Prolog

3.5K 163 32
                                    

Namanya Intan Nurahmah, seorang muslimah yang gemar traveling ke semua tempat wisata. Kali ini, untuk pertama kalinya dia menjelajahi hutan serta naik gunung. Intan di ajak oleh Laura untuk ikut mendaki bersama teman kuliahnya, Bayu, Reza, Hanifa, Dimas, dan Ridwan. Meski awalnya menolak, Intan akhirnya mau bergabung. Alasan Laura masih menjadi misteri, pasalnya dia sama sekali tidak pernah akrab dengannya. Mengingat dia sangat tidak suka melihat hubungan Intan dengan Bayu.

Mereka berencana mendaki gunung yang penuh dengan mistis. Menurut cerita masyarakat, dalam gunung tersebut terdapat sebuah kota kecil tempat para siluman harimau tinggal dan beradaptasi dengan siluman lainnya. Kota itu bernama Alambumi yang merupakan bagian dari kerajaan Padjajaran. Kota itu dipimpin oleh Raden Wijaya Kusuma, keturunan dari pengikut terdekat Patih Maung Bodas.

Setiba di puncak gunung, Intan dan teman-temannya bersiap mendirikan tenda di hamparan Padang di bawah puncak. Seperti biasa, mereka berbagi tugas. Hanifa, Reza bertugas mengambil air tak jauh dari lokasi. Sedangkan Bayu dan Ridwan dan Laura bertugas mendirikan tenda. Sementara Intan dan Dimas mencari kayu bakar.

Dalam perjalanan Intan dan Dimas sengaja berpisah untuk mendapatkan kayu bakar yang cukup dengan cepat. Saat ia hampir selesai mengumpulkan ranting, terdengar suara pohon tumbang, di iringi raungan seekor harimau.

Intan mecoba memberanikan diri menghampiri asal suara rintihan tersebut. Setibanya di lokasi, ia melihat seekor harimau putih berukuran sangat besar tertimpa batang pohon yang tumbang di bagian kaki kiri depannya. Meski tidak menimpa badannya, luka yang dideritanya cukup parah.

Panik dan bingung harus berbuat apa, Intan Sesekali mondar mandir antara pergi dan menolong harimau itu, karena takut akan menerkamnya. Tapi disisi lain itu mustahil dalam keadaan terluka, insting binatang nya pasti hilang sejenak.

Perlahan dia menghampirinya dengan rasa takut yang masih menghantui. Harimau itu menatap Intan dengan garang menambah kesan seramnya.

"Te... Tenanglah! Aku bukan orang jahat. Aku ingin menolongmu." Ucapnya sepontan.

"Loh! Kok aku ngomong gitu ya? Dia kan mana ngerti!" Pikir Intan. Teringat ucapan sebelumnya.

Anehnya harimau itu kembali tertunduk seakan mengerti yang dia ucapkan. Dengan segera Intan mencoba mengangkat batang pohon agar harimau malang itu bisa lepas. Begitu ia berhasil mengangkatnya dengan sekuat tenaga, harimau itu berhasil meloloskan diri namun terhuyung jatuh tak berdaya.

Intan mendekati dan merabanya diringi bulu kuduk merinding karena masih takut.

"Tenanglah aku akan mengobatimu." Ucapnya mencoba menenangkan.

Intan segera bangkit mencari daun obat yang tumbuh liar di sana. Dengan secukupnya dia meremas daun tersebut dan menempelkannya pada lukanya.

Sesaat harimau itu meraung sekali lagi. Tapi Intan sudah tak takut dengan raungannya. Intan menarik syal yang melilit lehernya untuk memerban luka, karena tidak ada kain panjang yang cukup menutup lukanya itu.

Intan sepertinya lupa, bahwa sesepuh disana sudah memperingati setiap pendaki untuk tidak meninggalkan jejak seperti membiarkan benda miliknya berada di dalam hutan tersebut apapun alasannya. Mengingat binatang buas di hutan itu tidak pernah ada kecuali penghuni gaib yang secara sengaja menamakan diri. Pasalnya hari itu adalah hari dimana pejantan siluman harimau mencari pasangannya di dunia manusia.

Saat ia sedang mengobati, temannya Dimas memanggil.

"INTAN... AYO CEPAT... NANTI KEBURU MALAM." Teriak Dimas. Sepertinya dia akan datang menemui Intan.

"IYA... TUNGGU SEBENTAR...." Intan membalas seruannya. Menatap arah suara Dimas.

Begitu berbalik, harimau yang terluka itu hilang tanpa jejak. Ia terkejut dan bingung dibuatnya. Bagaimana tidak, harimau itu menghilang tanpa ada suara sedikitpun. Di tengah kebingungan, Dimas tiba tiba datang menghampiri Intan.

"Ada apa Intan?" Mengejutkan Intan.

"Ah! Tidak ada apa apa... Ayo!" Sahut Intan. Masih bingung.

Ketika mereka pergi menuju tenda, seorang pria dengan luka di tangan kirinya yang dibalut syal, menatap dan mengawasi mereka dibalik pohon besar yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Malam itu berjalan sesuai rencana. Tak ada kendala atau gangguan dari penghuni gunung tersebut. Menjelang pagi semua bersiap untuk turun gunung setelah melihat matahari terbit. Dalam perjalanan menurun, Laura berada di belakang Intan. Ia menatap tajam seraya mengucapkan sesuatu seperti membaca mantra. Tak berselang lama, kabut tebal pun datang menghalangi setiap pandangan.

"Aakh!!" Jerit Laura

"Laura kau baik baik saja?" Intan Mencoba menghampirinya.

Intan perlahan mencari keberadaan Laura, akan tetapi ia malah menginjak bibir tebing yang rapuh.

"Aaaakhh!" Jerit Intan yang mulai hilang akibat terjatuh ke jurang.

Beberapa saat kemudian, kabut itu perlahan menghilang. Terlihat Laura duduk menatap jurang dengan tatapan datar dan melanjutkan kembali perjalannya menyusul teman temannya yang sudah dulu tiba di pos peristirahatan.

Sekian dulu prolog nya
Mohon maaf atas perubahan jalan cerita
Mengingat alur yang lama, mandek alias blank mau lanjut kayak gimana
Juga terjadi perubahan nama tokoh dan juga ada penambahan toko antagonis
Mohon saran untuk kedepannya yaa 😊
Terimakasih sudah membaca karya pertamaku😁

Pasangan Siluman HarimauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang