Sudah Pernah Lihat

6.4K 514 14
                                    

"Aira!" Arsen memanggil sosok yang tengah berdiri di taman rumah sakit.

Arsen memang diberitahu oleh salah satu perawat kalau Naira datang dan menunggunya di taman rumah sakit. Arsen menghampiri gadis itu dan mengajaknya duduk di kursi taman.

"Ada apa?" Tanya Arsen.

"Aku mau ke rumah kakak, boleh?"

Kening Arsen sedikit berkerut. Naira adalah teman Alesha, kenapa untuk main ke rumahnya Naira malah meminta izinnya?

"Tentu boleh," Arsen menyahut pelan.

Naira menatap Arsen yang sedang duduk di sebelahnya itu. Kalau boleh jujur, Naira nyaman berada di dekat Arsen. Tapi, bayang-bayang dari pacarnya yang dulu selalu membuatnya takut. Dia tahu Arsen tidak mungkin memperlakukannya dengan kasar. Tapi, dia masih tetap saja takut.

"Aira? Kenapa?" Tanya Arsen.

"Hah?" Naira terkejut dan tidak mendengar ucapan Arsen.

"Kenapa kamu menatap kakak begitu?"

Naira menggeleng kecil. Seorang anak usia delapan tahun menghampiri mereka. Arsen langsung membuka lebar tangannya dan menangkap anak itu dalam pelukannya.

"Hai, jagoan!" Sapa Arsen.

"Halo, om dokter,"

"Apa kabar kamu hari ini? Apa kamu masih rajin minum obat?"

"Tentu saja! Om dokter kan bilang biar aku kuat kayak om dokter aku harus rajin minum obat!"

Arsen tertawa dan menepuk pelan puncak kepala anak itu. Hal yang Arsen lakukan itu tidak luput dari pandangan Naira. Arsen begitu ramah dan baik. Tidak mungkin Arsen akan melakukan hal buruk padanya dan kedua adiknya.

"Om dokter... tante cantik ini siapa?" Tanya anak itu.

Arsen menoleh ke arah Naira dan Naira malah tersenyum pada anak itu.

"Hai, nama tante Naira. Kamu siapa?" Tanya Naira sambil mengulurkan tangannya.

"Albert, tante..."

Naira tersenyum lagi pada anak itu. Anak kecil itu sangat menggemaskan. Mereka sedikit berbincang sampai orang tua Albert mengajak anak itu kembali ke kamar rawat.

"Kak,"

"Hm?"

Naira bingung bagaimana bertanya pada Arsen. Sampai-sampai dia tidak jadi bertanya dan diam saja.

"Kapan kamu mau ke rumah?" Tanya Arsen memecah keheningan.

"Kapan kakak sempat saja,"

Arsen sedikit paham dengan tujuan Naira ke rumahnya. Dia tersenyum pada Naira.

"Nanti sore kedua kakak kembarku akan datang bersama istri mereka dan juga Ella. Alesha juga pasti ada disana,"

"Kakak nanti sore sibuk?"

"Tidak. Sejujurnya hari ini aku off. Tapi, ada operasi mendadak jadi, aku tadi datang,"

Naira mengangguk lagi.

"Aira,"

"Iya?"

"Kamu terkena asma sejak kecil atau..."

"Tidak. Aku juga tidak tahu apa penyebabnya. Sampai sekarang masih belum jelas. Yang jelas sewaktu aku kecil aku tidak memiliki riwayat asma,"

Arsen mengangguk.

"Kamu masih bekerja di tempat kak Arman?"

"Masih. Tapi, hari ini kak Arman tidak masuk. Jadi, aku juga diliburkan,"

[DS #3] Save Me Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang