Chapter 69 : Restu Mama

3.1K 306 91
                                    

"Ma, Ley..... Aku dan Tin..... kami.... berpacaran....." ucap Can lirih hampir tak terdengar, dengan kepala menunduk.

Tin langsung berpaling menatap Can, tak percaya kalau akhirnya Can yang membuka pembicaraan tentang hubungan mereka.

"APA??!!!!" teriak mama dan Ley berbarengan.....

"Maafkan Can, ma. Maafkan Can......"

Can langsung berlutut seraya mengangkat kedua tangannya ke atas, tak berani menatap dua wanita terpenting dalam hidupnya.

Tin yang tak tahu harus berbuat apa, ikut berlutut di samping Can. Dia yang awalnya dengan gagah berani hendak bicara pada mama Can, seketika nyalinya ciut saat melihat wajah mama Can yang pucat pasi setelah pengakuan Can.

"Can.... kau.... sejak kapan.... kenapa... kau gay??" tanya mama Can terbata.

Can menggeleng dengan keras, berusaha menatap mata mamanya, tapi segera menunduk melihat kekecewaan di mata mamanya.

"Lalu? Jelaskan pada mama, Can....." ucapnya lirih.

Keberanian Can hilang seketika. Dia hanya bisa menunduk sambil menahan air mata yang tak dapat dia bendung. Ley yang terkejut hanya bisa merangkul pundak mamanya dengan erat. Dia adalah fujoshi, tapi rasanya berbeda jika keluarganya sendiri yang menjadi gay, di tambah dengan seseorang yang menjadi objek fantasinya dengan orang lain.

Baru saja Tin hendak menggenggam tangan Can yang gemetar, suara mama Can menghentikannya.

"Tin, pulanglah. Aku ingin bicara dengan anakku," ucapnya tajam.

"Maaf tante, aku tak bisa. Aku sudah berjanji untuk menjaga Can dan aku tak akan membiarkannya menghadapi ini sendiri. Sekali lagi, maafkan aku, tante," ucap Tin.

"Can, jelaskan agar mama mengerti, hmm..." ucap mama lirih dengan sedikit isakan tertahan, yang membuat Can semakin merasa bersalah.

"Can... Can.... tidak tahu kapan mulai jatuh cinta pada Tin, ma. Can hanya sadar kalau kehadiran Tin menjadi penting saat dia mulai menjauh dari Can. Can sudah berusaha membuang perasaan ini karena Can tak ingin mengecewakan mama, tapi Can tak bisa, ma. Sungguh ma, Can sudah berusaha, berkali-kali, sampai Can harus menyakiti Tin demi menjauh darinya. Sungguh ma, percayalah pada Can....." ucap Can terisak.

Can tak pernah sekalipun menangis di hadapan mamanya, seberat apapun masalah hidupnya. Bahkan saat ayahnya meninggal, dia terlihat yang paling tegar dan berusaha menguatkan mamanya dan Ley. Dia pernah menangis karena kalah bertanding, tapi cukup di beri makanan enak, dia akan melupakannya dan kembali menjadi Can yang biasanya. Tapi kali ini berbeda dan mama tahu pasti alasannya.

"Lalu? Kenapa kau mengatakannya sekarang? Apakah kau sekedar ingin memberi tahu dan melanjutkan hubungan kalian atau meminta restu mama?"

"Can ingin minta restu dari mama karena Can tak ingin terus-terusan menyembunyikan hubungan kami dari mama," ucapnya lirih.

"Bagaimana kalau mama tidak merestui dan meminta kalian putus saat ini?" tanya mama Can tegas.

Can dan Tin yang terkejut, refleks saling memandang dan segera berpaling pada mama Can yang masih menatap mereka dengan tajam.

"Jika... itu.... yang... mama... inginkan.... maka.... Can.... akan.... putus... dengan... Tin...." ucap Can pelan, menunduk, tak berani beradu pandang dengan mamanya ataupun Tin. Air matanya seakan meneriakkan rasa sakit yang perlahan menggerogoti hatinya.

Akhirnya apa yang paling di takutkan Tin terjadi. Tin langsung terduduk lemah. Dia berani melawan jika orang yang di depannya adalah orang tuanya. Tapi wanita di depannya adalah mamanya Can dan Tin tahu betapa penting dia bagi Can. Semua kata-kata pembelaan yang sudah tersusun di kepalanya sejak lama, menguap begitu saja. Menyakiti mama Can sama artinya dengan menyakiti Can. Dan Tin tak akan pernah melakukannya, apapun alasannya.

Kau Milikku - TinCan KlaNo Story (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang