Part 4

25.4K 4.2K 511
                                    

KESALAHAN besar bila Taeyong berpikir bisa mendapatkan libur tanpa gangguan apapun. Sejauh ini ia tidak bisa mendapatkan tempat yang aman untuk menjernihkan pikiran. Berdiam diri di dalam organisasi tidak akan membuat jadwal liburannya terpenuhi, namun pergi ke luar seperti sekarang juga bukan hal yang bisa Taeyong banggakan.

Di setiap perbuatan Taeyong menerima konsekuensi. Ia tidak menyesal karena bergabung di dalam organisasi. Tapi kali ini Taeyong sedikit kesal karena ada beberapa lelaki yang mengikutinya ketika ia masuk ke dalam pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa kebutuhan sekaligus mencari makanan lezat yang bisa mengisi perut.

Bila Taeyong hitung, jumlahnya ada delapan orang dan mereka semua bertubuh besar. Taeyong tidak bisa membahayakan orang lain, jika memang delapan lelaki itu mengincarnya, maka Taeyong akan memberikan service terbaik. Ia membawa satu handgun untuk berjaga-jaga.

"Seharusnya aku pergi bersama Ten," gumam Taeyong seraya menutup kepala menggunakan topi hitam. Ia mengumpat saat menyadari bahwa empat lelaki berjalan tepat di belakangnya dengan santai.

Banyak orang yang berlalu-lalang di sekitar Taeyong. Tapi delapan orang lelaki itu terlalu mencolok dan menarik perhatian. Taeyong yakin bila mereka semua adalah utusan orang yang mungkin memiliki dendam terhadapnya. Taeyong pernah membunuh beberapa orang; termasuk pengusaha besar serta anggota mafia. Walaupun sebagian dari mangsa yang ia tangkap di serahkan pada Johnny.

Menghirup nafas dalam, Taeyong akhirnya masuk ke dalam tangga darurat dan naik menuju lantai atas dengan cepat. Ia bisa mendengar suara pintu di banting serta langkah kaki. Perkiraannya tidak pernah meleset, delapan lelaki itu mengincarnya!

"Fuck! Biarkan aku menikmati liburanku sialan!" seru Taeyong kesal. Ia mengeluarkan Riffle yang terselip di belakang celana dan menghitung peluru yang tersisa di sana, "lima, damn it!"

Sepertinya Taeyong harus turun tangan dan menggunakan jurus bela diri untuk membunuh tiga orang yang lain. Peluru yang ada di dalam senjata hanya tersisa lima buah, Taeyong tidak tahu apakah nanti tembakannya akan meleset atau tidak.

"WHAT THE FUCK!" Taeyong berteriak ketika orang-orang di belakangnya menembakan senjata dan hampir mengenai kepalanya. Ia berlari semakin cepat; menaiki tangga sebelum berhenti di ujung dan mengarahkan senjata pada satu orang lelaki yang berada tak jauh darinya.

Tanpa ragu Taeyong menembakan peluru tepat di dahi lelaki tersebut hingga isi kepalanya berceceran. "Head shot!"

"KEPUNG DIA!"

Taeyong kembali berlari menaiki anak tangga dengan nafas yang sudah tidak stabil. Tidak banyak anak tangga yang tersisa, Taeyong harus mencari cara agar ia tidak mati sia-sia di dalam pusat perbelanjaan. Hidupnya terlalu berharga.

Kedua bola mata Taeyong membelak ketika merasakan panas menembus permukaan kulit, tubuhnya hampir terjatuh ke arah belakang. Taeyong meringis, lengan atas bagian kirinya tertembak dan rasanya benar-benar sakit!

"FUCK YOU! Sial! Kulit dan dagingku terlalu mahal!" Taeyong mengumpat dan menekan luka yang ada di lengan atas sebelum memunculkan kepala di pembatas tangga dan melesatkan peluru pada dua lelaki bodoh yang mau menembaknya. Ia membunuh kedua lelaki tersebut.

Taeyong mendongak; menatap lantai terakhir yang sama sekali tidak membantu. Tersisa lima orang lagi yang harus ia habisi dan kali ini Taeyong terluka.

"Well, sepertinya dia terluka."

Suara bariton terdengar di telinga Taeyong. Ia menegapkan tubuh dan membiarkan darah mengalir di tangan. Lima orang lelaki datang menghadangnya; mengarahkan moncong senjata tepat ke arah kepala Taeyong.

Don't Call Me Angel《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang