8. Promise?

1.7K 138 8
                                    

Hai! Aku sengaja update dini hari nih hehe. Nggak cape ngingetin buat voment nya yah!











"Oppa mau kan jadi kekasihku?"

Suara lemah lembut Aera menerpa daun telinga Yoongi. Gadis itu berbalik memeluknya, mengusak kepala di dada bidangnya. Yoongi tersenyum tangannya terulur membelai rambut Aera. "Kau kenapa malah bertanya? Bukankah sejak dulu kau sudah menjadi kekasihku? Kaunya saja yang berselingkuh."

Aera mendongak menatap Yoongi. "Oppa yang pernah bilang! Jangan cepat memulainya! Oppa mengatakan itu waktu aku mengantarmu ke bandara." pipi Aera menggembung, kesal.

Yoongi gemas dan mencubit hidung Aera. "Aku bilang begitu bukan berarti aku menolakmu bodoh! Otakmu yang lamban mencerna apa maksudku."

"Ish! Dasar pria yang tidak memiliki perasaan! Sudah sana aku mau tidur." Aera mendorong dada Yoongi—merajuk lalu memunggungi Yoongi.

Pria Min itu terkekeh dan menarik Aera kembali dalam dekapannya. "Seandainya aku bisa menghentikan waktu. Aku ingin saat-saat seperti ini waktu berhenti, hanya ada kau dan aku, berdua berpelukan hangat. Melupakan fakta yang menyakitiku—bahwa kau sudah bertunangan dengan pria lain." lirih Yoongi mempererat pelukannya dari belakang dan menaruh dagunya di leher Aera.

Aera menggenggam tangan Yoongi yang melingkar di perutnya. "Meski kenyataannya begitu. Aku tetaplah Kim Aera yang dulu—yang masih mencintaimu."

"Benarkah? Kalau kau mencintaiku kenapa kau memajang fotomu dan Taehyung di ruang tamu? Kau sengaja pamer?" tanya Yoongi kesal dan menggigit telinga Aera.

"Ah—bu-bukan aku yang menaruhnya disitu. Tapi Taehyung." Aera mendesah tertahan karena gigitan Yoongi berubah jadi jilatan di telinga dan meranjak menjilati pipinya. "Aku tidak mau melihat foto itu lagi, Aera." suara serak Yoongi membuat Aera lemas—hanya bisa mengangguk takut.

"Kau tahu kan betapa mengerikannya aku jika dikuasai amarah?" kini Yoongi geram, tangannya di balik selimut naik ke puncak dada Aera. Meremas gundukan daging itu kuat hingga Aera menjerit tiba-tiba.

"Aahhh—iya aku tidak mau Oppa marah."

Yoongi menyeringai, ia senang Aera berubah menjadi gadis yang penurut malam ini. "Bagus! Tinggalkan Taehyung dan kembalilah padaku."

Air mata Aera menuruni pipinya, ia melepas pelukan Yoongi secara paksa dan duduk menatap Yoongi sendu. "Apa pernah oppa memikirkan sakitnya aku saat oppa tinggalkan? Apa oppa tahu, aku menderita sendirian dijadikan boneka ibu selama ini, huh?! Aku menunggu oppa kembali berharap oppa menolongku tapi kau sama sekali tidak peduli!"

Yoongi tersentak mendengar Aera membentaknya dengan sendu. Suara lemah gadis itu sarat akan kekecewaan. Pun Yoongi memijat pelipisnya bingung tak tau harus menjawab apa. "Maaf.. Maafkan aku, Ae."

"Apa kata maafmu bisa mengembalikan semuanya? Aku sangat mencintaimu, Yoon! Aku tersiksa karena tidak bisa memilih jalan takdirku sendiri! Aku sakit berusaha jatuh cinta pada orang lain saat hatiku hanya untukmu!" Aera berteriak nyaring, air matanya semakin deras.

Dan Yoongi menyesal menyakiti Aera sedalam ini. Pria Min itu terdiam, kedua tangannya segera menarik tubuh Aera—memeluknya erat-erat.

"Kau fikir kau sendiri yang tersiksa? Aku juga tersiksa, Ae! Aku benci! Aku cemburu melihatmu dengan pria lain!" Yoongi menciumi pipi Aera, hidungnya menghirup aroma tubuh Aera dan kembali berujar dengan lembut.

"Maafkan aku, aku mencintaimu." tangis Aera pecah sesaat mendengar Yoongi mengucapkan kata cinta begitu sedih ditelinganya.

Yoongi dan Aera saling mencintai tetapi kenapa takdir sangat kejam memisahkan keduanya?

When Night FallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang