Part 6

23.5K 3.9K 267
                                    

MENGHABISKAN waktu bersama Johnny adalah pilihan terbaik yang bisa Ten ambil saat mendapatkan cuti. Mereka berada di dalam kamar seharian; mendesahkan nama satu sama lain sebelum memutuskan untuk keluar pada jam empat sore karena perut yang berbunyi.

Ten mengusak surai hitamnya dan menatap pantulan dirinya di dalam cermin kamar mandi. Ia mengusap luka tembakan pada bahu serta perut sebelum menutup bathrobe yang di pakai. Tidak hanya luka tembakan, Ten mendapatkan luka lainnya di beberapa bagian tubuh ketika menjalankan misi. Begitu juga dengan Taeyong.

"Aku belum mendengar kabar lelaki barbar itu sejak kemarin siang." guman Ten pelan, ia berjalan keluar dari kamar mandi dan mengambil ponsel.

Tidak masalah bila Taeyong ingin menghabiskan waktu di luar. Namun itu sangat berbahaya karena banyak penjahat yang mengincar mereka berdua. Kening Ten berkerut saat menyadari bahwa tidak ada satu pun pesan atau panggilan dari Taeyong. Padahal biasanya lelaki bermarga Lee itu akan menghubungi Ten di setiap harinya.

Jari Ten berhenti bergerak di atas keyboard ponsel ketika mendengar suara aneh dari luar kamar. Ia menaruh ponsel di dalam laci sebelum mengambil shotgun yang Johnny taruh di samping tempat tidur. Oh jangan heran, Johnny memang selalu menyimpan senjata di sekitarnya karena keamanan di Organisasi itu tidak seketat keamanan di Organisasi Chanyeol.

Punggung Ten menempel pada dinding di sebelah pintu. Ia memejamkan mata untuk mempertajam indra pendengaran; telinga nya menangkap suara langkah kaki serta tembakan yang terdengar begitu samar. Mungkin pelaku menempatkan silencer di ujung senjata hingga suara tembakan tersebut tidak terdengar jelas.

"Fuck!" Ten mengumpat dan membuka pintu secara perlahan. Padahal ia ingin menikmati sisa waktu liburan untuk bermalas-malasan di atas kasur! Tapi kenapa penganggu selalu datang dan menyita waktu berharga nya?!

Ten berlari ke arah kasur dan mengambil dua handgun dari dalam tas miliknya. Suara shotgun sangat nyaring, jadi Ten akan memilih handgun sebagai opsi pertama.

Tanpa ragu Ten melangkah keluar dari kamar secara perlahan. Ia mengalungkan tali shotgun pada bahu dan menempatkan senjata tersebut di punggung. Itu bisa membantu bila nanti handgun miliknya kehabisan peluru. Ten memasangkan silencer pada ujung handgun sebelum memunculkan kepala dari balik dinding; memperhatikan kondisi sekitar.

"Damn! Aku membutuhkan Taeyong."

Ada sekitar lima orang yang berkeliaran di sekitarnya. Sebagian anggota organisasi sedang menjalankan misi di luar sementara sisanya pasti berada di ruang bawah tanah; menguji senjata serta melakukan latihan rutin. Ruang bawah tanah adalah satu-satunya yang memiliki kemanan paling ketat karena semua senjata serta peralatan penting terletak di sana. Sedangkan Ten berada di lantai dua; dimana kamar Johnny berada.

Ah ya, dimana Johnny sekarang?!

Ten mengulurkan tangan untuk menembaki tiga lelaki yang sedang berusaha masuk ke dalam kantor milik Johnny yang terletak di ujung. Tembakan Ten menewaskan dua lelaki karena ia memberikan headshot, sementara satu yang lain hanya mendapatkan luka pada bahu.

"THE FUCK!" teriak salah satu lelaki ketika melihat temannya mati dengan luka tembak pada kepala; ia menatap sekeliling untuk melihat siapa yang menembak, "cari di seluruh tempat! Masih ada orang di lantai ini!" serunya.

Kedua tangan Ten terkepal. Hanya ada tiga orang lagi yang harus ia lumpuhkan dan salah satunya sudah ia beri luka tembak pada bahu. Suara tembakan terdengar dari lantai bawah, Ten yakin bila itu adalah Johnny.

"Dia pasti membutuhkan bantuan. Shit! Bisakah aku mendapatkan waktu untuk berbaring meskipun sebentar?!"

Tanpa menunggu lama Ten memunculkan diri dan menembaki ketiga lelaki yang berada di hadapannya secara brutal; tidak perduli bila peluru yang ia gunakan akan mengenai dinding. Ia harus membantu Johnny menyelesaikan kekacauan di Organisasi.

Don't Call Me Angel《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang