadi kalo ga kuat, berhenti sejenak kemudian silakan lanjutkan okay!

Terkadang dengan tulisan, bisa mengungkap rasa terpendam. Karena dalam untai kata, terselip makna tanpa bias. Dan aku mencoba mengukirnya lewat malam. Menyatu bersama hati dan fikiran, diantara pekat dan dingin.

Semoga saja bisa menabur sedikit kenangan. Agar sepahit apapun, bisa menjadikan hikmah. Sebab hidup adalah perbuatan. Sebab hidup adalah perjalanan.

Sementara waktu terus menggusur kenangan. Tanpa kepastian, hidup pun terasa sempit. Seperti berlomba menjauhi akhir. Namun tetap pada penantian tiada bertepi.

Keynal keluar dari gudang sambil merapikan penampilannya yang berantakan dengan rambut acak-acakan. Setelah dirasa cukup rapi ia berjalan santai menuju ruang kelas.

Sesampainya depan pintu kelas ia terseyum melihat Naomi yang duduk di kursi panjang di depan ruang kelasnya. Keynal menghampiri sahabatnya itu duduk tepat di samping gadis cantik dan sexy itu.

Dari samping Keynal memperhatikan sahabatnya yang tengah menggambar gadis itu terlihat sangat serius. Rambutnya lurus highlight pirang kecoklatan serta wajahnya yang glowing mirip artis korea.

“Dari mana lu?” Naomi bertanya tanpa menoleh.

Gadis itu masih asik, menggambarkan sketsa wajah seseorang. Keynal nampak berpikir sebelum menjawabnya. “Toilet.” Pemuda itu menjawab santai.

“20 menit di toilet, lo ngapain aja?” Lanjut Naomi masih fokus pada kegiatannya.

“Hmm gu-gua....” Keynal mulai gugup dan bingung mau menjawab apa.

*Srekk

Keynal langsung merebut buku gambar dari tangan Naomi hingga sobek pada bagian ujungnya. Keynal mencoba mengintip gambar itu tapi Naomi menariknya.

“Hey, Key, balikin.”

Keynal berdiri menyembunyikan buku itu, di balik punggungnya. Naomi mencoba mengapainya. Tapi, Keynal malah merentangkan tangannya ke atas. Naomi yang sejatinya lebih pendek dari Keynal, kesulitan untuk meraih bukunya. Bahkan ketika Naomi melompat, masih tak sampai.

“Nih!”

Karena merasa kasihan, akhirnya Keynal mengembalikan buku tersebut. Naomi langsung memeluk buku gambarnya. Keynal terseyum mencubit gemas kedua pipi Naomi, namun gadis itu menepisnya dengan kasar.

“Mi gue lagi butuh uang cepat. Lu tau kan jika bulan depan gue nggak bayar Spp, maka gue akan dikeluarin dari sekolah. Tapi sampe sekarang gue belum dapat kerja dan gue bingung kerja apaan,” curhat Keynal mengeluarkan keresahan hatinya.

“Hm, gini aja gimana kalo kita kerja di pabrik kebetulan ibu punya teman dan dia lagi butuh karyawan.”

“Nggak ah, emang berapa sih penghasilan buruh pabrik apalagi harian. Emang nggak ada gitu kerja enak cepat kaya?”

“Ngepet.” Kata Naomi malas.

“Iya, lu yang keliling, gue yang jaga lilin. Gimana?” Keynal terseyum smirk, sembari menaik sebelas alisnya.

Love Scenario [END-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang