Prolog

4.8K 1.4K 67
                                        

Senja meletakkan bolpoin yang sedari tadi menari-nari di atas lembaran putih yang semula bersih, kini dipenuhi dengan guratan tinta. Tanpa ia sadari setetes air matanya jatuh, meninggalkan bekas lingkaran yang tak begitu lebar pada buku diary-nya, yang ia biarkan terbuka.

Dalam gelapnya malam, aku terperangkap di dalamnya. Tanpa cahaya, tanpa harapan, dan... tanpa hadirmu.

Hadirmu yang semula menjanjikan layaknya  pelangi, dalam sekejap sirna tergantikan oleh kegelapan. Tak lagi kurasakan indahnya.

Jika hadirmu hanya untuk singgah sejenak, lantas kau anggap apa diriku? Sebatas tempat peristirahatan yang bisa dengan bebasnya kau tinggalkan?

Teruntuk kamu, sang pemilik hati ini, kuucapkan terima kasih.

Terima kasih tuk semua harapan yang pernah kau beri, harapan yang membuatku melambung tinggi, lalu kau jatuhkan begitu saja tanpa alasan yang jelas. Jika pergi adalah cara terbaik, aku tak akan menahanmu, mungkin.. terbaik untukmu, bukan untukku. Tapi tak apa, aku akan tetap menghargainya.

Pertemuan ini, tak pernah ku sesali, sedikit pun tidak, yang ku sesali hanyalah akhir dari cerita ini. Akhir yang awalnya ku kira akan membahagiakan, namun berujung menyakitkan.

Terima kasih untuk semua kata pemanis, dan kata penenang yang sudah kau berikan. Dan, kuucapkan selamat. Ya, selamat. Selamat karna kau berhasil mendapatkan kepercayaan ini sepenuhnya, lalu kau hancurkan.

Ternyata benar, perpisahan, tetaplah perpisahan, sebaik apapun caranya, akan tetap terasa menyakitkan. Silih berganti, satu persatu dalam hidup akan ada yang datang dan pergi. Semua itu hanyalah permainan waktu.

SenjaTiara

***

Selamat membaca! :)

Unforgettable [REVISI]Where stories live. Discover now