The Greatest Love, You're The Only One I Love

807 99 23
                                    

Sehun turun dari dalam mobilnya setelah sampai di depan rumah kyung soo, Ia memandang langit yang mendung. Sebelum melangkah menyusuri jalanan yang becek. Masih dengan pakaian kerjanya, Sehun mengabaikan rintikan air hujan yang mulai terjatuh.

"Aku ingin Bertemu Soo ji..Maksudku, Suzy..Bae Suzy" Ucap Sehun pada Kwang Soo kepala pelayan keluarga Doo.

Pria itu menatap sehun dengan tatapan datar "Maaf, tapi terakhir kali anda datang. Anda membuat keributan disini." Sindirnya sarkastik.

Ya, memang tadi pagi sehun datang kerumah ini. Dengan tidak tahu malu, masuk begitu saja tanpa meminta izin dan mendengarkan pelayan. Hingga Ji Eun datang dan melemparkan surat sialan itu tepat ke depan mukanya.

"Katakan pada Suzy, aku tidak akan pergi sebelum dia datang menemuiku." Tatapan Sehun terpaku pada balkon pagar emas. Pria itu bukan menatap balkon, Tapi menatap Suzy yang tengah menatapnya.

"Nona tidak ada, Di..."

"Dia ada di kamarnya." Potong Sehun. Jelas ia melihat Suzy di kamarnya. Istrinya itu mengintip dibalik tirai. Dan sekarang, masih disana membalas tatapannya.

"Baik, saya akan mengatakannya." kwang soo pergi meninggalkan sehun.

"Aku tidak akan pergi sampai kau kemari, Sayang." lirih Sehun diantara rintikan hujan yang membasahi wajahnya.

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


*****

Sehun masih berdiri diposisinya, Semenjak ia datang. Bahkan ketika hujan deras telah reda. Tubuhnya basah kuyup. Wajahnya sedikit memucat karena kedinginan. Suzy mengintip dibalik tirai dan sehun membalas tatapannya. Tatapan kosong, Namun penuh harapan. Suzy menutup tirainya dengan kasar, ia merangkak ke atas ranjang.

Diliriknya jam di dinding, waktu tampak menunjukan jam 12 malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Diliriknya jam di dinding, waktu tampak menunjukan jam 12 malam. Suzy menarik nafas panjang. Ia berusaha memejamkan matanya dalam beberapa menit.

Satu menit, Dua menit, bahkan Sepuluh menit. Kedua matanya masih terbuka. Pikirannya melayang pada Sehun, Masih teringat jelas diingatan Suzy ketika anak buah Soo Hyun menembak Sehun tepat dihadapannya.

Ingatan Suzy sudah kembali sepenuhnya. Namun, Suzy berusaha menghilangkan semua kenangan indahnya bersama Sehun, ia tidak ingin melukai pria yang ia cintai untuk kedua kalinya.

Suzy menarik selimutnya dengan kasar. Dia melangkah dengan tergesa menuruni anak tangga. Tanpa memperdulikan sekitarnya yang gelap, Suzy membuka pintu rumah Kyung Soo dengan lebar. Kedua matanya menatap nanar Sehun yang masih mematung.

"Masuklah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Masuklah." Ucap Suzy pelan, Sehun mendongak mendengar suara lembut itu mengalun. Menggetarkan hatinya.

Sehun mengusap wajahnya yang basah, tidak lebih tepatnya nyaris kering. Ia melangkah mengikuti Suzy. Kakinya terasa keram, tubuhnya begitu bergetar karena kedinginan. Bahkan kepalanya terasa begitu pening. Beberapa kali tubuhnya oleng, karena penglihatannya mulai mengabur. Tapi Sehun berusaha sekuat mungkin mengabaikannya.

"Apa kau akan menyerahkan surat perceraian itu padaku?" Ucap Suzy datar, ia tidak berani menatap Sehun. Suzy hanya menatap kedua kaki Sehun. Tepat di sepatu hitamnya yang berkilau.

"Sayang..." Sehun memeluk tubuh suzy dari belakang "Aku mohon..Aku ingin kau membatalkan perceraian kita." Ucap Sehun lirih.

Suzy membeku mendengar ucapan Sehun, ia sama sekali tak memberontak berada dalam dekapan suaminya itu. Jemarinya, perlahan bergerak, menyentuh jemari sehun yang berada di dalam genggamannya.

Ya tuhan... Tubuh Sehun sangat dingin, bahkan mungkin membeku. Suzy membalikan tubuhnya. Dan di waktu yang sama, tubuh Sehun terjatuh kedalam pelukannya.

Sehun Pingsan!

"Tolong bawa dia ke kamarku." Perintah Suzy pada beberapa pelayan.

Suzy mengikuti pelayan tersebut menuju kamarnya. Ia segera menutup pintu setelah pelayan itu pergi dan menyalakan penghangat ruangan. Suzy mengambil beberapa pakaian milik Kyung Soo di dalam lemari.

Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, ia melepas seluruh pakaian yang melekat ditubuh Sehun. Menggantinya dengan pakaian yang lebih hangat dan tertutup.

Suzy merangkak ke atas ranjang. Kedua matanya membulat merasakan suhu sehun berubah. Ia demam? Suzy menjauhkan tangannya.

"Sayang, aku mohon jangan pergi." Sehun membuka kedua matanya sedikit, menatap Suzy dengan sayu. Ia menggenggam tangan Suzy dengan erat, mencegah Suzy pergi darinya.

Pipi Suzy memerah, Apa Sehun berpura - pura pingsan? Dia baru saja menelanjanginya tadi, Apa sehun menyadarinya?

"Aku akan mengambil air hangat dan obat."

"Sayang, Aku mohon."

Suzy menyerah, Ia akhirnya mengangguk. Suzy merebahkan tubuhnya disamping Sehun. Suzy terkejut saat merasakan tubuh Sehun merapat pada tubuhnya. Sehun menenggelamkan kepalanya di dada Suzy, kedua lengannya melingkar dipinggang Suzy. Seperti meminta perlindungan.

Ragu - ragu Suzy membalas pelukan Sehun. Namun, mengingat Sehun yang sedang sakit hatinya tersentuh. Suzy menaruh dagunya di atas kepala Sehun. Suzy mengusap rambut Sehun dengan lembut.

"Aku ingin kau kembali, Sayang." Ucap Sehun pelan.

Suzy bergeming, Dia tak mampu mengatakan apapun. Hatinya dilema "Aku sangat mencintaimu, Sayang. Aku tidak bisa hidup tanpamu." Ucap Sehun sebelum terlelap ke dalam tidurnya.

Usapan tangan Suzy berhenti sejenak, Air matanya terjatuh membasahi kedua pipinya.

Kembali?

"Maaf, Aku tidak bisa Sehun." Ucap Suzy lirih sambil menatap sendu pada cincin pertunangannya dengan Kyung Soo yang melingkar dijari manisnya.

The Greatest Love Where stories live. Discover now