3. Aksa Hilang!

1.2K 172 22
                                    

Is a bad place will make you be bad person?

• • •

Lampu senter menyala, merambat lurus, berkeliling ke segala arah. Di tengah-tengah lorong yang antah-berantah namun dapat dipastikan masih menjadi bagian dari asrama barunya, Genta terus melangkahkan kakinya. Berjalan meski ia tidak tahu mau ke mana dan bagaimana bisa dirinya tiba-tiba berada di lorong tak berujung ini. Sampai tak lama sekelebatan yang terasa di balik punggung membuatnya langsung berbalik dan mengarahkan cahaya senternya.

"Siapa di sana?" pekik Genta, meski sebenarnya susah payah ia menahan rasa takut.

Sekelebatan itu menuju sebuah pintu tua yang tertutup rapat. Genta mencoba untuk membuka, namun agaknya karat pada gagang pintu menyebabkan pintu itu tidak bisa digerakkan barang satu senti pun, dan malah membunyikan decit yang benar-benar tidak Genta sukai di saat-saat seperti ini. Di sebelahnya ada kaca. Genta memasang penglihatannya tegas-tegas, dengan mengarahkan cahaya senternya untuk menembus kaca, dan menerangi bagian dalam ruangan itu.

Kacanya yang gelap, ditambah ruangannya yang juga gelap dan penuh debu, membuat Genta tanpa sadar mengintip sampai wajahnya begitu dekat bahkan hampir menempel dengan kaca tersebut. Dalam hati Genta tidak habis pikir, bagaimana bisa asrama semegah dan secanggih Clugams, masih memiliki ruangan tua yang tidak terawat semacam ini.

Semakin Genta mengintip ke dalam dan matanya berusaha keras untuk menjangkau sesuatu yang berwarna putih di sana, justru semakin penasaran pula batinnya dibuat meronta.

Sesuatu warna putih itu bergerak!

Tunggu. Itu bukan benda mati. Bukan hanya kain. Sesuatu putih yang berbentuk bahan dengan corak merah di mana-mana itu adalah baju. Baju?

Sepertinya Genta mengenali baju putih yang dikenakan seseorang di dalam sana itu. Seorang perempuan berambut panjang, yang memiliki kisaran umur tampak sama dengannya. Bukankah....

Tidak salah lagi, baju putih itu sama persis dengan miliknya yang diberi pihak asrama saat pendaftaran satu bulan lalu! Baju putih itu adalah....

Seragam inti Clugams!!!

Detik saat Genta mengingatnya, detik itu juga seseorang yang berdiam diri di tengah kegelapan sana, menyorot tajam ke arahnya dengan sepasang bola mata merahnya yang menangis darah. Mulut Genta mengatup rapat. Jantungnya berdegup kencang disertai napas menderu hebat. Inginnya berteriak, namun suaranya tahu-tahu saja tercekat entah mengapa. Sampai kali berikutnya ketika ia membuka mata, bukan lagi ruangan itu yang terlihat olehnya. Melainkan langit-langit kamarnya.

Punggung Genta terangkat sempurna. Dilihatnya ia sedang berada di tengah ranjang, dengan bulir keringat yang hampir membasahi seluruh wajahnya. Sama seperti dalam mimpi itu, Genta tetap kesulitan untuk mengatur deru napasnya. Degup jantungnya masih berpacu kuat, meski ia tahu semua itu tidak lebih dari sekedar mimpi. Tidak nyata. Hanya saja bedanya, di dunia nyata ia tidak perlu merasa takut, setakut di dalam mimpi itu.

Sebelum lanjut tidur kembali, akhirnya Genta beranjak menuju kamar mandi untuk membasuh mukanya dengan sedikit air mengalir.

Ciitt

Sial. Decitan itu benar-benar mengingatkan Genta akan mimpinya.

"Ck! Percuma bayar mahal, kalau buat ganti keran air aja nggak bisa!" Air yang mati, ditambah keran besi yang karatan pada satu-satunya wastafel yang ada di dalam toilet kamar mereka, saat itu sungguh membuat Genta harus menahan kekesalannya tengah malam.

Tanpa menghasilkan apa-apa, tanpa pula mendapat air setetes pun, akhirnya Genta putuskan untuk tidak jadi membasuh wajahnya. Akan tetapi saat keluar lagi dari toilet, ia baru menyadari kalau kenyatanya ada satu lagi ranjang yang kosong selain ranjangnya. Telunjuk Genta menunjuk satu persatu sambil mengabsen supaya mengetahui siapa yang hilang.

Clugams #1: and The Cursed ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang